Jacksen bakar spirit tempur Garuda senior
A
A
A
Sindonews.com - Persiapan tim nasional (timnas) senior Indonesia jelang lanjutan Pra Piala Asia (PPA) 2015 Grup C kontra China, 15 Oktober mendatang, sudah dipastikan tidak maksimal. Penyebabnya adalah batalnya serangkaian rencana uji coba. Namun, masalah tidak hanya disitu saja. Setelah laga tersebut dipastikan di gelar tanpa penonton.
Jacksen F. Tiago selaku juru taktik timnas Indonesia sempat menyatakan kekecewaannya setelah Indonesia dilanda kesulitan mendapatka lawan uji tanding. Batalnya laga uji coba kontra Timor Leste, 29 September lalu, adalah pembatalan uji coba keempat, setelah sebelumnya dijadwalkan bertemu Hong Kong, Makau, dan Myanmar.
Jacksen saat itu mengaku, jika batalnya serangkaian uji coba yang akan dijalani Boaz Solossa dkk, membuat persiapan yang sudah dirancang pelatih berpaspor Brasil selama dua bulan belakang menjadi berantakan. Kini, persoalan bertambah. Setelah Komisi Disiplin (Komdis) AFC, menjatuhkan sanksi dua laga home Indonesia harus digelar tanpa penonton.
''Pada intinya kami sangat berharap tampil bersama suporter. Agar para pemain ke- 12 tetap bisa membakar semangat anak-anak di dalam lapangan. Tapi sekarang, kami dipastikan tanpa mereka. Namun walau begitu, motivasi kami harus tetap tinggi. Untuk itu, kami harus mempersiapkan diri lebih baik,” ungkap Jacksen.
Disanksinya Indonesia oleh AFC, diawali saat Indonesia bertindak sebagai tuan rumah Kualifikasi Piala Asia U-22 di Riua 2012. Saat itu, suporter Indonesia dinilai melakukan pelanggaran dengan menyalakan petasan saat pertandingan berlangsung. Parahnya lagi, aksi serupa kembali terjadi, saat Indonesia mejamu Arab Saudi di PPA, 22 Maret lalu.
''Saat itu penonton menyalakan petasan. AFC juga melihat kondisi ini sejak ajang Pra Piala Asia U-22 di Riau. Jadi, ini merupakan akumulasi dari kasus sebelumnya,” ungkap Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI, Joko Driyono.
''Inilah keputusan yang harus dijalani. Jelas sangat merugikan kami, karena timnas tidak akan mendapat dukungan dari suporter. Untuk itulah, dalam laga-laga selanjutnya para penonton diminta untuk bisa mematuhi aturan yang ada. Agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang. Ini sangat merugikan tentunya,” lanjut Jokodri, sapaan akrab Joko Driyono.
Di laga lanjutan PPA 2015 Grup C kontra Team Dragon, julukan timnas China, Indonesia sebenarnya wajib mengamankan poin penuh, untuk kembali menghidupkan peluang persaiangan di Grup. Tipisnya peluang tim Garuda sendiri, setelah dia dua laga sebelumnya timnas Indonesia selalu menelan kekalahan.
Jacksen F. Tiago selaku juru taktik timnas Indonesia sempat menyatakan kekecewaannya setelah Indonesia dilanda kesulitan mendapatka lawan uji tanding. Batalnya laga uji coba kontra Timor Leste, 29 September lalu, adalah pembatalan uji coba keempat, setelah sebelumnya dijadwalkan bertemu Hong Kong, Makau, dan Myanmar.
Jacksen saat itu mengaku, jika batalnya serangkaian uji coba yang akan dijalani Boaz Solossa dkk, membuat persiapan yang sudah dirancang pelatih berpaspor Brasil selama dua bulan belakang menjadi berantakan. Kini, persoalan bertambah. Setelah Komisi Disiplin (Komdis) AFC, menjatuhkan sanksi dua laga home Indonesia harus digelar tanpa penonton.
''Pada intinya kami sangat berharap tampil bersama suporter. Agar para pemain ke- 12 tetap bisa membakar semangat anak-anak di dalam lapangan. Tapi sekarang, kami dipastikan tanpa mereka. Namun walau begitu, motivasi kami harus tetap tinggi. Untuk itu, kami harus mempersiapkan diri lebih baik,” ungkap Jacksen.
Disanksinya Indonesia oleh AFC, diawali saat Indonesia bertindak sebagai tuan rumah Kualifikasi Piala Asia U-22 di Riua 2012. Saat itu, suporter Indonesia dinilai melakukan pelanggaran dengan menyalakan petasan saat pertandingan berlangsung. Parahnya lagi, aksi serupa kembali terjadi, saat Indonesia mejamu Arab Saudi di PPA, 22 Maret lalu.
''Saat itu penonton menyalakan petasan. AFC juga melihat kondisi ini sejak ajang Pra Piala Asia U-22 di Riau. Jadi, ini merupakan akumulasi dari kasus sebelumnya,” ungkap Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI, Joko Driyono.
''Inilah keputusan yang harus dijalani. Jelas sangat merugikan kami, karena timnas tidak akan mendapat dukungan dari suporter. Untuk itulah, dalam laga-laga selanjutnya para penonton diminta untuk bisa mematuhi aturan yang ada. Agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang. Ini sangat merugikan tentunya,” lanjut Jokodri, sapaan akrab Joko Driyono.
Di laga lanjutan PPA 2015 Grup C kontra Team Dragon, julukan timnas China, Indonesia sebenarnya wajib mengamankan poin penuh, untuk kembali menghidupkan peluang persaiangan di Grup. Tipisnya peluang tim Garuda sendiri, setelah dia dua laga sebelumnya timnas Indonesia selalu menelan kekalahan.
(aww)