Trio berpengalaman bikin Persegres lebih stabil
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Persegres Gresik United Widodo Cahyono Putro gembira melihat grafik timnya di putaran dua Indonesia Super League (ISL). Dia menilai Persegres jauh lebih stabil dibanding dengan saat pertama dia ditunjuk sebagai pelatih.
Perubahan komposisi di putaran dua menurutnya menjadi penentu perubahan tim secara keseluruhan. Persegres pulang dari Bandung dengan tawa lebar setelah mengempaskan tuan rumah Pelita Bandung Raya (PBR) 1-2.
Kemenangan itu menjadi bukti bahwa Persegres mengalami peningkatan walau sebelumnya sempat kalah tipis 2-1 di kandang Sriwijaya FC. Persegres pun mantap menatap laga home lawan PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta.
Bicara soal performa tim, Widodo menyebut empat pertandingan terakhir relatif memuaskan. Mengalahkan Persib Bandung, menahan imbang Arema Cronous, hanya kalah tipis dari Sriwijaya FC, serta menang di kandang PBR. ''Secara umum tim mulai menunjukkan kestabilan yang bagus,” tuturnya.
Kendati kehilangan angka di Palembang, dia menilai secara permainan timnya sudah di atas standar. ''Saya tidak menyesali kekalahan di Sriwijaya, karena tim terbukti bangkit dan mendapat tiga angka di Bandung. Stabilitas seperti ini yang kami butuhkan,” lanjut pelatih kelahiran Cilacap ini.
Momentum seperti itu dianggap penting karena akhir kompetisi bakal sangat menentukan posisi di papan klasemen. Walau Laskar Joko Samudro masih terpaku di papan tengah klasemen, Widodo tidak mempersoalkan itu dan lebih konsentrasi pada hasil laga selanjutnya.
Perubahan komposisi pemain disebutnya mulai menampakkan hasil. Benteng pertahanan yang memunculkan tiga pemain anyar, Diogo Santos, Erol Iba, dan Ambrizal, telah beradaptasi dengan cepat sekaligus memberikan catatan signifikan bagi prestasi Persegres belakangan ini.
''Sejak semula saya merasa tim ini membutuhkan pemain berpengalaman. Beruntung Persegres mendapatkan pemain seperti Erol, Diogo, Ambrizal, maupun Ngon Mamoun. Mereka beradaptasi dengan sangat baik dan mulai memberikan kontribusi besar,” beber mantan asisten pelatih tim nasional (timnas).
Kehilangan sosok Aldo Baretto yang mengalami patah tangan kala melawan Arema Cronous, berangsur dilupakan. Justru dengan hilangnya Aldo, ternyata ketergantungan tim kesayangan Ultrasmania terhadap striker mulai tereduksi. Dalam tiga pertandingan terakhir, semua gol diciptakan pemain tengah.
Widodo memang menginstruksikan bahwa pemain yang bukan berposisi striker untuk lebih berperan dalam mendulang gol. Di Bandung misalnya, Ngon Mamoun dan Agus Indra Kurniawan mencerna instruksi tersebut dengan cukup apik. Mereka tak menyia-nyiakan momentum dalam mencetak gol.
Bagaimana laga selanjutnya? Persegres tampaknya bisa meneruskan tren positif. Lawan yang dihadapi adalah juru kunci klasemen, PSPS Pekanbaru. Semua tentu ingat bagaimana gawang PSPS menjadi ajang pesta pora bagi Persela Lamongan dan Persepam Madura United kala tur ke Jawa Timur lalu
Perubahan komposisi di putaran dua menurutnya menjadi penentu perubahan tim secara keseluruhan. Persegres pulang dari Bandung dengan tawa lebar setelah mengempaskan tuan rumah Pelita Bandung Raya (PBR) 1-2.
Kemenangan itu menjadi bukti bahwa Persegres mengalami peningkatan walau sebelumnya sempat kalah tipis 2-1 di kandang Sriwijaya FC. Persegres pun mantap menatap laga home lawan PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta.
Bicara soal performa tim, Widodo menyebut empat pertandingan terakhir relatif memuaskan. Mengalahkan Persib Bandung, menahan imbang Arema Cronous, hanya kalah tipis dari Sriwijaya FC, serta menang di kandang PBR. ''Secara umum tim mulai menunjukkan kestabilan yang bagus,” tuturnya.
Kendati kehilangan angka di Palembang, dia menilai secara permainan timnya sudah di atas standar. ''Saya tidak menyesali kekalahan di Sriwijaya, karena tim terbukti bangkit dan mendapat tiga angka di Bandung. Stabilitas seperti ini yang kami butuhkan,” lanjut pelatih kelahiran Cilacap ini.
Momentum seperti itu dianggap penting karena akhir kompetisi bakal sangat menentukan posisi di papan klasemen. Walau Laskar Joko Samudro masih terpaku di papan tengah klasemen, Widodo tidak mempersoalkan itu dan lebih konsentrasi pada hasil laga selanjutnya.
Perubahan komposisi pemain disebutnya mulai menampakkan hasil. Benteng pertahanan yang memunculkan tiga pemain anyar, Diogo Santos, Erol Iba, dan Ambrizal, telah beradaptasi dengan cepat sekaligus memberikan catatan signifikan bagi prestasi Persegres belakangan ini.
''Sejak semula saya merasa tim ini membutuhkan pemain berpengalaman. Beruntung Persegres mendapatkan pemain seperti Erol, Diogo, Ambrizal, maupun Ngon Mamoun. Mereka beradaptasi dengan sangat baik dan mulai memberikan kontribusi besar,” beber mantan asisten pelatih tim nasional (timnas).
Kehilangan sosok Aldo Baretto yang mengalami patah tangan kala melawan Arema Cronous, berangsur dilupakan. Justru dengan hilangnya Aldo, ternyata ketergantungan tim kesayangan Ultrasmania terhadap striker mulai tereduksi. Dalam tiga pertandingan terakhir, semua gol diciptakan pemain tengah.
Widodo memang menginstruksikan bahwa pemain yang bukan berposisi striker untuk lebih berperan dalam mendulang gol. Di Bandung misalnya, Ngon Mamoun dan Agus Indra Kurniawan mencerna instruksi tersebut dengan cukup apik. Mereka tak menyia-nyiakan momentum dalam mencetak gol.
Bagaimana laga selanjutnya? Persegres tampaknya bisa meneruskan tren positif. Lawan yang dihadapi adalah juru kunci klasemen, PSPS Pekanbaru. Semua tentu ingat bagaimana gawang PSPS menjadi ajang pesta pora bagi Persela Lamongan dan Persepam Madura United kala tur ke Jawa Timur lalu
(aww)