Raja Isa lebih tertantang di Indonesia dibanding Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Persijap Jepara, Raja Isa merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi kancah sepak bola Indonesia. Maklum pelatih asal Malaysia itu sudah sejak 2007 menginjakan kaki di Indonesia. Sejumlah tim besar pun sudah pernah mendapatkan sentuhannya, seperti Persipur Jayapura, PSM Makasar, Persiram Raja Ampat, PSMS Medan.
Sejumlah pemain Timnas Indonesia pernah menjadi anak didiknya, seperti Boaz Solassa, Titus Jhon Londouw Bonai, dan beberapa pemain papan atas Indonesia lainnya pernah menimba Ilmu darinya. Dengan waktu yang sudah cukup lama menginjakan kaki di Indonesia, membuat pelatih kelahiran Selangor 11 Desember 1966 ini merasa “krasan” tinggal dan melatih di Indonesia.
Dia merasa betah di Indonesia bukan karena tidak ada tawaran melatih di negaranya Malaysia, tetapi karena sepak bola Indonesia menawarkan tantangan yang tidak bisa di dapatkan di negara lain bahkan negaranya sendiri.
“Saya ditawari untuk menjadi direktur pembinaan sepak bola usia dini di PSSI-nya Malaysia, tetapi saya lebih memilih di Indonesia. Kenapa saya masih senang melatih di Indonesia karena tantangannya, di Indonesia serba intans. Setiap pelatih harus siap dipecat, disanjung, hal ini yang membuat lebih menantang dan membuat pelatih mana saja akan lebih matang,” jelasnya, Selasa (9/7/2013).
Pelatih yang memiliki darah keturunan Surabaya-Sulawesi ini mengakui sepak bola Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi dan masa-masa pahitnya sepak bola Indonesia. Dengan masih berada pada masa transisi ini semua harus berbenah untuk memperbaiki liga dan kompetisi.
Raja Isa menyambung bila prospek baik sepak bola Indonesia sudahlah nampak. Hal ini dibuktikan, dengan sudah ada klub-klub besar Eropa seperti Chalsea, Timnas Belanda, Liverpol, mau datang ke Indonesia. “Saya yakin akan ada Leader baru di Indonesia yang akan menjadikan sepak bola Indonesia makin baik,” imbuhnya.
Kini setelah berada di Persijap, dirinya pun ingin fokus untuk membawa bond kebanggan warga kota Ukir Jepara ini lolos ISL musim depan. Semenjak menggantikan pelatih Riono Asnan 5 Maret lalu, perkembangan Persijap memang tidak mencolok, namun pelan tapi pasti Persijap mulai menunjukan kualitasnya. Kini Persijap berada di papan tengah klasmen sementara Indonesia Premier League (IPL) dan peluang untuk lolos ISL musim depan masih terbuka lebar.
“Saya datang ke Persijap tanpa membawa pemain, jadi saya menerima pemain apa adanya. Dalam sepak bola semua butuh proses, tidak bisa instan,” katanya.
Menurutnya, yang ingin dibenahi dari Persijap adalah kecerdasan pemain. Para pemain Persijap harus cerdas, baik di luar maupun di dalam lapangan. Kecerdasan ini akan sangan mempengaruhi performa pemain.
“Melatih tidak hanya sekedar memberikan teknik dan taktik, tetapi juga harus mampu menjadi pendidik untuk meningkatkan kecerdasan pemain. Dan itu yang ingin saya lakukan,” ujarnya.
Sejak dilatih Raja Isa kondisi Persijap saat ini yang terus menunjukan peningkatan performa. Di putaran pertama Indonesia Premier League (IPL) Persijap finis diperingkat 8 klasmen sementara dengan mengumpulkan 23 poin dari hasil 15 kali pertandingan.
Dengan menyisakan 15 kali pertandingan lagi, Raja Isa yakin, mampu membawa tim kebanggan warga Jepara ini lolos ke ISL musim depan.”Kami tetap optimis, pertandingan masih panjang dan kita memiliki pemain-pemain bagus,” katanya.
Sejumlah pemain Timnas Indonesia pernah menjadi anak didiknya, seperti Boaz Solassa, Titus Jhon Londouw Bonai, dan beberapa pemain papan atas Indonesia lainnya pernah menimba Ilmu darinya. Dengan waktu yang sudah cukup lama menginjakan kaki di Indonesia, membuat pelatih kelahiran Selangor 11 Desember 1966 ini merasa “krasan” tinggal dan melatih di Indonesia.
Dia merasa betah di Indonesia bukan karena tidak ada tawaran melatih di negaranya Malaysia, tetapi karena sepak bola Indonesia menawarkan tantangan yang tidak bisa di dapatkan di negara lain bahkan negaranya sendiri.
“Saya ditawari untuk menjadi direktur pembinaan sepak bola usia dini di PSSI-nya Malaysia, tetapi saya lebih memilih di Indonesia. Kenapa saya masih senang melatih di Indonesia karena tantangannya, di Indonesia serba intans. Setiap pelatih harus siap dipecat, disanjung, hal ini yang membuat lebih menantang dan membuat pelatih mana saja akan lebih matang,” jelasnya, Selasa (9/7/2013).
Pelatih yang memiliki darah keturunan Surabaya-Sulawesi ini mengakui sepak bola Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi dan masa-masa pahitnya sepak bola Indonesia. Dengan masih berada pada masa transisi ini semua harus berbenah untuk memperbaiki liga dan kompetisi.
Raja Isa menyambung bila prospek baik sepak bola Indonesia sudahlah nampak. Hal ini dibuktikan, dengan sudah ada klub-klub besar Eropa seperti Chalsea, Timnas Belanda, Liverpol, mau datang ke Indonesia. “Saya yakin akan ada Leader baru di Indonesia yang akan menjadikan sepak bola Indonesia makin baik,” imbuhnya.
Kini setelah berada di Persijap, dirinya pun ingin fokus untuk membawa bond kebanggan warga kota Ukir Jepara ini lolos ISL musim depan. Semenjak menggantikan pelatih Riono Asnan 5 Maret lalu, perkembangan Persijap memang tidak mencolok, namun pelan tapi pasti Persijap mulai menunjukan kualitasnya. Kini Persijap berada di papan tengah klasmen sementara Indonesia Premier League (IPL) dan peluang untuk lolos ISL musim depan masih terbuka lebar.
“Saya datang ke Persijap tanpa membawa pemain, jadi saya menerima pemain apa adanya. Dalam sepak bola semua butuh proses, tidak bisa instan,” katanya.
Menurutnya, yang ingin dibenahi dari Persijap adalah kecerdasan pemain. Para pemain Persijap harus cerdas, baik di luar maupun di dalam lapangan. Kecerdasan ini akan sangan mempengaruhi performa pemain.
“Melatih tidak hanya sekedar memberikan teknik dan taktik, tetapi juga harus mampu menjadi pendidik untuk meningkatkan kecerdasan pemain. Dan itu yang ingin saya lakukan,” ujarnya.
Sejak dilatih Raja Isa kondisi Persijap saat ini yang terus menunjukan peningkatan performa. Di putaran pertama Indonesia Premier League (IPL) Persijap finis diperingkat 8 klasmen sementara dengan mengumpulkan 23 poin dari hasil 15 kali pertandingan.
Dengan menyisakan 15 kali pertandingan lagi, Raja Isa yakin, mampu membawa tim kebanggan warga Jepara ini lolos ke ISL musim depan.”Kami tetap optimis, pertandingan masih panjang dan kita memiliki pemain-pemain bagus,” katanya.
(akr)