Tumbuhkan budaya santun supporter
A
A
A
Sindonews.com – Selain mempertemukan atlet-atlet bulutangkis lintas perguruan tinggi se Jawa Barat dan DKI Jakarta, Liga Mahasiswa (Lima) Bulutangkis menaruh perhatian khusus pada aspek supporter.
Karena itu, penyelenggara kompetisi juga mendorong mahasiswa dari kampus-kampus peserta untuk hadir mendukung perwakilan mereka. Lima Bulutangkis edisi perdana ini digelar tiap Sabtu dan Minggu sejak 13 April hingga 2 Juni 2013, di Sport Hall Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung.
Melalui beberapa tahap penilaian, pada akhir event akan dipilih supporter terbaik di Lima Bulutangkis tahun ini. Ketua Penyelenggara Lima Bulutangkis, Ryan Gozali mengatakan, sebagai motivasi bagi para pendukung, pihaknya telah menyediakan hadiah berupa uang tunai hingga puluhan juta rupiah.
Lima Bulutangkis edisi pertama ini diikuti delapan belas tim, terdiri dari sebelas putra dan tujuh tim putri. Mereka berasal dari sebelas perguruan tinggi di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ryan berharap, fans dari delapan belas tim tersebut bisa membuktikan dukungannya di kompetisi yang rencananya akan digelar tiap tahun ini.
“Yang harus dilakukan sangat simpel, cukup datang dan saksikan, kemudian mendukung perwakilan kampus masing-masing. Bahkan kami pun siap membantu apa yang dibutuhkan para supporter ini. Dan di akhir kompetisi, pendukung terbaik mendapatkan hadiah pula. Kami sengaja menyediakan hadiah dengan nominal yang relatif besar untuk ukuran kompetisi supporter, ini sebagai stimulus,” tuturnya.
Ryan juga mengatakan, penilaian terhadap komunitas pendukung dilakukan sebagai upaya menumbuhkan kultur supporter fanatik di dalam olahraga bulutangkis. Namun, penyelenggara juga mempertimbangkan aspek sportivitas antarmereka. Hal itu dilakukan agar komunitas supporter lepas dari kesan perselisihan, rasis, bahkan anarkistis.
Terlepas dari olahraga apapun yang digandrungi komunitas pendukung, ujarnya, persahabatan antarsupporter harus tetap menjadi hal utama. Dia berharap, para fans yang hadir di arena Lima Bulutangkis bisa menonjolkan aspek kreativitas dalam mendukung atlet mereka.
“Kami ingin menumbuhkan kultur supporter yang baik, tapi tetap total dan loyal. Karena itu dalam fans kompetisi ini, penilaian yang ditetapkan adalah kreativitas, kompak, dan rutin dalam mendukung timnya,” kata Ryan.
Sementara Chief Technology Officer Kaskus, Andrew Darwis mengatakan, pihaknya siap membantu penyelenggara Lima Bulutangkis untuk menggalang komunitas supporter. Melalui jaringan luas dan pengguna Kaskus yang kebanyakan berasal dari kalangan muda, dia yakin publikasi Lima Bulutangkis bisa efektif.
“Kami punya Kaskus Badminton Community (KBC) yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Melalui komunitas itu pula kami akan ikut mendukung untuk meramaikan Lima Bulutangkis,” ujar Andrew.
Karena itu, penyelenggara kompetisi juga mendorong mahasiswa dari kampus-kampus peserta untuk hadir mendukung perwakilan mereka. Lima Bulutangkis edisi perdana ini digelar tiap Sabtu dan Minggu sejak 13 April hingga 2 Juni 2013, di Sport Hall Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung.
Melalui beberapa tahap penilaian, pada akhir event akan dipilih supporter terbaik di Lima Bulutangkis tahun ini. Ketua Penyelenggara Lima Bulutangkis, Ryan Gozali mengatakan, sebagai motivasi bagi para pendukung, pihaknya telah menyediakan hadiah berupa uang tunai hingga puluhan juta rupiah.
Lima Bulutangkis edisi pertama ini diikuti delapan belas tim, terdiri dari sebelas putra dan tujuh tim putri. Mereka berasal dari sebelas perguruan tinggi di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ryan berharap, fans dari delapan belas tim tersebut bisa membuktikan dukungannya di kompetisi yang rencananya akan digelar tiap tahun ini.
“Yang harus dilakukan sangat simpel, cukup datang dan saksikan, kemudian mendukung perwakilan kampus masing-masing. Bahkan kami pun siap membantu apa yang dibutuhkan para supporter ini. Dan di akhir kompetisi, pendukung terbaik mendapatkan hadiah pula. Kami sengaja menyediakan hadiah dengan nominal yang relatif besar untuk ukuran kompetisi supporter, ini sebagai stimulus,” tuturnya.
Ryan juga mengatakan, penilaian terhadap komunitas pendukung dilakukan sebagai upaya menumbuhkan kultur supporter fanatik di dalam olahraga bulutangkis. Namun, penyelenggara juga mempertimbangkan aspek sportivitas antarmereka. Hal itu dilakukan agar komunitas supporter lepas dari kesan perselisihan, rasis, bahkan anarkistis.
Terlepas dari olahraga apapun yang digandrungi komunitas pendukung, ujarnya, persahabatan antarsupporter harus tetap menjadi hal utama. Dia berharap, para fans yang hadir di arena Lima Bulutangkis bisa menonjolkan aspek kreativitas dalam mendukung atlet mereka.
“Kami ingin menumbuhkan kultur supporter yang baik, tapi tetap total dan loyal. Karena itu dalam fans kompetisi ini, penilaian yang ditetapkan adalah kreativitas, kompak, dan rutin dalam mendukung timnya,” kata Ryan.
Sementara Chief Technology Officer Kaskus, Andrew Darwis mengatakan, pihaknya siap membantu penyelenggara Lima Bulutangkis untuk menggalang komunitas supporter. Melalui jaringan luas dan pengguna Kaskus yang kebanyakan berasal dari kalangan muda, dia yakin publikasi Lima Bulutangkis bisa efektif.
“Kami punya Kaskus Badminton Community (KBC) yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Melalui komunitas itu pula kami akan ikut mendukung untuk meramaikan Lima Bulutangkis,” ujar Andrew.
(wbs)