Kekecewaan Subhan kepada navigatornya
A
A
A
Sindonews.com - Subhan Aksa mengaku kecewa dengan navigatornya asal Italia, Nicola Arena yang salah memberikan intruksi saat balapan seri pertama (hari kedua) di Portugal, beberapa pekan lalu. Akibatnya mobil yang dikendarainya tersebut mengalami insiden (kecelakaan) dan tidak bisa melanjutkan balapan.
Insiden tersebut berawal di SS6, sebuah tikungan jelang finish. Subhan yang mengendarai mobil Bosowa Fastron Rally Team (BFRT), tergelincir karena ambil jalur terlampau lebar. Alhasil mobil tersebut melesat ke luar lintasan, menghantam pohon dan tersangkut tanpa bisa maju dan mundur untuk kembali ke lintasan.
Akibat insiden tersebut Ubang sapaan akrabnya harus puas terkena penalty karena tak boleh mengikuti sisa SS dan harus menunggu SS sisa pada hari terakhir. Sehingga pada 4 SS pamungkas, ia harus memulai lomba dari urutan 13 overall. Dan, dalam 4 SS itu, ia mampu mereduksi ketertinggalan waktu dan akhirnya mengakhiri lomba di urutan 11 overall, tinggal selangkah dari zona poin.
"Gagal dapat poin yang sesungguhnya sudah sempat di depan mata. Tak apa, toh target awal juga hanya adaptasi di seri ini. Yang jelas, banyak pelajaran penting untuk menyongsong putaran berikutnya di Acropolis yang karakter lintasannya juga gravel," tegas Subhan lewat rilis yang diterima Sindonews.com, Senin (22/3/2013).
Jika dibanding apa yang dialami Subhan termasuk ‘ringan’ ketimbang dua peserta lain yang terjebak di ‘tikungan maut’ yang sama. Salah satunya pereli tim pabrikan Mini J. Cooper, Oleg Kikireschko (Ukraina) dan satu pereli lokal. Sehingga total ada tiga pereli yang terjebak di tikungan yang sama. Kalau mobil Subhan terhalang pohon, punya Kikireschko tetap meluncur ke lembah sedalam 15 meter dengan keadaan terguling-guling.
"Jujur. Saat itu rasanya dongkol banget. Karena terjadinya justru pada saat lagi enjoy di balik kemudi dan posisi pun bagus. Tapi, itu langsung sirna begitu Nicola meminta maaf dan terlihat sangat menyesali kejadian itu. Nicola mengakui memang salahnya karena keliru memberi instruksi. Buat saya pribadi, ini hal yang lumrah terjadi dalam reli. Kadang navigator yang salah, kadang driver-nya. Yang pasti, dari situ kami semakin banyak belajar. Teamwork kami berdua justru terbangun lebih baik setelah insiden tersebut." tutup pembalap Makasar tersebut.
Insiden tersebut berawal di SS6, sebuah tikungan jelang finish. Subhan yang mengendarai mobil Bosowa Fastron Rally Team (BFRT), tergelincir karena ambil jalur terlampau lebar. Alhasil mobil tersebut melesat ke luar lintasan, menghantam pohon dan tersangkut tanpa bisa maju dan mundur untuk kembali ke lintasan.
Akibat insiden tersebut Ubang sapaan akrabnya harus puas terkena penalty karena tak boleh mengikuti sisa SS dan harus menunggu SS sisa pada hari terakhir. Sehingga pada 4 SS pamungkas, ia harus memulai lomba dari urutan 13 overall. Dan, dalam 4 SS itu, ia mampu mereduksi ketertinggalan waktu dan akhirnya mengakhiri lomba di urutan 11 overall, tinggal selangkah dari zona poin.
"Gagal dapat poin yang sesungguhnya sudah sempat di depan mata. Tak apa, toh target awal juga hanya adaptasi di seri ini. Yang jelas, banyak pelajaran penting untuk menyongsong putaran berikutnya di Acropolis yang karakter lintasannya juga gravel," tegas Subhan lewat rilis yang diterima Sindonews.com, Senin (22/3/2013).
Jika dibanding apa yang dialami Subhan termasuk ‘ringan’ ketimbang dua peserta lain yang terjebak di ‘tikungan maut’ yang sama. Salah satunya pereli tim pabrikan Mini J. Cooper, Oleg Kikireschko (Ukraina) dan satu pereli lokal. Sehingga total ada tiga pereli yang terjebak di tikungan yang sama. Kalau mobil Subhan terhalang pohon, punya Kikireschko tetap meluncur ke lembah sedalam 15 meter dengan keadaan terguling-guling.
"Jujur. Saat itu rasanya dongkol banget. Karena terjadinya justru pada saat lagi enjoy di balik kemudi dan posisi pun bagus. Tapi, itu langsung sirna begitu Nicola meminta maaf dan terlihat sangat menyesali kejadian itu. Nicola mengakui memang salahnya karena keliru memberi instruksi. Buat saya pribadi, ini hal yang lumrah terjadi dalam reli. Kadang navigator yang salah, kadang driver-nya. Yang pasti, dari situ kami semakin banyak belajar. Teamwork kami berdua justru terbangun lebih baik setelah insiden tersebut." tutup pembalap Makasar tersebut.
(nug)