Jantung Presiden FIFA berdetak lihat Palestina
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Sepp Blatter berangkat ke Israel untuk menghentikan pembatasan yang diberlakukan rezim zionis itu terhadap pesepakbola Palestina.
Dalam wawancara di situs resmi FIFA, Blatter mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Blatter menyebut pertemuan dengan Netanyahu akan menjadi pertemuan ‘paling sensitif’ dari misi kedatangannya.
Blatter berkomitmen untuk menolong tim nasional Palestina. Komitmen Blatter ini disampaikan dalam lawatannya di Tepi Barat, Minggu (7/7). "Saya adalah penduduk dunia, tapi jantung saya berdetak untuk Palestina," kata Blatter
Blatter saat ini tengah melangsungkan lawatan di Tepi Barat. Kedatangan orang nomor satu di FIFA itu disambut meriah dengan tarian khas Palestina dan pengalungan bunga.
Presiden FIFA itu juga akan bertemu dengan para pejabat federasi sepak bola Israe dan Palestina, serta mengunjungi proyek pengembangan olahraga sepak bola di Israel dan Palestina, dan di sebuah kamp pengungsi Suriah di Yordania.
Ia ingin memudahkan 'langkah' timnas Palestina yang saat ini masih tersandung batasan keamanan yang ditetapkan Israel. Untuk itu, Blatter ingin membenahi persepakbolaan di Palestina.
“Ini adalah perjalanan campur-campur terkait proyek-proyek sepak bola. Secara khusus, perjalanan ini adalah misi diplomatik sekaligus politik. Saya berharap bisa memberikan berita bagus sekembalinya nanti,” ujar Blatter.
Aparat perbatasan Israel baik di Gaza maupun di Tepi Barat sering menghambat para atlet Palestina yang akan mengikuti kompetisi olahraga diluar kedua wilayah itu mapun ke luar negeri.
Israel berdalih pencegahan itu untuk alasan keamanan, dan mengklaim telah mempermudah prosedur perjalanan bagi para atlet Palestina. Tapi faktanya, pembatasan yang diberlakukan rezim zionis juga berdampak pada atlet negara lain.
Baru-baru ini, dua atlet muda asal Myanmar tertahan di Yordania selama seminggu, karena menunggu perizinan dari pihak Israel. Kedua atlet Myanmar itu sedianya akan mengikuti turnamen sepak bola usia dibawah 17 tahun yang digelar di wilayah Palestina.
Dalam wawancara di situs resmi FIFA, Blatter mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Blatter menyebut pertemuan dengan Netanyahu akan menjadi pertemuan ‘paling sensitif’ dari misi kedatangannya.
Blatter berkomitmen untuk menolong tim nasional Palestina. Komitmen Blatter ini disampaikan dalam lawatannya di Tepi Barat, Minggu (7/7). "Saya adalah penduduk dunia, tapi jantung saya berdetak untuk Palestina," kata Blatter
Blatter saat ini tengah melangsungkan lawatan di Tepi Barat. Kedatangan orang nomor satu di FIFA itu disambut meriah dengan tarian khas Palestina dan pengalungan bunga.
Presiden FIFA itu juga akan bertemu dengan para pejabat federasi sepak bola Israe dan Palestina, serta mengunjungi proyek pengembangan olahraga sepak bola di Israel dan Palestina, dan di sebuah kamp pengungsi Suriah di Yordania.
Ia ingin memudahkan 'langkah' timnas Palestina yang saat ini masih tersandung batasan keamanan yang ditetapkan Israel. Untuk itu, Blatter ingin membenahi persepakbolaan di Palestina.
“Ini adalah perjalanan campur-campur terkait proyek-proyek sepak bola. Secara khusus, perjalanan ini adalah misi diplomatik sekaligus politik. Saya berharap bisa memberikan berita bagus sekembalinya nanti,” ujar Blatter.
Aparat perbatasan Israel baik di Gaza maupun di Tepi Barat sering menghambat para atlet Palestina yang akan mengikuti kompetisi olahraga diluar kedua wilayah itu mapun ke luar negeri.
Israel berdalih pencegahan itu untuk alasan keamanan, dan mengklaim telah mempermudah prosedur perjalanan bagi para atlet Palestina. Tapi faktanya, pembatasan yang diberlakukan rezim zionis juga berdampak pada atlet negara lain.
Baru-baru ini, dua atlet muda asal Myanmar tertahan di Yordania selama seminggu, karena menunggu perizinan dari pihak Israel. Kedua atlet Myanmar itu sedianya akan mengikuti turnamen sepak bola usia dibawah 17 tahun yang digelar di wilayah Palestina.
(wbs)