Seri pertama pelajaran besar bagi Subhan
A
A
A
Sindonews.com - Pereli Indonesia, Subhan Aksa mengesampingkan kegagalannya mengamankan poin maksimal di seri pertama di Rally Portugal pada 11-14 April 2013 kemarin, yang baru dilakoninya di kancah Internasional. Hal itu menurutnya merupakan pelajaran dan pengalaman yang penting untuk bisa memahami apa kendala yang harus diperbaiki di seri selanjutnya.
"Namanya manusia terlebih atlet yang sudah terbiasa berkompetisi, seperti pantang lihat peluang. Inginnya jadi tampil lebih baik lagi, lebih baik lagi," tutur Ubang sapaan akrabnya seperti rilis yang diterima Sindonews.com, Senin (22/4/2013).
Lintasan gravel Portugal memang baru buat Ubang. Namun hal itu sengaja dipilih agar ia lebih banyak mengenal tipe lintasan di kejuaraan dunia dan sekaligus beradaptasi dengan Ford Fiesta RRC kemudi kiri yang baru digunakannya musim ini.
Pada dua SS (Special Stage) awal, lanjutnya, pengenalan dan feeling-nya pada mobil memang belum dapat. Refleknya kadang salah karena kebiasaan yang begitu lama dengan kemudi kanan. Tangan kanannya pun masih kagok meng-handle dua tuas panjang, persneling (sequential gearbox) dan rem tangan, yang berada di sisi kanan pengemudi.
“Gripnya baru dapat sejak SS3. Di situ saya baru bisa merasakan performa dan kelebihan mobil dalam bermanuver. Mulai saat itu pula menikmatinya dalam arti bisa memacunya sesuai kemampuan teknis mobil itu sendiri. Puncaknya adalah finish ke-7 di SS5 dan masuk 7 Besar overall setelah SS ke-5 di hari pertama. Itu hasil yang cukup mengejutkan, 7 Besar di antara belasan pereli tangguh dari mancanegera. Tapi, sekaligus menggoda untuk berupaya lebih maksimal. Apalagi peluang menyusup ke 5 Besar pun sangat terbuka."
"Ini bukan masalah ambisi, tapi lebih tepat disebut naluri karena atlet mana pun pasti ingin mencapai hasil lebih baik kala terbuka kesempatan,” papar pembalap yang bergabung dengan Bosowa Fastron Rally Team (BFRT) yang dinavigatori Nicola Arena (Italia).
"Namanya manusia terlebih atlet yang sudah terbiasa berkompetisi, seperti pantang lihat peluang. Inginnya jadi tampil lebih baik lagi, lebih baik lagi," tutur Ubang sapaan akrabnya seperti rilis yang diterima Sindonews.com, Senin (22/4/2013).
Lintasan gravel Portugal memang baru buat Ubang. Namun hal itu sengaja dipilih agar ia lebih banyak mengenal tipe lintasan di kejuaraan dunia dan sekaligus beradaptasi dengan Ford Fiesta RRC kemudi kiri yang baru digunakannya musim ini.
Pada dua SS (Special Stage) awal, lanjutnya, pengenalan dan feeling-nya pada mobil memang belum dapat. Refleknya kadang salah karena kebiasaan yang begitu lama dengan kemudi kanan. Tangan kanannya pun masih kagok meng-handle dua tuas panjang, persneling (sequential gearbox) dan rem tangan, yang berada di sisi kanan pengemudi.
“Gripnya baru dapat sejak SS3. Di situ saya baru bisa merasakan performa dan kelebihan mobil dalam bermanuver. Mulai saat itu pula menikmatinya dalam arti bisa memacunya sesuai kemampuan teknis mobil itu sendiri. Puncaknya adalah finish ke-7 di SS5 dan masuk 7 Besar overall setelah SS ke-5 di hari pertama. Itu hasil yang cukup mengejutkan, 7 Besar di antara belasan pereli tangguh dari mancanegera. Tapi, sekaligus menggoda untuk berupaya lebih maksimal. Apalagi peluang menyusup ke 5 Besar pun sangat terbuka."
"Ini bukan masalah ambisi, tapi lebih tepat disebut naluri karena atlet mana pun pasti ingin mencapai hasil lebih baik kala terbuka kesempatan,” papar pembalap yang bergabung dengan Bosowa Fastron Rally Team (BFRT) yang dinavigatori Nicola Arena (Italia).
(nug)