Sinyal masa depan suram?
A
A
A
Sindonews.com - Gelora Persema Malang untuk tetap melanjutkan sisa kompetisi Indonesian Premier League (IPL) menghadapi kendala besar. Kendala paling mencolok adalah persoalan teknis, yakni kualitas tim yang kini ditangani Rudi Hariantoko yang menggantikan Slave Radovski.
Kekalahan telah 0-4 kala menjamu Persijap Jepara di Stadion Gajayana, sekilas memberi sinyal suramnya masa depan klub. Masa depan klub ini pun langsung terlihat suram karena telah menelan tiga kekalahan dari empat pertandingan IPL. Sejauh ini pelatih masih bisa beralasan persiapan yang minim.
Rudi mengatakan timnya tidak dalam kondisi terbaik setelah lama tidak latihan, terhitung sejak pertengahan Maret. Hanya mempersiapkan diri sekitar sepekan sebelum pertandingan, dianggap belum cukup untuk mengembalikan kondisi fisik pemain menjadi 100%.
“Persoalan utamanya adalah stamina pemain. Kondisi kami tidak benar-benar bagus untuk melakoni pertandingan, sehingga tak bisa konsentrasi menghadapi Persijap. Selain juga ada beberapa pemain yang masih cedera. Semoga kami bisa lebih baik ke depannya,” demikian alasan Rudi.
Persema yang pasrah dengan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang melarang ikut di kompetisi unifikasi, idealnya harus tampil bagus di IPL. Sesuai syarat bahwa empat klub teratas IPL yang dibolehkan masuk kompetisi unifikasi, Persema sebisa mungkin harus mengejar posisi itu.
Sebab, walau menyatakan pasrah bermain di kompetisi amatir, manajemen klub berjuluk Bledeg Biru hingga kini masih melobi PSSI agar bisa masuk kompetisi unifikasi musim depan. Jika performa terus memburuk dan terancam degradasi, maka percuma saja Persema melakukan pendekatan ke PSSI.
“Kami memiliki pemain muda dan terus memotivasi mereka agar bisa lebih baik. Sebagai pelatih saya sadar kualitas dan mental tim masih sangat terbatas. Membutuhkan ketelatenan untuk mendampingi pemain-pemain muda,” kata Rudi yang menjalani debutnya sebagai pelatih dengan hasil pahit.
Sementara, manajemen sendiri mengakui belum menyerah dalam upaya menyelamatkan klub di kompetisi musim depan. Asisten Manajer Persema Dito Arief mengatakan manajemen terus membujuk agar PSSI bisa memutihkan status Persema sebagai tim yang 'dibuang' PSSI pada 2010 silam.
“Kalau status Persema sudah jelas dan tidak ada sanksi, maka kami tentu memiliki peluang mengikuti kompetisi musim depan. Namun kami juga berharap dukungan dari tim, artinya Persema harus berjuang untuk mendapatkan peringkat setinggi musim di akhir kompetisi nanti,” terang Dito.
Persema sebelumnya telah menghadapi Persebaya Surabaya, Bontang FC dan PSIR Rembang. Dari ketiga pertandingan itu, hanya laga kontra Bontang FC yang dimenangkan. Sedangkan lawan PSIR dan Persebaya berujung kekalahan.
Kekalahan telah 0-4 kala menjamu Persijap Jepara di Stadion Gajayana, sekilas memberi sinyal suramnya masa depan klub. Masa depan klub ini pun langsung terlihat suram karena telah menelan tiga kekalahan dari empat pertandingan IPL. Sejauh ini pelatih masih bisa beralasan persiapan yang minim.
Rudi mengatakan timnya tidak dalam kondisi terbaik setelah lama tidak latihan, terhitung sejak pertengahan Maret. Hanya mempersiapkan diri sekitar sepekan sebelum pertandingan, dianggap belum cukup untuk mengembalikan kondisi fisik pemain menjadi 100%.
“Persoalan utamanya adalah stamina pemain. Kondisi kami tidak benar-benar bagus untuk melakoni pertandingan, sehingga tak bisa konsentrasi menghadapi Persijap. Selain juga ada beberapa pemain yang masih cedera. Semoga kami bisa lebih baik ke depannya,” demikian alasan Rudi.
Persema yang pasrah dengan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang melarang ikut di kompetisi unifikasi, idealnya harus tampil bagus di IPL. Sesuai syarat bahwa empat klub teratas IPL yang dibolehkan masuk kompetisi unifikasi, Persema sebisa mungkin harus mengejar posisi itu.
Sebab, walau menyatakan pasrah bermain di kompetisi amatir, manajemen klub berjuluk Bledeg Biru hingga kini masih melobi PSSI agar bisa masuk kompetisi unifikasi musim depan. Jika performa terus memburuk dan terancam degradasi, maka percuma saja Persema melakukan pendekatan ke PSSI.
“Kami memiliki pemain muda dan terus memotivasi mereka agar bisa lebih baik. Sebagai pelatih saya sadar kualitas dan mental tim masih sangat terbatas. Membutuhkan ketelatenan untuk mendampingi pemain-pemain muda,” kata Rudi yang menjalani debutnya sebagai pelatih dengan hasil pahit.
Sementara, manajemen sendiri mengakui belum menyerah dalam upaya menyelamatkan klub di kompetisi musim depan. Asisten Manajer Persema Dito Arief mengatakan manajemen terus membujuk agar PSSI bisa memutihkan status Persema sebagai tim yang 'dibuang' PSSI pada 2010 silam.
“Kalau status Persema sudah jelas dan tidak ada sanksi, maka kami tentu memiliki peluang mengikuti kompetisi musim depan. Namun kami juga berharap dukungan dari tim, artinya Persema harus berjuang untuk mendapatkan peringkat setinggi musim di akhir kompetisi nanti,” terang Dito.
Persema sebelumnya telah menghadapi Persebaya Surabaya, Bontang FC dan PSIR Rembang. Dari ketiga pertandingan itu, hanya laga kontra Bontang FC yang dimenangkan. Sedangkan lawan PSIR dan Persebaya berujung kekalahan.
(wbs)