'Timnas terlalu sering gelar laga persahabatan'
A
A
A
Sindonews.com - Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar mengkritik laga persahabatan yang dilakukan timnas Indonesia terlalu banyak sehingga dikhawatirkan justru berdampak buruk terhadap mental pemain. Meski begitu pengusaha asli Sunda itu tetap mengapresiasi klub-klub sepakbola dunia yang bersedia singgah ke Indonesia.
“Ada baiknya PSSI tidak terlalu sporadis mendatangkan tim-tim luar negeri yang kelasnya mendunia, harus ada manajemen waktunya. Apalagi pertandingan yang digelar itu hanya untuk menyaksikan para pesepakbola kami kalah dengan selisih skor yang besar,” tutur Umuh, Minggu (21/7/2013).
Dia khawatir, kedatangan tim-tim kelas dunia itu tidak efektif. Bukannya memberi pelajaran berharga, rentetan kekalahan yang ditelan Timnas dalam waktu berdekatan malah membuat mental bertanding jatuh. Lebih parah lagi jika kerja keras Sergio van Dijk dkk di lapangan hijau terlalu dimanfaatkan pihak promotor atau sponsor untuk meraup keuntungan bisnis.
“Kalau mau eksibisi ya Asia dulu biar bisa seimbang. Dan jangan terlalu menonjolkan kepentingan, kasihan nanti para pemain kami. Kekalahan juga bisa membuat mental mereka drop,” pungkas Umuh.
Seperti diketahui dalam beberapa bulan terakhir, para pemain nasional memang disibukkan dengan friendly match melawan kesebelasan yang kelasnya jauh di atas. Deretan laga prestisius itu dimulai dengan kedatangan tim nasional Belanda bulan lalu. Pada pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (7/6) tersebut, skuad Garuda kalah tiga gol tanpa balas meski penampilan mereka banyak menuai pujian.
Kiprah Sergio van Dijk dan pemain timnas lainnya berlanjut hanya dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang. Pada Minggu (14/7/2013), masih di SUGBK, mereka meladeni Arsenal. Permainan cepat gaya Liga Inggris yang langsung diperagakan The Gunners sejak menit awal terbukti membuat Sergio dkk, yang saat itu menggunakan nama Indonesia Dream Team, kocar-kacir. Indonesia pun kalah telak 0-7.
Berselang satu pekan kemudian, Sabtu (20/7/2013), para pesepakbola terbaik Tanah Air ini menggunakan nama Indonesia XI untuk menjamu Liverpool. Sukses mengambil pelajaran dari pertandingan kontra Arsenal, mereka mampu memberi perlawanan meski hasil akhir tetap kalah, 0-2. Seakan tak ada habisnya, Kamis (25/7/2013) giliran Chelsea yang memberi tantangan. Namun, pada laga ini tim Indonesia akan mengombinasikan pemain senior dengan penghuni Timnas U-23.
“Ada baiknya PSSI tidak terlalu sporadis mendatangkan tim-tim luar negeri yang kelasnya mendunia, harus ada manajemen waktunya. Apalagi pertandingan yang digelar itu hanya untuk menyaksikan para pesepakbola kami kalah dengan selisih skor yang besar,” tutur Umuh, Minggu (21/7/2013).
Dia khawatir, kedatangan tim-tim kelas dunia itu tidak efektif. Bukannya memberi pelajaran berharga, rentetan kekalahan yang ditelan Timnas dalam waktu berdekatan malah membuat mental bertanding jatuh. Lebih parah lagi jika kerja keras Sergio van Dijk dkk di lapangan hijau terlalu dimanfaatkan pihak promotor atau sponsor untuk meraup keuntungan bisnis.
“Kalau mau eksibisi ya Asia dulu biar bisa seimbang. Dan jangan terlalu menonjolkan kepentingan, kasihan nanti para pemain kami. Kekalahan juga bisa membuat mental mereka drop,” pungkas Umuh.
Seperti diketahui dalam beberapa bulan terakhir, para pemain nasional memang disibukkan dengan friendly match melawan kesebelasan yang kelasnya jauh di atas. Deretan laga prestisius itu dimulai dengan kedatangan tim nasional Belanda bulan lalu. Pada pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (7/6) tersebut, skuad Garuda kalah tiga gol tanpa balas meski penampilan mereka banyak menuai pujian.
Kiprah Sergio van Dijk dan pemain timnas lainnya berlanjut hanya dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang. Pada Minggu (14/7/2013), masih di SUGBK, mereka meladeni Arsenal. Permainan cepat gaya Liga Inggris yang langsung diperagakan The Gunners sejak menit awal terbukti membuat Sergio dkk, yang saat itu menggunakan nama Indonesia Dream Team, kocar-kacir. Indonesia pun kalah telak 0-7.
Berselang satu pekan kemudian, Sabtu (20/7/2013), para pesepakbola terbaik Tanah Air ini menggunakan nama Indonesia XI untuk menjamu Liverpool. Sukses mengambil pelajaran dari pertandingan kontra Arsenal, mereka mampu memberi perlawanan meski hasil akhir tetap kalah, 0-2. Seakan tak ada habisnya, Kamis (25/7/2013) giliran Chelsea yang memberi tantangan. Namun, pada laga ini tim Indonesia akan mengombinasikan pemain senior dengan penghuni Timnas U-23.
(akr)