Jacksen kantongi gambaran skuad lawan China
A
A
A
Sindonews.com - Kedatangan tim-tim papan atas dunia wajib berikan progres positif untuk persepakbolaan Tanah Air khusunya tim nasional (timnas) Indonesia. Tercatat, dalam dua bulan terakhir empat tim kelas dunia menyambangi Indonesia.
Dua bulan terakhir ini, beberapa tamu agung memberikan pelajaran positif bagi persepakbolaan Indonesia. Pada Juni, timnas Belanda mengawali hadirnya tim-tim top dunia. Ditantang tim Garuda, (8/6), De Oranje, julukan timnas Belanda, mencatatkan keunggulan tiga gol tanpa balas dari Boaz Salossa dkk.
Setelah timnas Belanda menjadinya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, bagai neraka bagi timnas Indonesia, giliran klub-klub papan atas Liga Primer Inggris yang unjuk kebolehan sepanjang bulan Juli ini. Di mana klub-klub top Inggris dan juga dunia yaitu Arsenal, Liverpool, dan juga Chelsea gantian unjuk kebolehan.
Arsenal menjadi tim pembuka yang unjuk kebolehan pada 14 Juli lalu. The Gunners, julukan Arsenal, membuat Indonesia Dream Team yang diisi oleh deretan pemain senior timnas Indonesia, mampu unggul tujuh gol tanpa balas. Hujan kritik atas permainan Indonesia Dream Team, menghujani sang juru ramu asal Brasil, Jacksen F Tiago.
Selepas Arsenal, Liverpool pun bergantian datang. Mendarat di Jakarta pada 18 Juli, dua hari berselang The Reds, julukan Liverpool, mentas di SUGBK untuk menjajal tim Indonesia XI yang juga dikomandoi Jacksen. Tidak seperti saat bertemu Arsenal, dalam laga kali ini Jacksen dinilai sukses. Karena gawang Kurnia Meiga hanya kemasukan doa gol lewat aksi Philippe Coutinho dan Raheem Sterling.
Dari dua laga yang dikomandoi Jacksen secara langsung, pelatih yang masih terikat kontrak dengan Persipura Jayapura tersebut mengaku mendapatkan banyak sisi positif di dalam timnya. Dirinya pun mengaku, sudah mendapatkan gambaran tim saat menjamu timnas China di Pra Piala Asia (PPA) 2015 Grup C, pada Oktober mendatang. Laga tersebut menjadi penting, mengingat posisi Indonesia yang ada di posisi buncit klasemen sementara.
"Kami memang tidak memedulikan skor atau hasil di pertandingan uji coba internasional tersebut. Karena apa? Karena fokus kami adalah bermain baik di PPA. Dan kami terus bersiap jelang laga kontra timnas China pada Oktober mendatang. Bagi kami itulah tujuan dari uji coba internasional tersebut," ungkap Jacksen.
Setelah Liverpool, Chelsea menjadi klub terakhir yang menyambangi Indonesia. Tapi ada perubahan kompetisi tim saat hadirnya The Blues, julukan Chelsea. Jika sebelumnya Jacksen yang diposisikan sebagai pelatih, kali ini giliran Rahmad Darmawan yang diberikan tongkat komanda untuk menjajal ketangguhan klub yang kali ini diarsiteki Jose Mourinho tersebut.
Sama dengan Jacksen, RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, juga memiliki tujuan pasti saat memasukan anak-anak asuhnya di timnas U-23 saat bertemu Eden Hazard dkk. Dimana RD berkeinginan, mematangkan timnya sebelum berjuang diajang SEA Games Myanmar, Desember mendatang. Di sini, target tinggi pun ada dipundak RD dan anak asuhnya, setelah Indonesia terakhir kali meraih emas SEA Games pada 1991 di Manila, Filipina.
Memang tidak semua anak asuh RD di timnas U-23 yang disertakan. Tapi setidaknya, laga kontra Chelsea bisa menguji mental dan memberikan pengalaman berharga bagi pemain-pemain muda Indonesia layaknya Andik Vermansyah, Syamsir Alam, Septia Hadi, Rasyid Bakri, dan Bayu Gatra. Dimana mereka adalah, pemain-pemain masa depan sepak bola Indonesia di masa-masa yang akan datang.
"Ini kesempatan berharga untuk para pemain muda, khusunya pemain-pemain yang tergabung dalam timnas U-23. Ini pun, akan jadi gambaran mereka bagaimana bermain dengan lawan yang jauh lebih tanggung. Saya percaya paling tidak ada progres positif untuk para pemain Indonesia dari kehadiran tim-tim dunia," jelas RD.
Perlu diakui juga, jika beberapa negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand, telah lebih dulu menjajal tim-tim papan atas dunia. Hal itu, seolah menjadi agenda rutin yang akan dijalani dalam beberapa tahun terakhir. Harus diakui jika saat ini, timnas Indonesia kerap kesulitan jika berhadapan dengan Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia, dan juga timnas Thailand.
