Usai pensiun, Liliyana Natsir pertimbangkan jadi pelatih

Kamis, 19 September 2013 - 17:00 WIB
Usai pensiun, Liliyana...
Usai pensiun, Liliyana Natsir pertimbangkan jadi pelatih
A A A
Sindonews.com - Juara dunia, Liliyana Natsir, yang berpasangan dengan Tontowi Ahmad, sudah memiliki rencana selepas gantung raket nanti. Sebagai pebulu tangkis, usia Liliyana Natsir kini tengah mencapai masa emas.
Pebulu tangkis kelahiran Manado itu sudah meraih berbagai gelar internasional. Tahun ini, bersama pasangannya Tontowi Ahmad, ia mempertahankan gelar juara All England. Selain itu, ia juga meraih gelar WF World Championships 2013 yang diraih di Guangzhou, China. Tinggal medali emas Olimpiade yang belum diraihnya.
Atas prestasinya, Tontowi/Liliyana mendapat penghargaan dari KONI Pusat berupa premi asuransi dan tabungan investasi hari tua. Menurutnya, penghargaan ini sangatlah berguna bagi atlet jika kelak mereka menginjak masa pensiun.
Bicara soal pensiun, Liliyana pun bercerita tentang rencananya selepas gantung raket nanti. Berikut penuturan atlet yang akrab disapa Butet itu seperti dilansir Badminton Indonesia, Kamis (19/9)

Apa yang akan Liliyana lakukan setelah pensiun dari bulutangkis?
Saya masih belum bisa memastikan. Maunya sih masih berkutat di bulutangkis, karena saya menjadi seperti ini karena bulutangkis. Orang banyak kenal saya karena bulutangkis. Saya nyaman di dunia bulutangkis karena sudah saya geluti sejak kecil. Tak menutup kemungkinan menjadi pelatih, tetapi saya juga ingin punya bisnis sendiri.
Apa yang menjadi bahan pertimbangan Liliyana menjadi pelatih?
Pemain yang sukses belum tentu bisa jadi pelatih yang bagus. Kalau saya punya bakat melatih dan masih dipercaya, ya akan saya pertimbangkan. Jadi pelatih itu tanggung jawabnya besar. Jam kerjanya bisa pagi, siang dan malam. Kalau ada pertandingan, weekend atau tanggal merah juga harus bekerja, tentunya berbeda dengan karyawan biasa yang jam kerjanya sudah ditentukan. Hal-hal seperti ini yang kita harus siap, kalau sudah siap, baru dijalani.
Saya orangnya punya komitmen, saat menyatakan siap, saya harus menjalankannya. Jangan sudah komitmen tetapi tidak bisa menjalani. Harus dipikirkan matang-matang, saya tidak mau saat jadi atlet namanya bagus, tetapi saat jadi pelatih malah namanya jelek.
Sebagian besar hidup Liliyana dihabiskan di dunia bulutangkis, apakah pernah merasa jenuh?
Sudah berapa kali merasa sangat jenuh. Kalau bertanding menang-menang terus sih semangat ya, tapi ada kalanya kalah dan semua terasa berat dan melelahkan. Sempat juga berpikir apa semua sudah cukup dan saya harus berhenti sampai di sini saja?
Di pelatnas, kami harus mengikuti aturan, kehidupan kami tidak sebebas orang lain, tetapi kadang masih kalah juga di pertandingan. Kalau begini pasti muncul rasa jenuh, ini adalah hal wajar. Akan tetapi saya terus melawan rasa itu dan tidak mau putus asa. Pokoknya harus coba dan coba lagi, ternyata hasilnya malah bagus.
Ini menjadi motivasi, membuktikan bahwa saya masih bisa. Saya berpikir bahwa saya sudah diberi talenta dan kelebihan di bulutangkis, belum tentu semua orang punya bakat ini, kenapa tidak saya manfaatkan? Banyak orang yang ingin seperti saya, kenapa saya malah menyia-nyiakan?Oleh karena itu, kalau sudah pensiun dan agak jenuh dengan bulutangkis, mungkin saya akan break dulu dan kembali lagi, bisa jadi pelatih, atau yang lain
Liliyana mengatakan ingin menjadi pebisnis, usaha apa saja yang sudah dilakukan sejauh ini?
Dari sekarang saya sudah mengatur keuangan. Uang hasil kontrak, bonus, prize money, hadiah dan sebagainya saya kelola sebaik mungkin. Saya banyak belajar dari kejadian senior-senior yang mungkin dulu kurang berjaya, makanya saya harus pintar-pintar menyisihkan pendapatan saya dari sekarang.
Saya juga sudah mulai berinvestasi, sekarang ditambah lagi dengan penghargaan yang saya dapat dari KONI Pusat berupa tabungan investasi jangka panjang, tentunya ini akan sangat berguna di masa-masa pensiun saya nanti.
Sekarang saya juga sudah mencoba bisnis di bidang properti. Awalnya joint dulu dengan rekan. Pertimbangannya adalah dari segi dana, saya belum mampu sendiri. Soal waktu pun saya belum bisa full mengatur bisnis ini karena saya harus berkonsentrasi di latihan dan pertandingan. Selain itu saya juga belum punya pengalaman di dunia bisnis. Selagi saya belum terjun langsung, saya hanya memonitor saja.
Mengapa Liliyana memilih bidang properti?
Kenapa memilih usaha properti? Ya, supaya saya tidak bingung kalau sudah pensiun mau tinggal dimana, ha ha ha. Dari dulu saya memang senang dengan bidang properti, dari properti kan bisa berkembang ke bisnis lainnya, misalnya restoran, pusat sport massage, dan sebagainya. Sekarang saya punya usaha properti di daerah Gading Serpong, Tangerang.
Yang pasti beda sekali rasanya jadi atlet dan pebisnis. Kalau jadi pebisnis, kita harus sabar dan menjaga hubungan dengan relasi.
(dka)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0680 seconds (0.1#10.140)