Pertaruhan berat tim Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Tim Piala Sudirman Indonesia dalam bahaya. Dari hasil drawing, Merah Putih langsung bertemu favorit juara China pada perempat final Piala Sudirman 2013, hari ini. Jika gagal ke semifinal, sejarah Indonesia di Piala Sudirman akan tercoreng.
Sejak tampil dan menjadi juara Piala Sudirman pertama kali pada 1989 di Jakarta, Indonesia selalu lolos dari fase perempat final. Prestasi minimal Merah Putihadalah semifinal. Termasuk, pada perhelatan Piala Sudirman 2011 Qingdao, China, tim Garuda hanya sampai semifinal sebelum menyerah 1-3 kepada Denmark. Masalahnya, dua tahun lalu, Indonesia tak langsung ketemu China pada perempat final. Bahkan, Merah Putih tak sempat bertemu Negeri Tiongkok sampai tersingkirnya di tangan Denmark.
Indonesia terakhir kali bertemu China saat penyisihan Grup B Piala Sudirman 2009 di Guangzhou, China. Saat itu, Indonesia kalah 0-5. Sebelum itu, Merah Putih juga tak berdaya di tangan China saat menjalani laga final pada turnamen 2007 di Glasgow, Skotlandia. Ketika itu, Indonesia juga tak memenangi satu partai pun dari tiga laga yang dijalani. Karena itu, berat bagi Indonesia untuk bisa melewati China pada babak 8 besar tersebut. Apalagi, dalam laga penyisihan Grup 1A, Selasa (21/5), Merah Putihtakluk 0-5 dari Li Xuerui dkk.
”Kami memang kalah 0-5, tapi melihat hasil pertandingan sebenarnya sudah terjadi peningkatan seperti yang diperlihatkan ganda putra (Hendra Setiawan/Angga Pratama) dan tunggal putri (Aprilia Yuswandari),” kata Manajer Tim Indonesia Rexy Mainaky, dilansir Antara. Menyangkut pertemuan dengan China di perempat final, Rexy sebetulnya tidak berharap Indonesia langsung bertemu China. Sebab, itu undian yang sangat tidak menguntungkan posisi Indonesia. Namun, dia tak bisa berbuat apa pun selain mempersiapkan formasi tepat menghadapi China hari ini.
”Kami terima hasil undian tersebut, meski sangat tidak menguntungkan posisi Indonesia. Dan, kami tahu semua negara pasti berusaha menghindari China,” kata Rexy. Akankah Tommy Sugiarto dkk bangkit dan membuat pertunjukkan spektakuler? Logikanya, sulit. Sebab, dari komparasi materi pemain pun, Indonesia masih di bawah China. Di tunggal putra misalnya, Tommy dan Dionysius Hayom Rumbaka yang diproyeksikan turun di nomor itu belum sepadan dengan Chen Long, Du Pengyu, dan Wang Zhengmin yang menjadi kunci kekuatan China.
Tommy dan Hayom menempati peringkat 20 dan 28 BWF, sedangkan tiga pemain China bercokol di posisi 10 besar, yakni 2 BWF, 3 BWF, dan 9 BWF. Situasi yang sama terjadi di tunggal putri. Indonesia yang diperkuat Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, dan Belaetrix Manuputi belum sekelas Li Xuerui (1 BWF), Wang Yihan (3 BWF), dan Wang Shixian (8 BWF). Meski begitu, Rexy menegaskan bahwa Indonesia tetap akan berusaha mengeluarkan seluruh kemampuan saat menghadapi tim Negeri Tiongkok.
Apalagi, saat dikalahkan China pada penyisihan grup, Merah Putihbelum mengeluarkan kekuatan penuh. Tunggal putri Lindaweni serta ganda campuran peraih juara All England dua kali berturut-turut, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, belum diturunkan. Jadi, Rexy memandang Indonesia belum kehilangan peluang untuk lolos. Hanya tak dimungkiri, itu butuh keajaiban.
