Tanpa Huntelaar dan Van der Vaart, Belanda tetap menakutkan
A
A
A
Sindonews.com – Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia, Jacksen F Tiago, menilai mundurnya beberapa pemain inti timnas Belanda, tidak akan memperngaruhi tim besutan Louis van Gaal. Jelang laga yang akan dimainkan pada 7 Juni mendatang, beberapa pemain Belanda menyatakan tidak ikut serta.
Timnas Indonesia mendapat pengalaman berharga menjamu Oranje, julukan timnas Belanda, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Namun sayang, beberapa hari tibanya finalis Piala Dunia 2010 Afrika Selatan ke Tanah Air, Belanda harus kehilangan beberapa pemain inti.
Klaas-Jan Huntelaar menjadi pemain pertama yang menyatakan mundur dalam tur Asia Belanda kali ini. Bomber berusia 29 tahun yang saat ini memperkuat Schalke 04, Jerman, harus mundur karena sang istri sedang menunggu masa-masa kelahiran. Huntelaar pun meminta maaf tidak bisa jadi bagian timnas Belanda dalam kesempatan kali ini.
Kabar mundurnya mantan penyerang AC Milan ini, belakangan ini diikuti gelandang serang Hamburg SV, Rafael van der Vaart. Gelandang kelahiran Heemskerk, Belanda, 30 tahun silam tersebut, harus absen karena mengalami cedera tendon achilles. Van der Vaart pun meminta permohonan maaf kepada fansnya di Indonesia.
Melihat absennya Huntelaar dan Van der Vaart, menurut Jacksen tidak akan mengurangi kekuatan jawara Piala Eropa 1988 tersebut. Bagi pelatih yang juga masih terikat kontrak dengan Persipura Jayapura tersebut, sebenarnya kedua pemain tersebut bukan juga pemain utama pada Piala Dunia 2010.
“Pada Piala Dunia 2010 kemarin, kedua pemain tersebut juga menjadi pemain cadangan timnas Belanda. Tapi Belanda tetap menjadi runner up, diajang sepak bola dunia tersebut. Jadi kekuatan mereka tidak akan berkurang sama sekali,” ungkap Jacksen, saat dihubungi Sindonews, Jumat (31/6/2013).
Semua pihak termasuk Jacksen pun mengakui, jika level Indonesia dan Belanda bagaikan bumi dan langit. Akan tetapi, pelatih berusia 44 tahun ini tetap bersyukur, jika timnas Garuda memiliki kesempatan untuk menjajal salah satu kekuatan sepak bola Benua Biru tersebut.
“Belanda berasal dari Eropa, sedangkan kami dari benua Asia. Ada sebuah perbedaan yang sangat besar antara kedua benua tersebut,” tutup pelatih kelahiran Rio de Janeiro, Brasil, tersebut.
Timnas Indonesia mendapat pengalaman berharga menjamu Oranje, julukan timnas Belanda, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Namun sayang, beberapa hari tibanya finalis Piala Dunia 2010 Afrika Selatan ke Tanah Air, Belanda harus kehilangan beberapa pemain inti.
Klaas-Jan Huntelaar menjadi pemain pertama yang menyatakan mundur dalam tur Asia Belanda kali ini. Bomber berusia 29 tahun yang saat ini memperkuat Schalke 04, Jerman, harus mundur karena sang istri sedang menunggu masa-masa kelahiran. Huntelaar pun meminta maaf tidak bisa jadi bagian timnas Belanda dalam kesempatan kali ini.
Kabar mundurnya mantan penyerang AC Milan ini, belakangan ini diikuti gelandang serang Hamburg SV, Rafael van der Vaart. Gelandang kelahiran Heemskerk, Belanda, 30 tahun silam tersebut, harus absen karena mengalami cedera tendon achilles. Van der Vaart pun meminta permohonan maaf kepada fansnya di Indonesia.
Melihat absennya Huntelaar dan Van der Vaart, menurut Jacksen tidak akan mengurangi kekuatan jawara Piala Eropa 1988 tersebut. Bagi pelatih yang juga masih terikat kontrak dengan Persipura Jayapura tersebut, sebenarnya kedua pemain tersebut bukan juga pemain utama pada Piala Dunia 2010.
“Pada Piala Dunia 2010 kemarin, kedua pemain tersebut juga menjadi pemain cadangan timnas Belanda. Tapi Belanda tetap menjadi runner up, diajang sepak bola dunia tersebut. Jadi kekuatan mereka tidak akan berkurang sama sekali,” ungkap Jacksen, saat dihubungi Sindonews, Jumat (31/6/2013).
Semua pihak termasuk Jacksen pun mengakui, jika level Indonesia dan Belanda bagaikan bumi dan langit. Akan tetapi, pelatih berusia 44 tahun ini tetap bersyukur, jika timnas Garuda memiliki kesempatan untuk menjajal salah satu kekuatan sepak bola Benua Biru tersebut.
“Belanda berasal dari Eropa, sedangkan kami dari benua Asia. Ada sebuah perbedaan yang sangat besar antara kedua benua tersebut,” tutup pelatih kelahiran Rio de Janeiro, Brasil, tersebut.
(wbs)