Persema dihajar lagi
A
A
A
Sindonews.com - Persema Malang semakin jauh dari kemenangan di Indonesian Premier League (IPL). Menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Gajayana, Malang, Sabtu (6/7), Persema harus bermain dengan sepuluh orang dan menjadi bulan-bulanan tim tamu. Tuan rumah pun menyerah dengan skor telak 3-0.
Adalah Pandi Widiarto yang menjadi pesakitan karena diusir wasit akibat tackling kerasnya kepada gelandang Persiraja Mukhlis Nakata. Keluarnya Pandi seakan menjadi pertanda datangnya petaka sore itu. Benar saja, Persema tidak mampu mengimbangi permainan tim tamu terus menekan.
Walau bertahan hingga babak pertama usai, di paruh kedua penampilan Persema langsung drop. Alhasil, Persiraja tanpa kesulitan membolongi jala Ruhanda Mardiansyah melalui aksi Nurul Zikra, Fitra Ridwan, serta Erik Sahputra. Malah Persema sebenarnya beruntung hanya kalah tiga gol.
Seperti prediksi, Persema tidak mampu berbuat banyak walau bermain di depan publik sendiri. Bermodal teknik dan mental yang kurang memadai, Bledeg Biru hanya berada dalam bayang-bayang tim asal Serambi Mekkah. Tidak ada tekanan membahayakan yang dilakukan anak-anak Malang.
Dalam posisi sulit, mereka harus kehilangan satu pemain yang memperberat tugas pemain yang di lapangan. Perubahan strategi yang dilakukan Pelatih Persema Rudi Hariantoko dengan mengganti pemain di babak kedua, terbukti tidak bisa mengangkat performa timnya.
"Kami sudah melakukan upaya terbaik, tapi memang sulit memenangkan pertandingan dengan 10 pemain. Tim dipenuhi pemain muda dan itu tidak mudah saat berurusan dengan emosi. Pemain terbawa permainan keras dan efeknya kembali ke kami sendiri," ucap Rudi Hariantoko.
Persema kini telah mencatat tiga kekalahan beruntun di kandang sendiri, yakni dari Pro Duta, Semen Padang dan Persiraja Banda Aceh. Perjalanan tim yang dulu dikelola Pemerintah Kota Malang ini semakin rumit karena Senin (8/7) sudah harus kembali bertanding kontra PSLS Lokhseumawe di partai tunda.
Kini Persema semakin awet di papan bawah klasemen sementara IPL. Situasi yang kurang nyaman mengingat klub yang bermarkas di Stadion Gajayana tersebut menginginkan tampil di kompetisi profesional musim depan. Dengan kualitas seperti itu, sudah istimewa jika Persema kebagian tempat di Divisi Utama.
Jika klub-klub medioker mengandalkan pertandingan kandang sebagai kesempatan mengoleksi poin, itu pun tak bisa dilakukan Irfan Raditya dkk. Kondisi tersebut tidak lain buntut kondisi finansial yang terus memburuk sekaligus masa depan yang tak pasti di kompetisi unifikasi musim depan.
Adalah Pandi Widiarto yang menjadi pesakitan karena diusir wasit akibat tackling kerasnya kepada gelandang Persiraja Mukhlis Nakata. Keluarnya Pandi seakan menjadi pertanda datangnya petaka sore itu. Benar saja, Persema tidak mampu mengimbangi permainan tim tamu terus menekan.
Walau bertahan hingga babak pertama usai, di paruh kedua penampilan Persema langsung drop. Alhasil, Persiraja tanpa kesulitan membolongi jala Ruhanda Mardiansyah melalui aksi Nurul Zikra, Fitra Ridwan, serta Erik Sahputra. Malah Persema sebenarnya beruntung hanya kalah tiga gol.
Seperti prediksi, Persema tidak mampu berbuat banyak walau bermain di depan publik sendiri. Bermodal teknik dan mental yang kurang memadai, Bledeg Biru hanya berada dalam bayang-bayang tim asal Serambi Mekkah. Tidak ada tekanan membahayakan yang dilakukan anak-anak Malang.
Dalam posisi sulit, mereka harus kehilangan satu pemain yang memperberat tugas pemain yang di lapangan. Perubahan strategi yang dilakukan Pelatih Persema Rudi Hariantoko dengan mengganti pemain di babak kedua, terbukti tidak bisa mengangkat performa timnya.
"Kami sudah melakukan upaya terbaik, tapi memang sulit memenangkan pertandingan dengan 10 pemain. Tim dipenuhi pemain muda dan itu tidak mudah saat berurusan dengan emosi. Pemain terbawa permainan keras dan efeknya kembali ke kami sendiri," ucap Rudi Hariantoko.
Persema kini telah mencatat tiga kekalahan beruntun di kandang sendiri, yakni dari Pro Duta, Semen Padang dan Persiraja Banda Aceh. Perjalanan tim yang dulu dikelola Pemerintah Kota Malang ini semakin rumit karena Senin (8/7) sudah harus kembali bertanding kontra PSLS Lokhseumawe di partai tunda.
Kini Persema semakin awet di papan bawah klasemen sementara IPL. Situasi yang kurang nyaman mengingat klub yang bermarkas di Stadion Gajayana tersebut menginginkan tampil di kompetisi profesional musim depan. Dengan kualitas seperti itu, sudah istimewa jika Persema kebagian tempat di Divisi Utama.
Jika klub-klub medioker mengandalkan pertandingan kandang sebagai kesempatan mengoleksi poin, itu pun tak bisa dilakukan Irfan Raditya dkk. Kondisi tersebut tidak lain buntut kondisi finansial yang terus memburuk sekaligus masa depan yang tak pasti di kompetisi unifikasi musim depan.
(wbs)