Dua bulan terakhir ini, beberapa tamu agung memberikan pelajaran positif bagi persepakbolaan Indonesia. Pada Juni, timnas Belanda mengawali hadirnya tim-tim top dunia. Ditantang tim Garuda, (8/6), De Oranje, julukan timnas Belanda, mencatatkan keunggulan tiga gol tanpa balas dari Boaz Salossa dkk.
Setelah timnas Belanda menjadinya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, bagai neraka bagi timnas Indonesia, giliran klub-klub papan atas Liga Primer Inggris yang unjuk kebolehan sepanjang bulan Juli ini. Di mana klub-klub top Inggris dan juga dunia yaitu Arsenal, Liverpool, dan juga Chelsea gantian unjuk kebolehan.
Arsenal menjadi tim pembuka yang unjuk kebolehan pada 14 Juli lalu. The Gunners, julukan Arsenal, membuat Indonesia Dream Team yang diisi oleh deretan pemain senior timnas Indonesia, mampu unggul tujuh gol tanpa balas. Hujan kritik atas permainan Indonesia Dream Team, menghujani sang juru ramu asal Brasil, Jacksen F Tiago.
Selepas Arsenal, Liverpool pun bergantian datang. Mendarat di Jakarta pada 18 Juli, dua hari berselang The Reds, julukan Liverpool, mentas di SUGBK untuk menjajal tim Indonesia XI yang juga dikomandoi Jacksen. Tidak seperti saat bertemu Arsenal, dalam laga kali ini Jacksen dinilai sukses. Karena gawang Kurnia Meiga hanya kemasukan doa gol lewat aksi Philippe Coutinho dan Raheem Sterling.
Dari dua laga yang dikomandoi Jacksen secara langsung, pelatih yang masih terikat kontrak dengan Persipura Jayapura tersebut mengaku mendapatkan banyak sisi positif di dalam timnya. Dirinya pun mengaku, sudah mendapatkan gambaran tim saat menjamu timnas China di Pra Piala Asia (PPA) 2015 Grup C, pada Oktober mendatang. Laga tersebut menjadi penting, mengingat posisi Indonesia yang ada di posisi buncit klasemen sementara.
"Kami memang tidak memedulikan skor atau hasil di pertandingan uji coba internasional tersebut. Karena apa? Karena fokus kami adalah bermain baik di PPA. Dan kami terus bersiap jelang laga kontra timnas China pada Oktober mendatang. Bagi kami itulah tujuan dari uji coba internasional tersebut," ungkap Jacksen.
Setelah Liverpool, Chelsea menjadi klub terakhir yang menyambangi Indonesia. Tapi ada perubahan kompetisi tim saat hadirnya The Blues, julukan Chelsea. Jika sebelumnya Jacksen yang diposisikan sebagai pelatih, kali ini giliran Rahmad Darmawan yang diberikan tongkat komanda untuk menjajal ketangguhan klub yang kali ini diarsiteki Jose Mourinho tersebut.
Sama dengan Jacksen, RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, juga memiliki tujuan pasti saat memasukan anak-anak asuhnya di timnas U-23 saat bertemu Eden Hazard dkk. Dimana RD berkeinginan, mematangkan timnya sebelum berjuang diajang SEA Games Myanmar, Desember mendatang. Di sini, target tinggi pun ada dipundak RD dan anak asuhnya, setelah Indonesia terakhir kali meraih emas SEA Games pada 1991 di Manila, Filipina.
Memang tidak semua anak asuh RD di timnas U-23 yang disertakan. Tapi setidaknya, laga kontra Chelsea bisa menguji mental dan memberikan pengalaman berharga bagi pemain-pemain muda Indonesia layaknya Andik Vermansyah, Syamsir Alam, Septia Hadi, Rasyid Bakri, dan Bayu Gatra. Dimana mereka adalah, pemain-pemain masa depan sepak bola Indonesia di masa-masa yang akan datang.
"Ini kesempatan berharga untuk para pemain muda, khusunya pemain-pemain yang tergabung dalam timnas U-23. Ini pun, akan jadi gambaran mereka bagaimana bermain dengan lawan yang jauh lebih tanggung. Saya percaya paling tidak ada progres positif untuk para pemain Indonesia dari kehadiran tim-tim dunia," jelas RD.
Perlu diakui juga, jika beberapa negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand, telah lebih dulu menjajal tim-tim papan atas dunia. Hal itu, seolah menjadi agenda rutin yang akan dijalani dalam beberapa tahun terakhir. Harus diakui jika saat ini, timnas Indonesia kerap kesulitan jika berhadapan dengan Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia, dan juga timnas Thailand.
(aww)