Turun tahta, Persema coba menghindar

Jum'at, 31 Mei 2013 - 17:58 WIB
Turun tahta, Persema coba menghindar
Turun tahta, Persema coba menghindar
A A A
Sindonews.com — Persema Malang masih penasaran dengan nasib klub musim depan setelah diputuskan tidak berhak tampil di kompetisi level satu. Akibat diberi sanksi PSSI karena menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI), Persema terancam turun drastis ke kompetisi amatir alias Divisi III.

Seakan tak kenal lelah, Persema terus berjuang agar status terhukum yang dijatuhkan di era Nurdin Halid itu diputihkan. Awal pekan lalu tim berjuluk Bledeg Biru mengirimkan surat permohonan peninjauan ulang sanksi tersebut ke PSSI. Harapannya, Persema tetap eksis di kompetisi professional.

Persema sebenarnya tidak berharap bisa langsung bermain di kompetisi level atas seandainya nanti diputihkan. Bagi tim yang sempat berhasrat meninggalkan Stadion Gajayana ini, bermain di Divisi Utama musim depan sudah cukup bagus, asalkan tidak di kompetisi amatir.

“Kami mohon sanksi Persema diputihkan, itu target paling utama. Jika musim depan kami bermain di Divisi Utama juga tidak masalah, asalkan tidak di Divisi III. Kami juga tidak meminta yang muluk-muluk dengan langsung bermain di kompetisi level tertinggi,” beber Asisten Manajer Persema Dito Arief.

Menurutnya, Persema merupakan salah klub yang loyal pada PSSI selama bertahun-tahun sebelum menyeberang ke LPI. Proses memilih LPI juga dilatari banyak faktor, misalnya keinginan sepakbola menjadi lebih baik dan persoalan dana setelah dilepas Pemkot Malang.

Persema malang sebelum 2010 adalah klub yang dikelola penuh oleh pemerintah daerah setempat. Pada musim 2009-2010 atau tahun terakhir sebelum dilarangnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)untuk klub professional, Persema masih menerima Rp18 miliar per musim.

Dana tersebut otomatis hilang setelah Menteri Dalam Negeri melarang klub professional menggerogoti uang negara. Karena memberoleh sumber dana cukup sulit, akhirnya Bledeg Biru pilih LPI yang menawarkan bantuan dana secara gratis dari konsorsium.

Bantuan dana dari konsorsium ternyata tak sesuai harapan dan hanya lancer di musim pertama. Pada musim kedua atau setelah berubah menjadi Indonesian Premier League (IPL), dana dari konsorsium seret hingga klub-klub di kompetisi milik PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) itu mengalami krisis hingga kini.

“Kami belum tahu bagaimana tanggapan PSSI terkait permohonan Persema. Juga belum tahu bagaimana prosesnya. Yang pasti kami sangat berharap ada langkah positif menyikapi masalah ini,” tambah Dito. Persema sebenarnya sempat berpikir berhenti dari IPL pada Maret lalu seusai Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI karena menganggap tidak ada artinya meneruskan kompetisi.

Namun karena pertimbangan sejarah dan menjadi salah satu klub tempat mendidik pemain sepakbola usia dini di Malang, akhirnya Persema jalan terus walau terseok-seok. Kini Persema dengan susah payah menghabiskan sisa kompetisi IPL yang bakal terhapus pada 2014 nanti.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3137 seconds (0.1#10.140)