Anggota FIFA tolak gelar Piala Dunia di musim dingin
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Komite Eksekutif FIFA, Theo Zwanziger mengungkapkan keputusan terpilihnya tuan rumah Qatar sebagai penyelenggara ajang Piala Dunia 2022 di Qatar adalah sebuah kesalahan fatal. Kegeraman Zwanziger, tidak lepas dari gagasan bakal digelar event empat tahunan ini pada musim dingin.
"Itu jelas Piala Dunia 2022 di Qatar kesalahan fatal. Jika keputusan itu terbukti salah, maka tidak harus menjadi beban bagi kami yang tidak terlibat dengan mengubah ke musim dingin,” keluh Zwanzinger kepada Sportbild, Kamis (25/7/2013).
Sebelumnya , ide itu muncul dari Presiden FIFA Sepp Blatter yang menyarankan bila turnamen harus dipindahkan ke musim dingin untuk menghindari naiknya suhu di Timur Tengah. Namun, Zwinger yang juga mantan kepala Asosiasi Sepak Bola Jerman ini, merasa hanya akan menambah persoalan baru yakni menghambat musim domestik di seluruh kompetisi Eropa.
"Mengubah Piala Dunia untuk musim dingin akan jauh ke dalam struktur federasi nasional Eropa dan juga sepakbola amatir di Jerman. Perubahan jadwal bermain tidak hanya mempengaruhi Bundesliga tetapi terus mempengaruhi divisi yang lebih rendah terkait promosi dan degradasi. Ini adalah kesatuan sepak bola Jerman,” terangnya.
"Itu jelas Piala Dunia 2022 di Qatar kesalahan fatal. Jika keputusan itu terbukti salah, maka tidak harus menjadi beban bagi kami yang tidak terlibat dengan mengubah ke musim dingin,” keluh Zwanzinger kepada Sportbild, Kamis (25/7/2013).
Sebelumnya , ide itu muncul dari Presiden FIFA Sepp Blatter yang menyarankan bila turnamen harus dipindahkan ke musim dingin untuk menghindari naiknya suhu di Timur Tengah. Namun, Zwinger yang juga mantan kepala Asosiasi Sepak Bola Jerman ini, merasa hanya akan menambah persoalan baru yakni menghambat musim domestik di seluruh kompetisi Eropa.
"Mengubah Piala Dunia untuk musim dingin akan jauh ke dalam struktur federasi nasional Eropa dan juga sepakbola amatir di Jerman. Perubahan jadwal bermain tidak hanya mempengaruhi Bundesliga tetapi terus mempengaruhi divisi yang lebih rendah terkait promosi dan degradasi. Ini adalah kesatuan sepak bola Jerman,” terangnya.
(akr)