PBR kesulitan cari pesawat untuk bawa jenazah Camara
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen Pelita Bandung Raya (PBR) masih kesulitan mencari pesawat untuk menerbangkan jenazah Sekou Camara ke Mali. Tapi manajemen menjanjikan akan mengirim jenazah Camara ke keluarganya secepatnya.
"Saya masih deg-degan karena untuk cari flight yang bisa menerima kargo jenazah ke Mali itu tidak gampang," ujar Marco di Hotel Grand Setiabudi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2013).
Ia mencontohkan pemain PSIS Semarang, Diego Mendieta, yang meninggal beberapa waktu lalu. Sulit mengirim jenazah Diego ke Paraguay karena tidak ada penerbangan yang bisa mengangkut kargo jenazah ke sana.
Marco sendiri jadi orang yang terlibat untuk mengirim jenazah Diego karena saat itu ia merupakan pengurus PSSI. "Sekarang nganter ke Mali lebih susah daripada ke Paraguay," ungkapnya.
Hingga kini, PBR pun belum menemukan penerbangan yang bisa mengantar Camara sampai ke Mali. "Tapi kita akan usahakan Camara sampai ke keluarganya," janjinya.
Rencananya, jenazah Camara akan dilepas malam ini oleh seluruh manajemen dan tim PBR di Rumah Duka Santo Borromeus. Akan ada prosesi pelepasan sebagai pengormatan terakhir bagi Camara.
Jenazah Camara akan langsung diberangkatkan ke Jakarta. Di sana, akan ada tim yang menangani agar jenazah Camara bisa segera sampai ke Mali. "Makanya kita mohon doa dari semuanya agar ini berjalan lancar," harap Marco.
Selain mengurus pemberangkatan jenazah Camara, manajemen PBR saat ini sedang mengurus segala keperluan dan tanggung jawabnya. Salah satu yang sedang diurus adalah persoalan gaji Camara yang masih harus dibayarkan.
Camara sendiri dikontrak 6 bulan. Setelah kontraknya habis, PBR punya opsi memperpanjang kontrak Camara untuk satu tahun ke depan.
"Begitu jenazah Camara tiba di sana, kita masih punya tanggung jawab. Yang jelas kita tidak akan lari dari tanggung jawab," papar Marco.
Selain memenuhi hak gaji, PBR juga akan memberikan santunan bagi keluarga Camara. Gaji yang harus diterima Camara juga akan disampaikan ke keluarganya.
"Saya masih deg-degan karena untuk cari flight yang bisa menerima kargo jenazah ke Mali itu tidak gampang," ujar Marco di Hotel Grand Setiabudi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2013).
Ia mencontohkan pemain PSIS Semarang, Diego Mendieta, yang meninggal beberapa waktu lalu. Sulit mengirim jenazah Diego ke Paraguay karena tidak ada penerbangan yang bisa mengangkut kargo jenazah ke sana.
Marco sendiri jadi orang yang terlibat untuk mengirim jenazah Diego karena saat itu ia merupakan pengurus PSSI. "Sekarang nganter ke Mali lebih susah daripada ke Paraguay," ungkapnya.
Hingga kini, PBR pun belum menemukan penerbangan yang bisa mengantar Camara sampai ke Mali. "Tapi kita akan usahakan Camara sampai ke keluarganya," janjinya.
Rencananya, jenazah Camara akan dilepas malam ini oleh seluruh manajemen dan tim PBR di Rumah Duka Santo Borromeus. Akan ada prosesi pelepasan sebagai pengormatan terakhir bagi Camara.
Jenazah Camara akan langsung diberangkatkan ke Jakarta. Di sana, akan ada tim yang menangani agar jenazah Camara bisa segera sampai ke Mali. "Makanya kita mohon doa dari semuanya agar ini berjalan lancar," harap Marco.
Selain mengurus pemberangkatan jenazah Camara, manajemen PBR saat ini sedang mengurus segala keperluan dan tanggung jawabnya. Salah satu yang sedang diurus adalah persoalan gaji Camara yang masih harus dibayarkan.
Camara sendiri dikontrak 6 bulan. Setelah kontraknya habis, PBR punya opsi memperpanjang kontrak Camara untuk satu tahun ke depan.
"Begitu jenazah Camara tiba di sana, kita masih punya tanggung jawab. Yang jelas kita tidak akan lari dari tanggung jawab," papar Marco.
Selain memenuhi hak gaji, PBR juga akan memberikan santunan bagi keluarga Camara. Gaji yang harus diterima Camara juga akan disampaikan ke keluarganya.
(wbs)