Persepam menang, namun belum memuaskan
A
A
A
Sindonews.com - Akhirnya, setelah menunggu selama delapan pertandingan home, supporter Persepam Madura United bisa meninggalkan Gelora Bangkalan dengan senyum puas. Itu setelah Persepam menang dengan skor meyakinkan 3-0 ketika meladeni tantangan PSPS Pekanbaru, Minggu (16/6) sore.
Kemenangan yang telah sekian lama dinanti publik Madura karena timnya belum pernah menang sejak mengalahkan Mitra Kukar 3-1 pada 3 Maret silam. Permainan tuan rumah yang sebenarnya kurang meyakinkan, tak begitu menjadi persoalan bagi supporter karena tambahan tiga angka sangat krusial bagi Sapeh Kerap, julukan Persepam.
Gol-gol kemenangan tim pendatang baru di Indonesia Super League (ISL) ini diceploskan Rossy Noprihanis ('2), Alain N'kong ('47), serta eksekusi pinalti Ali Khadaffi ('88). Pinalti itu pun masih diragukan karena pemain PSPS tidak merasa handsball saat menghalau tendangan Alain Nkong. Sayang skor tiga gol tanpa balas itu tak mewakili jalannya pertandingan secara keseluruhan.
Persepam idealnya bisa menciptakan minimal lima gol jika bermain dengan efektif. Bisa disimpulkan kemenangan itu murni karena PSPS yang kualitasnya sangat buruk, bukan buah permainan impresif tuan rumah. Hampir di sepanjang laga tim tamu tak pernah mendapat kesempatan mencetak gol.
Untuk sekadar mendekati kotak enambelas tuan rumah pun terlampau sulit. Itu sangat dimaklumi karena PSPS tidak memiliki aset memadai dilihat dari komposisi pemain. Sedangkan mental mereka juga tengah remuk redam setelah dihancurkan Persela Lamongan 9-1 di laga sebelumnya.
Pelatih Persepam Daniel Roekito belum sepenuhnya puas dengan kinerja tim walau mengakui tiga angka sangat berharga bagi timnya. "Masih butuh kerja keras lagi untuk meningkatkan level permainan. Kami memang menguasai pertandingan, tapi seharusnya bisa lebih baik lagi," tutur Daniel selepas pertandingan.
Pelatih asal Rembang, Jawa Tengah, ini membuat perubahan dengan menurunkan Zaenal Arif sebagai striker tunggal. Dia disokong gelandang serang Rossy Noprihanis yang ternyata justru efektif dibandingkan menurunkan Emanuel Linkers. Rossy malah mencetak gol kala laga baru berjalan dua menit.
"Rossy bermain bagus sebagai pemain pengganti lawan Persija, jadi saya memberinya kesempatan dan dia bisa mencetak gol. Pastinya ada evaluasi lagi karena kami harus bisa lebih baik sebelum tur ke Kalimantan," tambah Daniel Roekito. Laga berikutnya, Persepam bakal menantang Mitra Kukar dan Persisam Samarinda.
Pelatih PSPS Afrizal Tanjung mengakui timnya sangat sulit untuk bangkit di Gelora Bangkalan setelah diempaskan Persela 9-1. Walau Persepam memiliki rekor kurang memadai di kandang, Afrizal menyebut timnya dalam kondisi yang lebih buruk baik dari sisi teknis maupun non teknis.
"Persepam layak menang karena bermain lebih bagus. Jujur saja kami tidak mampu melakukan tekanan berarti. Saya tidak bisa banyak berharap karena memang kondisi tim sedang kurang menguntungkan. Semoga di pertandingan kandang nanti PSPS bisa lebih baik dan mental pemain kembali pulih," tutur Afrizal yang menggantikan Mundari Karya sebagai pelatih PSPS.
Kemenangan yang telah sekian lama dinanti publik Madura karena timnya belum pernah menang sejak mengalahkan Mitra Kukar 3-1 pada 3 Maret silam. Permainan tuan rumah yang sebenarnya kurang meyakinkan, tak begitu menjadi persoalan bagi supporter karena tambahan tiga angka sangat krusial bagi Sapeh Kerap, julukan Persepam.
Gol-gol kemenangan tim pendatang baru di Indonesia Super League (ISL) ini diceploskan Rossy Noprihanis ('2), Alain N'kong ('47), serta eksekusi pinalti Ali Khadaffi ('88). Pinalti itu pun masih diragukan karena pemain PSPS tidak merasa handsball saat menghalau tendangan Alain Nkong. Sayang skor tiga gol tanpa balas itu tak mewakili jalannya pertandingan secara keseluruhan.
Persepam idealnya bisa menciptakan minimal lima gol jika bermain dengan efektif. Bisa disimpulkan kemenangan itu murni karena PSPS yang kualitasnya sangat buruk, bukan buah permainan impresif tuan rumah. Hampir di sepanjang laga tim tamu tak pernah mendapat kesempatan mencetak gol.
Untuk sekadar mendekati kotak enambelas tuan rumah pun terlampau sulit. Itu sangat dimaklumi karena PSPS tidak memiliki aset memadai dilihat dari komposisi pemain. Sedangkan mental mereka juga tengah remuk redam setelah dihancurkan Persela Lamongan 9-1 di laga sebelumnya.
Pelatih Persepam Daniel Roekito belum sepenuhnya puas dengan kinerja tim walau mengakui tiga angka sangat berharga bagi timnya. "Masih butuh kerja keras lagi untuk meningkatkan level permainan. Kami memang menguasai pertandingan, tapi seharusnya bisa lebih baik lagi," tutur Daniel selepas pertandingan.
Pelatih asal Rembang, Jawa Tengah, ini membuat perubahan dengan menurunkan Zaenal Arif sebagai striker tunggal. Dia disokong gelandang serang Rossy Noprihanis yang ternyata justru efektif dibandingkan menurunkan Emanuel Linkers. Rossy malah mencetak gol kala laga baru berjalan dua menit.
"Rossy bermain bagus sebagai pemain pengganti lawan Persija, jadi saya memberinya kesempatan dan dia bisa mencetak gol. Pastinya ada evaluasi lagi karena kami harus bisa lebih baik sebelum tur ke Kalimantan," tambah Daniel Roekito. Laga berikutnya, Persepam bakal menantang Mitra Kukar dan Persisam Samarinda.
Pelatih PSPS Afrizal Tanjung mengakui timnya sangat sulit untuk bangkit di Gelora Bangkalan setelah diempaskan Persela 9-1. Walau Persepam memiliki rekor kurang memadai di kandang, Afrizal menyebut timnya dalam kondisi yang lebih buruk baik dari sisi teknis maupun non teknis.
"Persepam layak menang karena bermain lebih bagus. Jujur saja kami tidak mampu melakukan tekanan berarti. Saya tidak bisa banyak berharap karena memang kondisi tim sedang kurang menguntungkan. Semoga di pertandingan kandang nanti PSPS bisa lebih baik dan mental pemain kembali pulih," tutur Afrizal yang menggantikan Mundari Karya sebagai pelatih PSPS.
(wbs)