Aroma panas Derby Mataram
A
A
A
Sindonewscom - Duel panas bakal tersaji dalam lanjutan Divisi Utama PT Liga Indonesia Grup 5 di Stadion Manahan Solo, Sabtu sore (27/4). Tuan rumah Persis menjamu seteru abadinya, PSIM Yogyakarta. Duel bertajuk Derby Mataram yang sarat gengsi ini dipastikan berlangsung alot dan tensi tinggi.
Bagi Persis, kemenangan menjadi target yang diusung. Kemenangan tidak hanya mendongkrak di tabel klasemen, namun juga untuk membuktikan siapa yang terbaik di Bumi Mataram. Bagi Persis, kemenangan juga menjadi revans atas kekalahan telak yang dialaminya pada putaran pertama lalu di Stadion Mandala Krida. Saat itu, tim besutan Agung Setyabudi kalah 1-4 dari tim berjuluk Laskar Mataram.
Sayangnya, menjelang laga krusial ini, tuan rumah harus menerima kenyataan pahit. Dua penggawanya memilih mundur dari skuad Persis, yakni striker Zuhri dan bek Joko Rusmanto. Zuhri memilih konsentrasi pada pendidikan di kampusnya. Sedangkan Joko ingin lebih serius menjalani profesinya sebagai tenaga pengajar di SMA.
Namun, Pelatih Agung Setyabudi tidak merisaukan mundurnya Zuhri dan Joko. Apalagi, Persis Liga baru saja mendapatkan amunisi baru yang ditinggalkan dua pilarnya itu. "Kami mendapatkan striker Indra Gunawan dan bek Jecky Arisandi. Kedua pemain baru ini menjadi spirit menghadapi PSIM," katanya, kemarin.
Agung menegaskan, bakal menampilkan permainan ofensif dengan mengusung format 4-4-2. Lini depan kemungkinan besar dipercayakan kepada Yanuar Ruspuspito dengan Puji Widodo yang sudah dinyatakan fit dari cederanya. "Kami akan tampil menyerang karena ingin menang," tegasnya.
Di bagian lain, PSIM Yogyakarta dipastikan tidak membawa skuad terbaiknya. Lima pemainnya didera cedera, dua di antaranya pemain inti. Kelima pemain yang terpaksa harus tetap berada di Yogyakarta
adalah Johan Arga, Andri Wirawan, Antonius Kristanto, Wawan Sucahyo dan Liga Daimendra. Dua nama disebut di awal adalah pilar utama tim kebanggaan publik Yogyakarta.
Pelatih PSIM Yogyakarta Maman Durachman mengatakan, absennya gelandang serang Johan Arga masih bisa ditutupi oleh Danny Wahyu. Namun, untuk absennya Andri, Maman masih mengocok kartu, memilih pemain yang pas yang beroperasi di sektor pertahanan tersebut. Maman harus memilih
antara Joni Sukirta, Taufik Angga dan Oya Winaldo. "Kita masih memilih siapa yang tepat mengisi posisi yang ditinggalkan Andri," kata Maman.
Dengan materi pemain yang ada, Maman tetap optimistis bisa menunjukkan dominasinya atas Persis. Dia menyadari laga kontra Persis selalu menghadirkan permainan alot. Di sisi lain, itu justru membuat tim besutannya tampil penuh spirit. "Melawan Persis bukan sekedar laga biasa. Dan para pemain bakal tampil penuh semangat," ujarnya.
Sementara itu, demi keamanaan dari 'teror' suporter lawan, PSIM memastikan tidak menjajal Stadion Manahan. Selain menjaga agar mental pemain tidak goyah, stadion berkapasitas 25.000 penonton ini kerap memberi keberuntungan bagi PSIM. "Kami berangkat pada hari H pertandingan. Lagi pula jarak Yogya - Solo relatif dekat. Jadi tidak masalah tidak menjajal lapangan," kata dia.
Pada putaran pertama lalu, saat skuad Persisi menjajal Stadion Mandala Krida, mendapat sambutan kurang mengenakkan dari beberapa orang tidak dikenal di Yogyakarta. Saat keluar dari area home base PSIM, bus pemain Persis dilempari batu dan telur busuk. Untuk mengantisipasi balas dendam aksi serupa, PSIM memilih tidak menjajal Stadion Manahan. Kalangan suporter PSIM, baik Brajamusti atau The Maident juga tidak memberangkatkan anggotanya di laga tensi tinggi itu.
