Keuangan sekarat, Persibo di ambang tamat
A
A
A
Sindonews.com - Klub juara Piala Indonesia 2012, Persibo Bojonegoro, mendekati fase klimaks dalam menghadapi krisis. Klub berjuluk Laskar Angling Dharma di ambang gulung tikar karena terancam tidak bisa menggelar pertandingan di lanjutan kompetisi Indonesian Premier League (ISL).
Selain persoalan finansial yang semakin memburuk, saat ini nyaris tidak ada yang mengurusi operasional tim. Itu setelah Manajer Nur Yahya dan Media Officer Imam Nur Cahyo mengundurkan diri dari manajemen Persibo. Tanpa dua sosok itu, Persibo bisa dikata tidak memiliki kepengurusan.
Selama ini hanya Nur Yahya dan Imam Nur Cahyo yang mengurusi keperluan tim maupun manajemen klub. Imam Nur Cahyo, selain sebagai Media Officer, sekaligus merangkap sebagai Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan. Tanpa dia, pertandingan Persibo tak ada yang mengurusi.
Itu otomatis bakal berimbas langsung pada pertandingan IPL akhir pekan ini menjamu Persiba Balikpapan. Persibo yang berstatus sebagai tuan rumah belum bisa memastikan pertandingan bakal digelar. Apalagi masih ditambah persoalan kas klub yang defisit untuk sekadar menggelar pertandingan.
''Ya, saya sudah mengundurkan diri dari manajemen Persibo. Saya tidak tahu siapa yang mengurusi tim sekarang. Surat pengunduran diri sudah saya layangkan ke CEO setelah pertandingan lawan Persepar,” ucap Manajer Persibo Nur Yahya.
Manajer yang telah dua musim mengawal Persibo ini sudah lelah 'berdarah-darah'. Dia pernah mengungkapkan bagaimana tekanan luar biasa yang dihadapi manajemen karena kondisi klub yang morat-marit. Sedangkan di manajemen sendiri hanya dia dan Imam Nur Cahyo yang bekerja walau tidak selalu digaji. ''Tekanannya tidak sesuai dengan apa yang saya dapatkan,” cetusnya.
Setelah Nur Yahya dan Imam Nur Cahyo hengkang. Praktis tidak ada sosok yang secara langsung menangani tim. Manajemen melalui CEO Lukman Wafi juga sudah pesimistis pertandingan terdekat lawan Persiba Bantul pada 9 Juni bisa digelar karena kompleksitas masalah tersebut. Tanpa pengurus dan tiada dana.
Selain butuh uang untuk sewa lapangan, pengamanan dan keperluan lain, diketahui manajemen masih nunggak uang bonus pemain Rp12 juta saat bertanding di Jepara pekan lalu. “Kebutuhan total Rp150 juta. Saya sendiri belum tahu dari mana dana sebesar itu,” ungkap Lukman Wafi.
Bukan hanya pertandingan lawan Persiba, dua laga berikutnya lawan Persema Malang (12/6) dan PSIR Rembang (15/6) juga masih kabur. Beban Persibo, terutama aspek finansial, seakan terus menumpuk dan semakin sulit ditutupi manajemen yang tak memiliki sumber dana.
Mundurnya Imam Nur Cahyo dan Nur Yahya secara bersamaan, diakui Lukman, sangat berat bagi Persibo. Sebab keduanya selama ini menjadi pihak yang paling memiliki akses dengan klub lain maupun operator liga PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Dia pun berupaya membujuk keduanya agar masih bersedia membantu operasional klub.
Tapi itu tampaknya bakal sulit. Sebab Imam Nur Cahyo sendiri mengaku bakal konsisten dengan keputusan yang telah diambilnya. Dia berupaya tidak campur tangan lagi di Persibo Bojonegoro, baik sebagai Media Officer maupun Panpel. ''Biar manajemen menunjuk orang lain saja mengurusi itu,” ucapnya.
Selain persoalan finansial yang semakin memburuk, saat ini nyaris tidak ada yang mengurusi operasional tim. Itu setelah Manajer Nur Yahya dan Media Officer Imam Nur Cahyo mengundurkan diri dari manajemen Persibo. Tanpa dua sosok itu, Persibo bisa dikata tidak memiliki kepengurusan.
Selama ini hanya Nur Yahya dan Imam Nur Cahyo yang mengurusi keperluan tim maupun manajemen klub. Imam Nur Cahyo, selain sebagai Media Officer, sekaligus merangkap sebagai Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan. Tanpa dia, pertandingan Persibo tak ada yang mengurusi.
Itu otomatis bakal berimbas langsung pada pertandingan IPL akhir pekan ini menjamu Persiba Balikpapan. Persibo yang berstatus sebagai tuan rumah belum bisa memastikan pertandingan bakal digelar. Apalagi masih ditambah persoalan kas klub yang defisit untuk sekadar menggelar pertandingan.
''Ya, saya sudah mengundurkan diri dari manajemen Persibo. Saya tidak tahu siapa yang mengurusi tim sekarang. Surat pengunduran diri sudah saya layangkan ke CEO setelah pertandingan lawan Persepar,” ucap Manajer Persibo Nur Yahya.
Manajer yang telah dua musim mengawal Persibo ini sudah lelah 'berdarah-darah'. Dia pernah mengungkapkan bagaimana tekanan luar biasa yang dihadapi manajemen karena kondisi klub yang morat-marit. Sedangkan di manajemen sendiri hanya dia dan Imam Nur Cahyo yang bekerja walau tidak selalu digaji. ''Tekanannya tidak sesuai dengan apa yang saya dapatkan,” cetusnya.
Setelah Nur Yahya dan Imam Nur Cahyo hengkang. Praktis tidak ada sosok yang secara langsung menangani tim. Manajemen melalui CEO Lukman Wafi juga sudah pesimistis pertandingan terdekat lawan Persiba Bantul pada 9 Juni bisa digelar karena kompleksitas masalah tersebut. Tanpa pengurus dan tiada dana.
Selain butuh uang untuk sewa lapangan, pengamanan dan keperluan lain, diketahui manajemen masih nunggak uang bonus pemain Rp12 juta saat bertanding di Jepara pekan lalu. “Kebutuhan total Rp150 juta. Saya sendiri belum tahu dari mana dana sebesar itu,” ungkap Lukman Wafi.
Bukan hanya pertandingan lawan Persiba, dua laga berikutnya lawan Persema Malang (12/6) dan PSIR Rembang (15/6) juga masih kabur. Beban Persibo, terutama aspek finansial, seakan terus menumpuk dan semakin sulit ditutupi manajemen yang tak memiliki sumber dana.
Mundurnya Imam Nur Cahyo dan Nur Yahya secara bersamaan, diakui Lukman, sangat berat bagi Persibo. Sebab keduanya selama ini menjadi pihak yang paling memiliki akses dengan klub lain maupun operator liga PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Dia pun berupaya membujuk keduanya agar masih bersedia membantu operasional klub.
Tapi itu tampaknya bakal sulit. Sebab Imam Nur Cahyo sendiri mengaku bakal konsisten dengan keputusan yang telah diambilnya. Dia berupaya tidak campur tangan lagi di Persibo Bojonegoro, baik sebagai Media Officer maupun Panpel. ''Biar manajemen menunjuk orang lain saja mengurusi itu,” ucapnya.
(aww)