Nasib Persibo miris, Boromania turun ke jalan
A
A
A
Sindonews.com - Jebloknya performa Persibo Bojonegoro direaksi Boromania, suporter Persibo. Ratusan Boromania turun ke jalan dengan mendatangi kantor DPRD Kabupaten Bojonegoro. Mereka menuntut adanya penataan klub sekaligus persepakbolaan Bojonegoro.
Setidaknya ada tiga tuntutan utama dalam aksi tersebut, yakni meminta Bupati Bojonegoro untuk serius memperhatikan dan memperbaiki nasib Persibo, menentang hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, serta meminta penataan persepakbolaan Bojonegoro yang mandeg.
Selain itu, masih ada tuntutan untuk memperbaiki performa tim baik di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) maupun AFC Cup. Sehari sebelum aksi ini, klub berjuluk Laskar Angling Dharma kembali menelan kekalahan telak 1-7 kala menjamu wakil Myanmar Yangon United di ajang AFC Cup.
Persoalan Persibo sangat kompleks musim ini yang semuanya dipicu kondisi finansial yang sangat buruk. Juara Piala Indonesia 2012 ini tidak memiliki tim memadai dan bahkan kesulitan membiayai kompetisi IPL dan AFC Cup. Inilah yang membuat Boromania sangat malu dan miris melihat nasib klubnya.
Sutrisno, koordinator aksi Boromania mengatakan, persoalan di Persibo sebenarnya bisa diselesaikan jika semua peduli dan duduk bareng mencari solusi. ''Idealnya semua elemen di Bojonegoro duduk bersama untuk mencari jalan terbaik bagi Persibo,” ujar Sutrisno.
Selama ini, menurutnya persoalan sepakbola Bojonegoro bukan hanya di klub Persibo, tapi juga kompetisi serta pembinaan klub lokal yang mandeg. ''Persoalannya sudah sangat luas, makanya perlu kepedulian bupati, DPRD, KONI, Pengcab PSSI, sekaligus suporter sendiri,” tambahnya.
Dia mengakui aksi ini dipicu perjalanan tim oranye yang mengenaskan akhir-akhir ini. Dibantai tiga kali di ajang AFC Cup, Persibo juga tidak mampu menggelar pertandingan home IPL kontra Arema IPL pekan lalu yang membuat tim arahan pelatih Gusnul Yakin kalah walk over (WO).
Selama ini pula, pendanaan Persibo terlihat serabutan dan tanpa sumber pasti. Dana yang diperoleh untuk bertanding antara lain sumbangan dari bupati, penggalangan dana supporter, serta bantuan dari PSSI. Selain itu, sumber dana adalah dari pinjaman ke pihak lain.
Penunjukan CEO lokal yang kini dijabat Lukman Wafi juga belum menjadi solusi jitu. Sebab kontrak pemain yang dijanjikan baru bisa dipenuhi sebagian atau sekitar tujuh pemain saja. CEO juga belum bisa menjanjikan kapan bakal ada kontrak lagi untuk pemain lainnya.
''Kami mengakui persoalan sebenarnya adalah pendanaan. Saya sendiri tidak lagi bisa menjanjikan apa-apa kalau nantinya hanya mengecewakan pemain. Sejauh ini kami berupaya keras memperbaiki keuangan Persibo walaupun memang sangat sulit,” jelas CEO Persibo Lukman Wafi.
Sementara itu, Persibo masih menyisakan satu pertandingan lagi di AFC Cup dan menjadi pertandingan berat. Happy Kurniawan dkk bakal melawat ke markas New Radiant FC dan diprediksi bakal terjadi pembantaian lagi jika melihat progres negatif Persibo sejauh ini.
Pada pertemuan pertama di Stadion Manahan, Solo, Persibo dihantam tujuh gol oleh klub asal Maladewa itu. Bukan tidak mungkin skor lebih besar kembali menerpa Laskar Angling Sharma seperti yang sudah dilakukan Sun Hei SC di Hongkong bebetapa waktu lalu.
Setidaknya ada tiga tuntutan utama dalam aksi tersebut, yakni meminta Bupati Bojonegoro untuk serius memperhatikan dan memperbaiki nasib Persibo, menentang hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, serta meminta penataan persepakbolaan Bojonegoro yang mandeg.
Selain itu, masih ada tuntutan untuk memperbaiki performa tim baik di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) maupun AFC Cup. Sehari sebelum aksi ini, klub berjuluk Laskar Angling Dharma kembali menelan kekalahan telak 1-7 kala menjamu wakil Myanmar Yangon United di ajang AFC Cup.
Persoalan Persibo sangat kompleks musim ini yang semuanya dipicu kondisi finansial yang sangat buruk. Juara Piala Indonesia 2012 ini tidak memiliki tim memadai dan bahkan kesulitan membiayai kompetisi IPL dan AFC Cup. Inilah yang membuat Boromania sangat malu dan miris melihat nasib klubnya.
Sutrisno, koordinator aksi Boromania mengatakan, persoalan di Persibo sebenarnya bisa diselesaikan jika semua peduli dan duduk bareng mencari solusi. ''Idealnya semua elemen di Bojonegoro duduk bersama untuk mencari jalan terbaik bagi Persibo,” ujar Sutrisno.
Selama ini, menurutnya persoalan sepakbola Bojonegoro bukan hanya di klub Persibo, tapi juga kompetisi serta pembinaan klub lokal yang mandeg. ''Persoalannya sudah sangat luas, makanya perlu kepedulian bupati, DPRD, KONI, Pengcab PSSI, sekaligus suporter sendiri,” tambahnya.
Dia mengakui aksi ini dipicu perjalanan tim oranye yang mengenaskan akhir-akhir ini. Dibantai tiga kali di ajang AFC Cup, Persibo juga tidak mampu menggelar pertandingan home IPL kontra Arema IPL pekan lalu yang membuat tim arahan pelatih Gusnul Yakin kalah walk over (WO).
Selama ini pula, pendanaan Persibo terlihat serabutan dan tanpa sumber pasti. Dana yang diperoleh untuk bertanding antara lain sumbangan dari bupati, penggalangan dana supporter, serta bantuan dari PSSI. Selain itu, sumber dana adalah dari pinjaman ke pihak lain.
Penunjukan CEO lokal yang kini dijabat Lukman Wafi juga belum menjadi solusi jitu. Sebab kontrak pemain yang dijanjikan baru bisa dipenuhi sebagian atau sekitar tujuh pemain saja. CEO juga belum bisa menjanjikan kapan bakal ada kontrak lagi untuk pemain lainnya.
''Kami mengakui persoalan sebenarnya adalah pendanaan. Saya sendiri tidak lagi bisa menjanjikan apa-apa kalau nantinya hanya mengecewakan pemain. Sejauh ini kami berupaya keras memperbaiki keuangan Persibo walaupun memang sangat sulit,” jelas CEO Persibo Lukman Wafi.
Sementara itu, Persibo masih menyisakan satu pertandingan lagi di AFC Cup dan menjadi pertandingan berat. Happy Kurniawan dkk bakal melawat ke markas New Radiant FC dan diprediksi bakal terjadi pembantaian lagi jika melihat progres negatif Persibo sejauh ini.
Pada pertemuan pertama di Stadion Manahan, Solo, Persibo dihantam tujuh gol oleh klub asal Maladewa itu. Bukan tidak mungkin skor lebih besar kembali menerpa Laskar Angling Sharma seperti yang sudah dilakukan Sun Hei SC di Hongkong bebetapa waktu lalu.
(aww)