Soal IPL, Persijap minta PSSI tegas
A
A
A
Sindonews.com - Nasib klub peserta Indonesia Premiere League (IPL) Hingga kini masih belum menentu. Kondisi ini disebabkan, operator liga PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) belum mendapat lampu hijau dari PSSI kapan putaran kedua akan dimulai. Sejumlah klub terus mendesak badan otoritas sepak bola tertinggi tanah air itu segera mengambil sikap apakah kompetisi dihentikan atau dilanjutkan.
General Manager Persijap Muhammad Said Bassalamah menyatakan, pihaknya kini hanya bisa pasrah dan menunggu nasib kompetisi yang diikuti oleh timnya. ''Nasib tim-tim IPL ada di tangan PSSI sekarang ini. Kami tidak bisa berbuat banyak, sedangkan anggaran harus jalan terus. Ini yang membuat kami dan tim lain kebingungan,'' tandasnya.
Bassalamah mengaku, telah berbicara dengan Seretaris Jendral PSSI Joko Driyono terkait persoalan ini. Dari pembicaraan, Joko segera memberikan pernyataan mengenai IPL. Dari informasi yang ia dapat, PSSI telah menerima laporan dari PT LPIS tentang pelaksanaan kompetisi putaran pertama. ''Awal bulan ini klub, operator liga, dan PSSI telah bertamu. Hasil pertemuan, putaran kedua tetap digulirkan, hanya saja kepastian kapan dimulai belum ada,'' jelasnya.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi pihak PT LPIS misalnya, penyelesaian honor wasit. selain itu, untuk putaran kedua nanti, perangkat wasit harus dari Komisi Wasit PSSI. Hingga kini, Bassalamah belum menerima informasi syarat yang diajukan oleh PSSI telah dipenuhi oleh operator kompetisi. ''Kami terus memantau perkembangan,'' imbuhnya.
Selain syarat tersebut, lanjut dia, keputusan kapan putaran kedua IPL masih menunggu sidang dari Komisi Disiplin (Komdis) yang membahas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selama putaran pertama. Misalnya apakah kompetisi sudah sesuai dengan aturan yang ada. Selain itu, Komdis juga melihat apakah pemain klub sesuai dengan aturan dan hukuman tim yang WO.
Sambil menunggu keputusan PSSI, manajemen Persijap juga terus melakukan penggalian dana untuk pembiayaan tim, mengingat saat ini kondisi keuangan Persijap masih dalam masa krisis, karena minimnya sumber pendanaan dari luar atau sponsor. Berbagai upaya dilakukan untuk segera memperbaiki kondisi keuangan tim. Salah satunya pemegang saham Mayoritas PT Jepara Raya Multitama berniat melepaskan 20 persen dari 80 persen sahamnya untuk diakuisisi, oleh masyarkat Jepara yang berminat. Akan tetapi usaha tersebut belum membuahkan hasil.
General Manager Persijap Muhammad Said Bassalamah menyatakan, pihaknya kini hanya bisa pasrah dan menunggu nasib kompetisi yang diikuti oleh timnya. ''Nasib tim-tim IPL ada di tangan PSSI sekarang ini. Kami tidak bisa berbuat banyak, sedangkan anggaran harus jalan terus. Ini yang membuat kami dan tim lain kebingungan,'' tandasnya.
Bassalamah mengaku, telah berbicara dengan Seretaris Jendral PSSI Joko Driyono terkait persoalan ini. Dari pembicaraan, Joko segera memberikan pernyataan mengenai IPL. Dari informasi yang ia dapat, PSSI telah menerima laporan dari PT LPIS tentang pelaksanaan kompetisi putaran pertama. ''Awal bulan ini klub, operator liga, dan PSSI telah bertamu. Hasil pertemuan, putaran kedua tetap digulirkan, hanya saja kepastian kapan dimulai belum ada,'' jelasnya.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi pihak PT LPIS misalnya, penyelesaian honor wasit. selain itu, untuk putaran kedua nanti, perangkat wasit harus dari Komisi Wasit PSSI. Hingga kini, Bassalamah belum menerima informasi syarat yang diajukan oleh PSSI telah dipenuhi oleh operator kompetisi. ''Kami terus memantau perkembangan,'' imbuhnya.
Selain syarat tersebut, lanjut dia, keputusan kapan putaran kedua IPL masih menunggu sidang dari Komisi Disiplin (Komdis) yang membahas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selama putaran pertama. Misalnya apakah kompetisi sudah sesuai dengan aturan yang ada. Selain itu, Komdis juga melihat apakah pemain klub sesuai dengan aturan dan hukuman tim yang WO.
Sambil menunggu keputusan PSSI, manajemen Persijap juga terus melakukan penggalian dana untuk pembiayaan tim, mengingat saat ini kondisi keuangan Persijap masih dalam masa krisis, karena minimnya sumber pendanaan dari luar atau sponsor. Berbagai upaya dilakukan untuk segera memperbaiki kondisi keuangan tim. Salah satunya pemegang saham Mayoritas PT Jepara Raya Multitama berniat melepaskan 20 persen dari 80 persen sahamnya untuk diakuisisi, oleh masyarkat Jepara yang berminat. Akan tetapi usaha tersebut belum membuahkan hasil.
(wbs)