PBSI Jabar bentuk dua pusdiklat baru
A
A
A
Sindonews.com - Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jawa Barat merancang program pembentukan dua pusdiklat baru. Program itu untuk melengkapi tiga (Pusat Pendidikan dan latihan) Pusdiklat yang ada saat ini.
Sekum Pengda PBSI Jabar Herman Subarjah menuturkan, kini Jabar tengah memiliki tiga pusdiklat bulutangkis, yaitu Pusdiklat Susi Susanti Tasikmalaya, Pusdiklat SGS PLN Elektrik dan satu pusdiklat lainnya di Bandung.
"Kepengurusan Pengda PBSI yang baru sudah merancang program untuk pembentukan dua Pusdiklat yang baru untuk melengkapi tiga Pusdiklat yang ada saat ini," kata Herman.
Dia mengaku, pembentukan dua pusdiklat sendiri akan dilakukan pada akhir tahun 2013 ini. Untuk penempatan Pusdiklat sendiri, salahsatunya akan di tempatkan di kawasan Kota dan Kabupaten Cirebon.
''Pengda PBSI Jawa Barat akan mendirikan dua Pusat Pendidikan Latihan bulu tangkis ini yang baru di wilayah Jawa Barat pada akhir 2013. Satu Pusdiklat kemungkinan ditempatkan di kawasan Kota atau Kabupaten Cirebon,”tuturnya.
Menurutnya pembangunan Pusdiklat tersebut bertujuan untuk menjaring talenta-talenta potensial bulu tangkis Jabar. karena bagaimanapun kehadiran Pusdiklat ini bisa meningkatkan pembinaan atlet bulu tangkis Jabar secara intensif.
Pembinaan bulutangkis sendiri sempat mati suri karena Pusdiklat yang digeser paradigmanya ke dalam klub. Klub memiliki kelebihan bebas merekrut para pemain, menerima atau mengeluarkan pemain tanpa ada interpensi dari organisasi Persatuan Bulu Tangkis, Pengprov pun tidak bisa memberikan interpensi karena memang tidak punya hak.
"Kami masih mencarikan dulu tanah dan anggarannya, yang jelas akhir tahun ini dua Pusdiklat itu sudah berjalan," katanya.
Dia juga mengatakan kepemimpinan Pengda PBSI Jabar saat ini masih dipegang oleh Lutfy Hamid dan akan melanjutkan beberapa program pembinaan dan pencetakan atlet. Termasuk mempersiapkan atlet-atlet belia yang siap masuk ke jenjang Pelatnas.
Herman menegaskan, pembinaan atlet bulu tangkis di Jawa Barat terus bergulir dimana atlet-atletnya terus ditempa di klub. Namun kehadiran Pusdiklat masih diperlukan agar talenta itu bisa lebih terasah lagi.
Sementara itu mantan juara dunia ganda putra Riky Subagja juga menyatakan Jabar masih tetap menjadi daerah yang diperhitungkan dalam bulutangkis karena memiliki pola pembinaan yang sudah berjalan dengan baik.
Menurutnya Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang selama ini dikenal selalu memberikan kontribusi bagi Indonesia dengan menyumbang atlet bulu tangkis. Meski pada kejuaraan dunia beberapa waktu lalu, atlet Jabar tidak bisa berkata banyak.
Namun sebenarnya Jawa Barat tetap berupaya menyiapkan atlet bulu tangkis untuk kemajuan prestasi bulu tangkis Indonesia. Terbukti banyaknya atlet-atlet di Pelatnas saat ini yang berasal dari Jawa Barat. Walaupun faktanya sangat sulit menyiapkan atlet berkaliber nasional dalam jangka waktu.
"Saya lihat regenerasi pebulutangkis dari Jabar terus bergulir, dengan masuknya beberapa atlet ke Pelatnas dan juga masuk klub lain dengan statu tetap atlet Jabar. meski memang bisa diakui kekuatan atlet tidak merata, karena tergantung juga pada peran klub dan pengurus cabang di daerah itu sendiri,”pungkasnya.