Bahkan, Tontowi/Liliyana yang jadi tumpuan terbesar Indonesia pun dipastikan harus berjuang keras menghadapi ganda campuran China Xu Chen/Ma Jin yang menjadi nomor satu duni
Sejak tampil dan menjadi juara Piala Sudirman pertama kali pada 1989 di Jakarta, Indonesia selalu lolos dari fase perempat final. Prestasi minimal Merah Putihadalah semifinal. Termasuk, pada perhelatan Piala Sudirman 2011 Qingdao, China, tim Garuda hanya sampai semifinal sebelum menyerah 1-3 kepada Denmark. Masalahnya, dua tahun lalu, Indonesia tak langsung ketemu China pada perempat final. Bahkan, Merah Putih tak sempat bertemu Negeri Tiongkok sampai tersingkirnya di tangan Denmark.
Indonesia terakhir kali bertemu China saat penyisihan Grup B Piala Sudirman 2009 di Guangzhou, China. Saat itu, Indonesia kalah 0-5. Sebelum itu, Merah Putih juga tak berdaya di tangan China saat menjalani laga final pada turnamen 2007 di Glasgow, Skotlandia. Ketika itu, Indonesia juga tak memenangi satu partai pun dari tiga laga yang dijalani. Karena itu, berat bagi Indonesia untuk bisa melewati China pada babak 8 besar tersebut. Apalagi, dalam laga penyisihan Grup 1A, Selasa (21/5), Merah Putihtakluk 0-5 dari Li Xuerui dkk.
”Kami memang kalah 0-5, tapi melihat hasil pertandingan sebenarnya sudah terjadi peningkatan seperti yang diperlihatkan ganda putra (Hendra Setiawan/Angga Pratama) dan tunggal putri (Aprilia Yuswandari),” kata Manajer Tim Indonesia Rexy Mainaky, dilansir Antara. Menyangkut pertemuan dengan China di perempat final, Rexy sebetulnya tidak berharap Indonesia langsung bertemu China. Sebab, itu undian yang sangat tidak menguntungkan posisi Indonesia. Namun, dia tak bisa berbuat apa pun selain mempersiapkan formasi tepat menghadapi China hari ini.
”Kami terima hasil undian tersebut, meski sangat tidak menguntungkan posisi Indonesia. Dan, kami tahu semua negara pasti berusaha menghindari China,” kata Rexy. Akankah Tommy Sugiarto dkk bangkit dan membuat pertunjukkan spektakuler? Logikanya, sulit. Sebab, dari komparasi materi pemain pun, Indonesia masih di bawah China. Di tunggal putra misalnya, Tommy dan Dionysius Hayom Rumbaka yang diproyeksikan turun di nomor itu belum sepadan dengan Chen Long, Du Pengyu, dan Wang Zhengmin yang menjadi kunci kekuatan China.
Tommy dan Hayom menempati peringkat 20 dan 28 BWF, sedangkan tiga pemain China bercokol di posisi 10 besar, yakni 2 BWF, 3 BWF, dan 9 BWF. Situasi yang sama terjadi di tunggal putri. Indonesia yang diperkuat Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, dan Belaetrix Manuputi belum sekelas Li Xuerui (1 BWF), Wang Yihan (3 BWF), dan Wang Shixian (8 BWF). Meski begitu, Rexy menegaskan bahwa Indonesia tetap akan berusaha mengeluarkan seluruh kemampuan saat menghadapi tim Negeri Tiongkok.
Apalagi, saat dikalahkan China pada penyisihan grup, Merah Putihbelum mengeluarkan kekuatan penuh. Tunggal putri Lindaweni serta ganda campuran peraih juara All England dua kali berturut-turut, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, belum diturunkan. Jadi, Rexy memandang Indonesia belum kehilangan peluang untuk lolos. Hanya tak dimungkiri, itu butuh keajaiban.
Bahkan, Tontowi/Liliyana yang jadi tumpuan terbesar Indonesia pun dipastikan harus berjuang keras menghadapi ganda campuran China Xu Chen/Ma Jin yang menjadi nomor satu duni
(wbs)