PSSI balas dendam, Bonek bergejolak
A
A
A
Sindonews.com - Hasil KLB PSSI 17 Maret lalu dinilai berat sebelah dan hanya mengakomodir kepentingan salah satu kubu yaitu ISL. Bonek menilai hasil KLB PSSI wujud balas dendam rezim lama PSSI yang berniat membinasakan Persebaya karenanya Bonek tak akan ambil diam.
Atas dasar tersebut, supporter Persebaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bonek mulai melakukan perlawanan terhadap PSSI. “Semua ini langkah awal untuk melakukan perlawanan atas hasil KLB yang ingin menghilangkan Persebaya yang asli,” kata Husin, moderator salah seorang fanpage Bonek di jejaring social.
Sementara itu, Andhi Mahligai, Bonek asal Magetan menilai meskipun beberapa waktu lalu Bonek sempat menentang beberapa kebijakan manajemen Persebaya, namun kali ini mereka mendukung langkah manajemen Persebaya yang melayangkan surat protes ke Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo dan menempuh jalur hukum.
“Langkah Pak Gede dengan protes ke menteri sudah tepat, karena Roy Suryo yang telah memfasilitasi KLB yang merupakan okupasi secara sepihak dari KPSI dengan dalih rekonsiliasi,” kata Andhi.
Andhi Peci juga mempertanyakan konsistensi sikap Roy Suryo. “Dulu Klub ISL dibela oleh Roy Suryo. Sebagai pihak yang mengaku netral harusnya Roy juga memikirkan nasib klub IPL yang sama sekali tidak diuntungkan dengan hasil KLB kemarin,” tegasnya.
Dukungan terhadap langkah manajemen untuk memperjuangkan eksistensi Persebaya yang diperkuat Andik Vermansyah dan kawan-kawan ini datang juga dari Bonek di Jember. “Demi menyelamatkan Persebaya, keputusan manajemen harus didukung,” kata Muche Muhammad, salah satu tokoh Bonek di Jember.
Keputusan PSSI yang meniadakan keberadaan Persebaya yang berlaga di LPI ini memang menyatukan manajemen dan Bonek. Selama ini, Bonek bersikap kritis terhadap manajemen, terutama soal keputusan memindahkan beberapa laga kandang ke luar Surabaya. Namun dalam urusan penyelamatan Persebaya, Bonek berada di belakang Manajer Gede Widiade dan Komisaris Utama Saleh Ismail Mukadar.
“Kami tidak melihat siapa orangnya, entah itu Gede atau siapapun, asal tindakannya untuk membela Persebaya akan kami dukung. Dalam situasi seperti ini, semoga banyak tokoh sepak bola Surabaya dan orang-orang yang cinta Persebaya bersatu membebaskan klub ini dari penzaliman sistemik,” kata Peci.
“Sudah banyak kecaman di dunia sosial media tentang upaya menghilangkan sejarah Persebaya oleh Menpora dan KLB PSSI,” tambah Peci.
Seperti diketahui, Klub Persebaya sendiri memang menjadi salah satu klub yang menentang rezim PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid. Bersama PSM,Persema dan Persibo, Persebaya memilih berlaga di Liga Primer Indonesia yang saat itu tak diakui Nurdin Halid, sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim berkuasa kala itu.
Hingga akhirnya, Nurdin pun memutuskan membuat surat keputusan pembentukan tim dan pengurus Persebaya tandingan, menggantikan Persebaya yang menyeberang kompetisi.
Atas dasar tersebut, supporter Persebaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bonek mulai melakukan perlawanan terhadap PSSI. “Semua ini langkah awal untuk melakukan perlawanan atas hasil KLB yang ingin menghilangkan Persebaya yang asli,” kata Husin, moderator salah seorang fanpage Bonek di jejaring social.
Sementara itu, Andhi Mahligai, Bonek asal Magetan menilai meskipun beberapa waktu lalu Bonek sempat menentang beberapa kebijakan manajemen Persebaya, namun kali ini mereka mendukung langkah manajemen Persebaya yang melayangkan surat protes ke Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo dan menempuh jalur hukum.
“Langkah Pak Gede dengan protes ke menteri sudah tepat, karena Roy Suryo yang telah memfasilitasi KLB yang merupakan okupasi secara sepihak dari KPSI dengan dalih rekonsiliasi,” kata Andhi.
Andhi Peci juga mempertanyakan konsistensi sikap Roy Suryo. “Dulu Klub ISL dibela oleh Roy Suryo. Sebagai pihak yang mengaku netral harusnya Roy juga memikirkan nasib klub IPL yang sama sekali tidak diuntungkan dengan hasil KLB kemarin,” tegasnya.
Dukungan terhadap langkah manajemen untuk memperjuangkan eksistensi Persebaya yang diperkuat Andik Vermansyah dan kawan-kawan ini datang juga dari Bonek di Jember. “Demi menyelamatkan Persebaya, keputusan manajemen harus didukung,” kata Muche Muhammad, salah satu tokoh Bonek di Jember.
Keputusan PSSI yang meniadakan keberadaan Persebaya yang berlaga di LPI ini memang menyatukan manajemen dan Bonek. Selama ini, Bonek bersikap kritis terhadap manajemen, terutama soal keputusan memindahkan beberapa laga kandang ke luar Surabaya. Namun dalam urusan penyelamatan Persebaya, Bonek berada di belakang Manajer Gede Widiade dan Komisaris Utama Saleh Ismail Mukadar.
“Kami tidak melihat siapa orangnya, entah itu Gede atau siapapun, asal tindakannya untuk membela Persebaya akan kami dukung. Dalam situasi seperti ini, semoga banyak tokoh sepak bola Surabaya dan orang-orang yang cinta Persebaya bersatu membebaskan klub ini dari penzaliman sistemik,” kata Peci.
“Sudah banyak kecaman di dunia sosial media tentang upaya menghilangkan sejarah Persebaya oleh Menpora dan KLB PSSI,” tambah Peci.
Seperti diketahui, Klub Persebaya sendiri memang menjadi salah satu klub yang menentang rezim PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid. Bersama PSM,Persema dan Persibo, Persebaya memilih berlaga di Liga Primer Indonesia yang saat itu tak diakui Nurdin Halid, sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim berkuasa kala itu.
Hingga akhirnya, Nurdin pun memutuskan membuat surat keputusan pembentukan tim dan pengurus Persebaya tandingan, menggantikan Persebaya yang menyeberang kompetisi.
(wbs)