Sekum Pengda PBSI Jabar Herman Subarjah menuturkan, kini Jabar tengah memiliki tiga pusdiklat bulutangkis, yaitu Pusdiklat Susi Susanti Tasikmalaya, Pusdiklat SGS PLN Elektrik dan satu pusdiklat lainnya di Bandung.
"Kepengurusan Pengda PBSI yang baru sudah merancang program untuk pembentukan dua Pusdiklat yang baru untuk melengkapi tiga Pusdiklat yang ada saat ini," kata Herman.
Dia mengaku, pembentukan dua pusdiklat sendiri akan dilakukan pada akhir tahun 2013 ini. Untuk penempatan Pusdiklat sendiri, salahsatunya akan di tempatkan di kawasan Kota dan Kabupaten Cirebon.
''Pengda PBSI Jawa Barat akan mendirikan dua Pusat Pendidikan Latihan bulu tangkis ini yang baru di wilayah Jawa Barat pada akhir 2013. Satu Pusdiklat kemungkinan ditempatkan di kawasan Kota atau Kabupaten Cirebon,”tuturnya.
Menurutnya pembangunan Pusdiklat tersebut bertujuan untuk menjaring talenta-talenta potensial bulu tangkis Jabar. karena bagaimanapun kehadiran Pusdiklat ini bisa meningkatkan pembinaan atlet bulu tangkis Jabar secara intensif.
Pembinaan bulutangkis sendiri sempat mati suri karena Pusdiklat yang digeser paradigmanya ke dalam klub. Klub memiliki kelebihan bebas merekrut para pemain, menerima atau mengeluarkan pemain tanpa ada interpensi dari organisasi Persatuan Bulu Tangkis, Pengprov pun tidak bisa memberikan interpensi karena memang tidak punya hak.
"Kami masih mencarikan dulu tanah dan anggarannya, yang jelas akhir tahun ini dua Pusdiklat itu sudah berjalan," katanya.
Dia juga mengatakan kepemimpinan Pengda PBSI Jabar saat ini masih dipegang oleh Lutfy Hamid dan akan melanjutkan beberapa program pembinaan dan pencetakan atlet. Termasuk mempersiapkan atlet-atlet belia yang siap masuk ke jenjang Pelatnas.
Herman menegaskan, pembinaan atlet bulu tangkis di Jawa Barat terus bergulir dimana atlet-atletnya terus ditempa di klub. Namun kehadiran Pusdiklat masih diperlukan agar talenta itu bisa lebih terasah lagi.
Sementara itu mantan juara dunia ganda putra Riky Subagja juga menyatakan Jabar masih tetap menjadi daerah yang diperhitungkan dalam bulutangkis karena memiliki pola pembinaan yang sudah berjalan dengan baik.
Menurutnya Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang selama ini dikenal selalu memberikan kontribusi bagi Indonesia dengan menyumbang atlet bulu tangkis. Meski pada kejuaraan dunia beberapa waktu lalu, atlet Jabar tidak bisa berkata banyak.
Namun sebenarnya Jawa Barat tetap berupaya menyiapkan atlet bulu tangkis untuk kemajuan prestasi bulu tangkis Indonesia. Terbukti banyaknya atlet-atlet di Pelatnas saat ini yang berasal dari Jawa Barat. Walaupun faktanya sangat sulit menyiapkan atlet berkaliber nasional dalam jangka waktu.
"Saya lihat regenerasi pebulutangkis dari Jabar terus bergulir, dengan masuknya beberapa atlet ke Pelatnas dan juga masuk klub lain dengan statu tetap atlet Jabar. meski memang bisa diakui kekuatan atlet tidak merata, karena tergantung juga pada peran klub dan pengurus cabang di daerah itu sendiri,”pungkasnya.
(aww)