Bangkit dengan syarat
A
A
A
Sindonews.com - Persema Malang memiliki tekad bangkit di putaran dua Indonesian Premier League (IPL). Tapi kebangitan yang diinginkan secara realita tidak semudah yang dibayangkan. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk bisa memperbaiki prestasi.
Kini Persema Malang terjebak di papan bawah klasemen sementara ISL dengan hanya mengoleksi 9 poin dari 15 laga di putaran pertama. Posisi itu cukup beralasan karena Persema mengalami krisis kualitas sekaligus mental tim sejak ditangani pelatih Rudi Hariantoko.
Salah satu syarat elementer yang dipercaya berpengaruh pada kebangkitan adalah pembayaran gaji pemain yang tersendat. Hingga kini tim berjuluk Bledeg Biru belum membayar gaji pemain selama tiga bulan dan itu diperkirakan menjadi salah satu sebab kurang maksimalnya performa tim.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah niatan klub untuk menambah pemain untuk memperkuat tim yang ada. Dengan komposisi mayoritas diisi pemain belia yang miskin pengalaman di level atas, Rudi Hariantoko kesulitan mempertahankan konsistensi tim, baik di pertandingan tandang maupun kandang.
“Motivasi pemain harus terjaga dan itu merupakan tugas semua elemen di tim untuk melakukannya. Jujur saja pemain kurang bagus secara mental karena selain sering kalah, mereka juga belum menerima gaji selama beberapa bulan. Ini memang menjadi kendala tersendiri,” ujar Rudi Hariantoko, Sabtu (24/8).
Padahal dirinya yakin jika bisa mengatasi sejumlah problem, Persema memiliki kemampuan untuk memperbaiki prestasi dibanding putaran pertama silam. Sayang harapan untuk melihat Persema membaik secara drastis juga tidak mudah jika melihat kondisi klub yang stagnan.
Selepas putaran pertama silam, manajemen bernafsu mendatangkan beberapa pemain berkualitas untuk menambal keroposnya skuad yang ada. Namun itu ternyata tidak bisa diwujudkan karena sejumlah kendala, termasuk tidak adanya pemain bagus yang tersedia di pasar hingga problem terbatasnya keuangan.
Sedangkan untuk melunasi gaji pemain pun sangat sulit dengan belum adanya sponsor atau sumber dana yang diandalkan. Akibatnya, Persema bahkan tidak benar-benar rutin menggelar latihan. Terkadang latihan digelar sekali dalam beberapa hari untuk menghemat operasional.
“Kondisi memang belum ada perubahan. Tapi saya akan mencoba semaksimal mungkin agar tim lebih bagus lagi. Saya sampai saat ini dipercaya untuk melatih Persema, sehingga harus melakukan tugas sebaik-baiknya, terlepas dari apa yang dialami klub,” tutur pelatih yang juga mantan pemain Arema Malang ini.
Persema dikabarkan berhasrat menjalin kerjasama dengan sejumlah calon sponsor sebelum putaran dua bergulir. Tapi sayang hingga sekarang belum ada kepastian, di antaranya kerjasama dengan sebuah perusahaan asuransi serta sebuah stasiun televisi.
Kini Persema Malang terjebak di papan bawah klasemen sementara ISL dengan hanya mengoleksi 9 poin dari 15 laga di putaran pertama. Posisi itu cukup beralasan karena Persema mengalami krisis kualitas sekaligus mental tim sejak ditangani pelatih Rudi Hariantoko.
Salah satu syarat elementer yang dipercaya berpengaruh pada kebangkitan adalah pembayaran gaji pemain yang tersendat. Hingga kini tim berjuluk Bledeg Biru belum membayar gaji pemain selama tiga bulan dan itu diperkirakan menjadi salah satu sebab kurang maksimalnya performa tim.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah niatan klub untuk menambah pemain untuk memperkuat tim yang ada. Dengan komposisi mayoritas diisi pemain belia yang miskin pengalaman di level atas, Rudi Hariantoko kesulitan mempertahankan konsistensi tim, baik di pertandingan tandang maupun kandang.
“Motivasi pemain harus terjaga dan itu merupakan tugas semua elemen di tim untuk melakukannya. Jujur saja pemain kurang bagus secara mental karena selain sering kalah, mereka juga belum menerima gaji selama beberapa bulan. Ini memang menjadi kendala tersendiri,” ujar Rudi Hariantoko, Sabtu (24/8).
Padahal dirinya yakin jika bisa mengatasi sejumlah problem, Persema memiliki kemampuan untuk memperbaiki prestasi dibanding putaran pertama silam. Sayang harapan untuk melihat Persema membaik secara drastis juga tidak mudah jika melihat kondisi klub yang stagnan.
Selepas putaran pertama silam, manajemen bernafsu mendatangkan beberapa pemain berkualitas untuk menambal keroposnya skuad yang ada. Namun itu ternyata tidak bisa diwujudkan karena sejumlah kendala, termasuk tidak adanya pemain bagus yang tersedia di pasar hingga problem terbatasnya keuangan.
Sedangkan untuk melunasi gaji pemain pun sangat sulit dengan belum adanya sponsor atau sumber dana yang diandalkan. Akibatnya, Persema bahkan tidak benar-benar rutin menggelar latihan. Terkadang latihan digelar sekali dalam beberapa hari untuk menghemat operasional.
“Kondisi memang belum ada perubahan. Tapi saya akan mencoba semaksimal mungkin agar tim lebih bagus lagi. Saya sampai saat ini dipercaya untuk melatih Persema, sehingga harus melakukan tugas sebaik-baiknya, terlepas dari apa yang dialami klub,” tutur pelatih yang juga mantan pemain Arema Malang ini.
Persema dikabarkan berhasrat menjalin kerjasama dengan sejumlah calon sponsor sebelum putaran dua bergulir. Tapi sayang hingga sekarang belum ada kepastian, di antaranya kerjasama dengan sebuah perusahaan asuransi serta sebuah stasiun televisi.
(wbs)