Persebaya di ambang rekor juara tak terkalahkan
A
A
A
Sindonews.com - Sensasional. Mungkin itu kata paling tepat, jika Persebaya berhasil mengalahkan Perseru Serui dalam partai final Divisi Utama di Stadion Manahan Solo, Sabtu (14/9). Maklum bukan hanya gengsi bisa membawa pulang trofi juara. Tapi Uston Nawawi dkk bakal mencatatkan sejarah sebagai satu-satunya tim yang tak terkalahkan dalam satu musim kompetisi.
Ya, hingga saat dari 21 laga mulai babak reguler hingga 12 besar dan semifinal Persebaya memang belum menyetuh kekalahan. Rinciannya, 14 kali menang dan 7 imbang. Tiga hasil imbang dicatatkan di babak 12 besar saat menghadapi tuan rumah PSIS Semarang, PS Biak dan PS Bangka. Sedangkan di babak semifinal, Uston Nawawi dkk tampil perkasa mengilas Persikabo Bogor 4-1.
Sementara Perseru Serui tercatat dari 21 laga sekali menderita kekalahan, 4 kali imbang dan 16 menang. Di babak semifinal tim berjuluk Kuda Laut susah payah mengalahkan Persik Kediri melalui drama adu penalti setelah di waktu normal sempat tertinggal dua gol. "Kami tidak pernah berpikir rekor, yang penting bisa menang. Kini tinggal satu pertandingan lagi, tentu kita ingin hasil sempurna, " ujar Pelatih Persebaya, Tony Hoo.
Peluang Persebaya megejar gelar juara sekaligus mempertahankan rekor tak terkalahkan cukup terbuka. Jika melihat statistik kedua tim, Uston Nawawi dkk lebih banyak keunggulan. Soal produktivitas gol, lini depan Persebaya lebih garang dengan torehan 47 gol. Sedangkan Perserui mengemas 36 gol.
Keunggulan Perserui tampaknya ada dilini belakang. Sebab, hanya kebobolan 11 gol. Sedangkan Persebaya sudah 15 gol. Namun di mata Tony Hoo, justru celah kelemahan Perseru Serui ada di lini belakang, "Di belakang mereka tidak punya pemain asing. Dalam partai final statistik tidak bisa jadi acuan lagi, " ucapnya.
Disinggung soal fisik Perseru yang stabil saat melawan Persik karena mampu bertanding konsisten selama 120 menit, Tony Ho juga tidak gentar, "Pemain saya juga tidak kalah, sampai sekarang tidak ada yang cedera berat. Itu membuktikan jika fisik baik, kita sudah biasa latihan fisik berat, " katanya yakin.
Yang patut diwaspadai Persebaya, mental bertanding Perseru bisa dibilang luar biasa. Terbukti ketika tertinggal 0-2 saat melawan Persik, mereka tidak menyarah. Bahkan menggurung pertahanan Macan Putih hingga berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. "Kami sudah pelajari kekuatan Perseru, Persik sendiri saat itu terlihat kalah stamina, " ujar pria asal Makassar.
Yang pasti, Persebaya tidak akan melepas begitu saja trofi juara ke Papua. Sebab, sejak 2006, di Surabaya tidak pernah lagi meraih gelar juara. Apalagi pasca terpecah menjadi dua tiga tahun lalu, Kota Pahwalan seperti sepi gelar. "Di setiap kota saya melatih, saya ingin meninggalkan kesan baik. Persebaya sudah lolos ISL, mudah-mudahan kita bisa memberikan yang terbaik buat publik Surabaya, " tandasnya.
Ya, hingga saat dari 21 laga mulai babak reguler hingga 12 besar dan semifinal Persebaya memang belum menyetuh kekalahan. Rinciannya, 14 kali menang dan 7 imbang. Tiga hasil imbang dicatatkan di babak 12 besar saat menghadapi tuan rumah PSIS Semarang, PS Biak dan PS Bangka. Sedangkan di babak semifinal, Uston Nawawi dkk tampil perkasa mengilas Persikabo Bogor 4-1.
Sementara Perseru Serui tercatat dari 21 laga sekali menderita kekalahan, 4 kali imbang dan 16 menang. Di babak semifinal tim berjuluk Kuda Laut susah payah mengalahkan Persik Kediri melalui drama adu penalti setelah di waktu normal sempat tertinggal dua gol. "Kami tidak pernah berpikir rekor, yang penting bisa menang. Kini tinggal satu pertandingan lagi, tentu kita ingin hasil sempurna, " ujar Pelatih Persebaya, Tony Hoo.
Peluang Persebaya megejar gelar juara sekaligus mempertahankan rekor tak terkalahkan cukup terbuka. Jika melihat statistik kedua tim, Uston Nawawi dkk lebih banyak keunggulan. Soal produktivitas gol, lini depan Persebaya lebih garang dengan torehan 47 gol. Sedangkan Perserui mengemas 36 gol.
Keunggulan Perserui tampaknya ada dilini belakang. Sebab, hanya kebobolan 11 gol. Sedangkan Persebaya sudah 15 gol. Namun di mata Tony Hoo, justru celah kelemahan Perseru Serui ada di lini belakang, "Di belakang mereka tidak punya pemain asing. Dalam partai final statistik tidak bisa jadi acuan lagi, " ucapnya.
Disinggung soal fisik Perseru yang stabil saat melawan Persik karena mampu bertanding konsisten selama 120 menit, Tony Ho juga tidak gentar, "Pemain saya juga tidak kalah, sampai sekarang tidak ada yang cedera berat. Itu membuktikan jika fisik baik, kita sudah biasa latihan fisik berat, " katanya yakin.
Yang patut diwaspadai Persebaya, mental bertanding Perseru bisa dibilang luar biasa. Terbukti ketika tertinggal 0-2 saat melawan Persik, mereka tidak menyarah. Bahkan menggurung pertahanan Macan Putih hingga berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. "Kami sudah pelajari kekuatan Perseru, Persik sendiri saat itu terlihat kalah stamina, " ujar pria asal Makassar.
Yang pasti, Persebaya tidak akan melepas begitu saja trofi juara ke Papua. Sebab, sejak 2006, di Surabaya tidak pernah lagi meraih gelar juara. Apalagi pasca terpecah menjadi dua tiga tahun lalu, Kota Pahwalan seperti sepi gelar. "Di setiap kota saya melatih, saya ingin meninggalkan kesan baik. Persebaya sudah lolos ISL, mudah-mudahan kita bisa memberikan yang terbaik buat publik Surabaya, " tandasnya.
(aww)