Bagi Persis, kemenangan menjadi target yang diusung. Kemenangan tidak hanya mendongkrak di tabel klasemen, namun juga untuk membuktikan siapa yang terbaik di Bumi Mataram. Bagi Persis, kemenangan juga menjadi revans atas kekalahan telak yang dialaminya pada putaran pertama lalu di Stadion Mandala Krida. Saat itu, tim besutan Agung Setyabudi kalah 1-4 dari tim berjuluk Laskar Mataram.
Sayangnya, menjelang laga krusial ini, tuan rumah harus menerima kenyataan pahit. Dua penggawanya memilih mundur dari skuad Persis, yakni striker Zuhri dan bek Joko Rusmanto. Zuhri memilih konsentrasi pada pendidikan di kampusnya. Sedangkan Joko ingin lebih serius menjalani profesinya sebagai tenaga pengajar di SMA.
Namun, Pelatih Agung Setyabudi tidak merisaukan mundurnya Zuhri dan Joko. Apalagi, Persis Liga baru saja mendapatkan amunisi baru yang ditinggalkan dua pilarnya itu. "Kami mendapatkan striker Indra Gunawan dan bek Jecky Arisandi. Kedua pemain baru ini menjadi spirit menghadapi PSIM," katanya, kemarin.
Agung menegaskan, bakal menampilkan permainan ofensif dengan mengusung format 4-4-2. Lini depan kemungkinan besar dipercayakan kepada Yanuar Ruspuspito dengan Puji Widodo yang sudah dinyatakan fit dari cederanya. "Kami akan tampil menyerang karena ingin menang," tegasnya.
Di bagian lain, PSIM Yogyakarta dipastikan tidak membawa skuad terbaiknya. Lima pemainnya didera cedera, dua di antaranya pemain inti. Kelima pemain yang terpaksa harus tetap berada di Yogyakarta
adalah Johan Arga, Andri Wirawan, Antonius Kristanto, Wawan Sucahyo dan Liga Daimendra. Dua nama disebut di awal adalah pilar utama tim kebanggaan publik Yogyakarta.
Pelatih PSIM Yogyakarta Maman Durachman mengatakan, absennya gelandang serang Johan Arga masih bisa ditutupi oleh Danny Wahyu. Namun, untuk absennya Andri, Maman masih mengocok kartu, memilih pemain yang pas yang beroperasi di sektor pertahanan tersebut. Maman harus memilih
antara Joni Sukirta, Taufik Angga dan Oya Winaldo. "Kita masih memilih siapa yang tepat mengisi posisi yang ditinggalkan Andri," kata Maman.
Dengan materi pemain yang ada, Maman tetap optimistis bisa menunjukkan dominasinya atas Persis. Dia menyadari laga kontra Persis selalu menghadirkan permainan alot. Di sisi lain, itu justru membuat tim besutannya tampil penuh spirit. "Melawan Persis bukan sekedar laga biasa. Dan para pemain bakal tampil penuh semangat," ujarnya.
Sementara itu, demi keamanaan dari 'teror' suporter lawan, PSIM memastikan tidak menjajal Stadion Manahan. Selain menjaga agar mental pemain tidak goyah, stadion berkapasitas 25.000 penonton ini kerap memberi keberuntungan bagi PSIM. "Kami berangkat pada hari H pertandingan. Lagi pula jarak Yogya - Solo relatif dekat. Jadi tidak masalah tidak menjajal lapangan," kata dia.
Pada putaran pertama lalu, saat skuad Persisi menjajal Stadion Mandala Krida, mendapat sambutan kurang mengenakkan dari beberapa orang tidak dikenal di Yogyakarta. Saat keluar dari area home base PSIM, bus pemain Persis dilempari batu dan telur busuk. Untuk mengantisipasi balas dendam aksi serupa, PSIM memilih tidak menjajal Stadion Manahan. Kalangan suporter PSIM, baik Brajamusti atau The Maident juga tidak memberangkatkan anggotanya di laga tensi tinggi itu.
(aww)