Lagi, Ultras ketiban sanksi
A
A
A
Sindonews.com —Untuk kedua kalinya, Persegres Gresik United harus menanggung sanksi akibat ulah supporter Ultras. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI 'menganugerahi' sanksi denda Rp40 juta setelah supporter Ultras dianggap menganggu pertandingan saat menjamu Persela Lamongan dan Arema Cronous.
Ultras terkena sanksi karena menggunakan kembang api di Stadion Petrokimia Putra hingga sempat menghentikan pertandingan. Sebelumnya Persegres juga mendapat denda Rp20 juta saat supporter melempari pemain Mitra Kukar kala Persegres takul 1-3 di Gresik, Februari silam.
Dengan demikian Ultras menjadi supporter paling bermasalah dalam hal ketertiban di antara empat komunitas supporter lain. Komdis sejauh ini belum pernah memberikan sanksi kepada Aremania (supporter Arema Cronous), Kaconk-mania (supporter Persepam Madura United) maupun LA Mania (supporter Persela Lamongan).
Sebenarnya masih ada kasus kembang api yang membuat pertandingan terhenti, yakni kala Arema Cronous menjamu Persela Lamongan. Di menit akhir pertandingan, Stadion Kanjuruhan dipenuhi asap dan membuat wasit menghentikan pertandingan beberapa menit. Namun Komdis belum memberikan perhatian pada insiden ini.
“Persegres dikenai sanksi denda Rp40 juta karena supporter membawa kembang api dan menganggu pertandingan. Semoga sanksi ini bisa memperbaiki kondisi ke depannya,” kata Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan. Pemberian sanksi kali ini hanya Persegres yang dikenai dalam urusan supporter.
Sedangkan dua sanksi lainnya adalah untuk pemain, yakni Mekan Nasirov dan Lancine Kone yang beritikad buruk terhadap wasit. Pihak Persegres juga telah mengetahui soal sanksi tersebut dan berharap bisa disikapi bijaksana oleh supporter di Stadion Petrokimia, Gresik.
“Kami dua kali mendapatkan sanksi denda dan itu membuktikan kami belum belajar dari pengalaman. Ini harus menjadi bahan evaluasi bagi kami semua. Khususnya untuk supporter, kami berharap bisa lebih tertib karena jelas sanksi itu memberikan beban keuangan untuk klub,” terang Manajer Persegres Gresik Thoriq Majiddanor.
Ultras sendiri sebenarnya tengah kalut menghadapi situasi timnya yang limbung di putaran pertama ISL musim ini. Prestasi tim berjuluk Laskar Joko Samudro terus merosot dan tidak pernah menang dalam 10 pertandingan terakhir. Sanksi yang ditimbulkan Ultras seakan menambah penderitaan bagi Persegres.
“Kami paham supporter tentunya kecewa dengan perjalanan Persegres sejauh ini. Namun apa pun kondisi tim, tetap membutuhkan dukungan positif dari supporter.,” tandas Thoriq. Ironisnya, jumlah penonton di Stadion Petrokimia terus menurun dan di laga terakhir lawan Persepam Madura United hanya disaksikan 2.500 kepala.
Itu sangat kontras dengan awal musim yang mampu mendatangkan penonton sekira 17.000 hingga 20.000. Melorotnya prestasi Aldo Baretto dkk menjadi penyebab utama turunnya animo supporter dan pbulik bola Gresik menyaksikan tim asuhan Widodo C Putro secara langsung.
Ultras terkena sanksi karena menggunakan kembang api di Stadion Petrokimia Putra hingga sempat menghentikan pertandingan. Sebelumnya Persegres juga mendapat denda Rp20 juta saat supporter melempari pemain Mitra Kukar kala Persegres takul 1-3 di Gresik, Februari silam.
Dengan demikian Ultras menjadi supporter paling bermasalah dalam hal ketertiban di antara empat komunitas supporter lain. Komdis sejauh ini belum pernah memberikan sanksi kepada Aremania (supporter Arema Cronous), Kaconk-mania (supporter Persepam Madura United) maupun LA Mania (supporter Persela Lamongan).
Sebenarnya masih ada kasus kembang api yang membuat pertandingan terhenti, yakni kala Arema Cronous menjamu Persela Lamongan. Di menit akhir pertandingan, Stadion Kanjuruhan dipenuhi asap dan membuat wasit menghentikan pertandingan beberapa menit. Namun Komdis belum memberikan perhatian pada insiden ini.
“Persegres dikenai sanksi denda Rp40 juta karena supporter membawa kembang api dan menganggu pertandingan. Semoga sanksi ini bisa memperbaiki kondisi ke depannya,” kata Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan. Pemberian sanksi kali ini hanya Persegres yang dikenai dalam urusan supporter.
Sedangkan dua sanksi lainnya adalah untuk pemain, yakni Mekan Nasirov dan Lancine Kone yang beritikad buruk terhadap wasit. Pihak Persegres juga telah mengetahui soal sanksi tersebut dan berharap bisa disikapi bijaksana oleh supporter di Stadion Petrokimia, Gresik.
“Kami dua kali mendapatkan sanksi denda dan itu membuktikan kami belum belajar dari pengalaman. Ini harus menjadi bahan evaluasi bagi kami semua. Khususnya untuk supporter, kami berharap bisa lebih tertib karena jelas sanksi itu memberikan beban keuangan untuk klub,” terang Manajer Persegres Gresik Thoriq Majiddanor.
Ultras sendiri sebenarnya tengah kalut menghadapi situasi timnya yang limbung di putaran pertama ISL musim ini. Prestasi tim berjuluk Laskar Joko Samudro terus merosot dan tidak pernah menang dalam 10 pertandingan terakhir. Sanksi yang ditimbulkan Ultras seakan menambah penderitaan bagi Persegres.
“Kami paham supporter tentunya kecewa dengan perjalanan Persegres sejauh ini. Namun apa pun kondisi tim, tetap membutuhkan dukungan positif dari supporter.,” tandas Thoriq. Ironisnya, jumlah penonton di Stadion Petrokimia terus menurun dan di laga terakhir lawan Persepam Madura United hanya disaksikan 2.500 kepala.
Itu sangat kontras dengan awal musim yang mampu mendatangkan penonton sekira 17.000 hingga 20.000. Melorotnya prestasi Aldo Baretto dkk menjadi penyebab utama turunnya animo supporter dan pbulik bola Gresik menyaksikan tim asuhan Widodo C Putro secara langsung.
(wbs)