Soal suhu panas di Qatar, ini penjelasan tim medis FIFA
A
A
A
Sindonews.com - Polemik penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar terus berlanjut. Pihak yang mendukung dan menolak terus mengeluarkan pendapatnya untuk turnamen sepak bola terbesar di dunia ini.
Piala Dunia 2022 di Qatar memang penuh kontroversial terutama soal suhu di negara kaya minyak itu. Oleh karena itu, FIFA dan pihak penyelenggara berencana untuk memundurkan jadwal Piala Dunia 2022 ke musim dingin. Namun, hal itu ditolak karena dianggap bisa menggangu jadwal kompetisi domestik.
Pemidahan jadwal penyelenggarann bisa menjadi solusi terbaik. Pasalnya, jika Piala Dunia 2022 itu digelar saat musim panas, ditakutkan turnamen itu akan bermasalah dengan suhu panas di Qatar. Suhu musim panas atau kemarau di Qatar diperkirakan dapat mencapai 50 derajat celcius.
Untuk itu, tim medis FIFA yang diwakili Michel D'Hooghe, secara mutlak mendukung rencana pemindahan waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2022 saat musim dingin dengan alasan yang masuk akal.
"Piala Dunia lebih dari sekedar permainan dan pemain," ujar D'Hooghe kepada BBC.
"Saya yakin Qatar memiliki keterampilan teknis untuk mengatur turnamen ini, di mana tim bisa bermain dan berlatih dengan nyaman disertai suhu udara yang sesuai. Begitu pula dengan penonton," sambungnya.
"Mereka akan berjalan dari satu venue ke venue yang lain, dan saya pikir bukanlah ide yang bagus untuk mereka melakukan hal itu dalam suhu sekitar 47 derajat celsius," D'Hooghe menegaskan.
Beberapa pihak malah mengusulkan pemidahan negara penyelenggara Piala Dunia 2022. Namun, permintaan itu ditolak oleh FIFA. Kabarnya, FIFA lebih setuju untuk pemindahan jadwal penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Piala Dunia 2022 di Qatar memang penuh kontroversial terutama soal suhu di negara kaya minyak itu. Oleh karena itu, FIFA dan pihak penyelenggara berencana untuk memundurkan jadwal Piala Dunia 2022 ke musim dingin. Namun, hal itu ditolak karena dianggap bisa menggangu jadwal kompetisi domestik.
Pemidahan jadwal penyelenggarann bisa menjadi solusi terbaik. Pasalnya, jika Piala Dunia 2022 itu digelar saat musim panas, ditakutkan turnamen itu akan bermasalah dengan suhu panas di Qatar. Suhu musim panas atau kemarau di Qatar diperkirakan dapat mencapai 50 derajat celcius.
Untuk itu, tim medis FIFA yang diwakili Michel D'Hooghe, secara mutlak mendukung rencana pemindahan waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2022 saat musim dingin dengan alasan yang masuk akal.
"Piala Dunia lebih dari sekedar permainan dan pemain," ujar D'Hooghe kepada BBC.
"Saya yakin Qatar memiliki keterampilan teknis untuk mengatur turnamen ini, di mana tim bisa bermain dan berlatih dengan nyaman disertai suhu udara yang sesuai. Begitu pula dengan penonton," sambungnya.
"Mereka akan berjalan dari satu venue ke venue yang lain, dan saya pikir bukanlah ide yang bagus untuk mereka melakukan hal itu dalam suhu sekitar 47 derajat celsius," D'Hooghe menegaskan.
Beberapa pihak malah mengusulkan pemidahan negara penyelenggara Piala Dunia 2022. Namun, permintaan itu ditolak oleh FIFA. Kabarnya, FIFA lebih setuju untuk pemindahan jadwal penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
(dka)