Respons tergantung mental
A
A
A
Sindonews.com —Persepam Madura United harus menyalakan lampu kuning setelah hancur di tur Kalimantan. Kekalahan 2-1 dari Mitra Kukar dan 4-1 kala menyambangi kandang Persisam Samarinda, menjadikan Persepam dalam posisi sulit untuk bangkit di pertandingan selanjutnya.
Persepam menjadi tim dengan penampilan labil dalam empat pertandingan terakhir. Kalah saat menjamu Persija, menang lawan PSPS Pekanbaru dan kemudian kalah lagi secara beruntun di Kalimantan. Pelatih Persepam Daniel Roekito dipaksa bekerja keras memulihkan motivasi serta kepercayaan diri pemain.
Pada 3 Juli nanti, Persepam kembali melakoni pertandingan kandang menjamu Barito Putra. Di sinilah mental pasukan Sapeh Kerap bakal diuji dalam merespons catatan buruk akhir-akhir ini. Kendati lawan juga berstatus tim pendatang di ISL, tapi pencapaian Barito musim ini sangat positif.
Apalagi Barito tercatat sebagai tim pertama yang mengalahkan pemuncak klasemen Persipura Jayapura. Daniel Roekito tak memungkiri timnya dalam posisi berat untuk mengembalikan performa setelah kalah di Kalimantan. Dia akan berupaya sekuat tenaga memulihkan daya juang pemain.
“Posisi kami tidak menguntungkan (di urutan 13 klasemen sementara) dan semua elemen tim harus berupaya sebisa mungkin memperbaiki posisi. Dua kali kalah di Kalimantan memang kurang bagus bagi mental tim. Tapi saya rasa tim masih mempunyai tekad untuk mengubahnya,” tutur Daniel Roekito, Minggu (30/6).
Sebelum laga kontra Barito, Daniel melakukan sejumlah pembenahan di tim menghapus rentetan hasil buru. Terutama sektor pertahanan yang terlalu empuk di Stadion Segiri dan dibolongi empat gol oleh Persisam Samarinda. “Problem memang di pertahanan. Harus ada sedikit penekanan di sektor ini,” ucapnya.
Kondisi serupa juga dialami Persela Lamongan yang juga remuk di partai awai ke Kalimantan. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto dituntut waspada penuh melihat grafik timnya yang terjun bebas. Sempat menang besar 9-1 lawan PSPS Pekanbaru, grafik kemudian melorot.
Ditahan imbang Persija Jakarta di Stadion Surajaya, kemudian kalah di partai awal lawan Persisam Samarinda. Klimaksnya adalah ketika menghadapi Mitra Kukar di Tenggarong, Kalimantan Timur. Sejam penuh menghadapi tuan rumah yang bermain 10 orang, Persela kalah dengan skor 3-1.
Sialnya, di laga mendatang lawan Persiba Balikpapan (3/7), Persela harus mengungsi ke Stadion Wilis, Madiun. Stadion Surajaya masih dalam tahap renovasi dan tidak bisa digunakan untuk pertandingan. Didik menyadari ujian Persela demikian berat di beberapa pekan ini.
“Tidak pilihan lain selain melupakan kekalahan di Kalimantan dan bangkit saat menghadapi Persiba Balikpapan. Situasinya sulit karena dua kali Persela tidak bisa menampilkan Gustavo Lopez. Saya berharap di pertandingan nanti tim bermain maksimal dan tidak terpengaruh venue (Stadion Wilis),” terang Didik Ludiyanto.
Persepam menjadi tim dengan penampilan labil dalam empat pertandingan terakhir. Kalah saat menjamu Persija, menang lawan PSPS Pekanbaru dan kemudian kalah lagi secara beruntun di Kalimantan. Pelatih Persepam Daniel Roekito dipaksa bekerja keras memulihkan motivasi serta kepercayaan diri pemain.
Pada 3 Juli nanti, Persepam kembali melakoni pertandingan kandang menjamu Barito Putra. Di sinilah mental pasukan Sapeh Kerap bakal diuji dalam merespons catatan buruk akhir-akhir ini. Kendati lawan juga berstatus tim pendatang di ISL, tapi pencapaian Barito musim ini sangat positif.
Apalagi Barito tercatat sebagai tim pertama yang mengalahkan pemuncak klasemen Persipura Jayapura. Daniel Roekito tak memungkiri timnya dalam posisi berat untuk mengembalikan performa setelah kalah di Kalimantan. Dia akan berupaya sekuat tenaga memulihkan daya juang pemain.
“Posisi kami tidak menguntungkan (di urutan 13 klasemen sementara) dan semua elemen tim harus berupaya sebisa mungkin memperbaiki posisi. Dua kali kalah di Kalimantan memang kurang bagus bagi mental tim. Tapi saya rasa tim masih mempunyai tekad untuk mengubahnya,” tutur Daniel Roekito, Minggu (30/6).
Sebelum laga kontra Barito, Daniel melakukan sejumlah pembenahan di tim menghapus rentetan hasil buru. Terutama sektor pertahanan yang terlalu empuk di Stadion Segiri dan dibolongi empat gol oleh Persisam Samarinda. “Problem memang di pertahanan. Harus ada sedikit penekanan di sektor ini,” ucapnya.
Kondisi serupa juga dialami Persela Lamongan yang juga remuk di partai awai ke Kalimantan. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto dituntut waspada penuh melihat grafik timnya yang terjun bebas. Sempat menang besar 9-1 lawan PSPS Pekanbaru, grafik kemudian melorot.
Ditahan imbang Persija Jakarta di Stadion Surajaya, kemudian kalah di partai awal lawan Persisam Samarinda. Klimaksnya adalah ketika menghadapi Mitra Kukar di Tenggarong, Kalimantan Timur. Sejam penuh menghadapi tuan rumah yang bermain 10 orang, Persela kalah dengan skor 3-1.
Sialnya, di laga mendatang lawan Persiba Balikpapan (3/7), Persela harus mengungsi ke Stadion Wilis, Madiun. Stadion Surajaya masih dalam tahap renovasi dan tidak bisa digunakan untuk pertandingan. Didik menyadari ujian Persela demikian berat di beberapa pekan ini.
“Tidak pilihan lain selain melupakan kekalahan di Kalimantan dan bangkit saat menghadapi Persiba Balikpapan. Situasinya sulit karena dua kali Persela tidak bisa menampilkan Gustavo Lopez. Saya berharap di pertandingan nanti tim bermain maksimal dan tidak terpengaruh venue (Stadion Wilis),” terang Didik Ludiyanto.
(wbs)