Budaya petasan harus dihilangkan

Rabu, 02 Oktober 2013 - 05:13 WIB
Budaya petasan harus...
Budaya petasan harus dihilangkan
A A A
Sindonews.com - Ketua Umum (Ketum) The Jakmania, Larico Ranggamone, mengecam keras adanya petasan dan flare di sebuah pertandingan sepak bola. Apalagi hal itu, sampai berimbas pada tidak bisanya suporter menyaksikan tim kesayangan bertanding secara langsung.

Seperti diketahui bersama, sepak bola Indonesia akhirnya dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin (Komdis) AFC terkait kasus petasan dan flare yang dilakukan suporter Indonesia. Di mana hal tersebut, akhirnya berimbas dilarangnya suporter Indonesia menyaksikan secara langsung dua laga kandang tim nasional (timnas) Indonesia di laga lanjutan Pra Piala Asia (PPA) 2015 Grup C.

Sepak bola Indonesia disanksi, setelah adanya petasan dan flare dalam babak Kualifikasi Pra Piala Asia (PPA) U-22 di Riau 2012. Namun tidak hanya sampai disitu kejadian tersebut terjadi. Akan tetapi juga terjadi dalam laga kedua timnas Indonesia di PPA 2015 Grup C kontra Arab Saudi. Padahal di laga tersebut, Indonesia dalam masa percobaan setelah kejadian di Raiu.

Kerugian besar pun dialami suporter Indonesia, karena tidak bisa menyaksikan dua laga kandang tim Garuda. Dimana dua laga yang dimaksud adalah, saat Boaz Solossa dkk menjamu timnas China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 15 Oktober. Dan satu lain yang juga dimainkan di SUGBK adalah, saat tim besutan Jacksen F Tiago menjamu timnas Irak, 19 November mendatang.

"Sangat menyesalkan hal itu terjadi ke timnas, akibat ulah dari suporter. Kreatifitas itu bukan hanya dari petasan atau flare atau apapun yang pada akhirnya akan membahayakan banyak orang terutama pemain," ungkap Larico, di Sekretariat PSSI Pers, Jakarta, Selasa (1/10).

Larico pun menambahkan, jika kelakuan suporter yang seperti itu biasanya bersifat individual. Dan kenapa petasan atau flare pada akhirnya bisa masuk ke dalam stadion, pria yang sudah dua periode menjabat sebagai Ketum Jakmania ini menyoroti kinerja pihak keamanan.

"Sebenarnya kalau menjagaan ketat, hal tersebut tidak akan terjadi. Tapi lagi-lagi jika pihak keamanaan kerap kecolongan. Kami akui, jika adanya flare akan membuat isi stadion menjadi menari. Apalagi bisa didapat dengan harga yang murah, kira-kira dengan harga Rp. 50 ribu sudah bisa didapat. Tapi ingat hal itu merugikan," tutup Larico.
(nug)
Berita Terkait
Suporter Indonesia Lempari...
Suporter Indonesia Lempari Bus Timnas Thailand
Dua Kelompok Suporter...
Dua Kelompok Suporter Makassar Lakukan Aksi Nyata Cegah Corona
Ratusan Anggota Kelompok...
Ratusan Anggota Kelompok Suporter PSM Red Gank Ikut Vaksinasi
Ragam Cara Kelompok...
Ragam Cara Kelompok Suporter PSM Makassar dalam Berbagi Kurban
Kronologi Suporter PSS...
Kronologi Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya Kelompok Tak Dikenal
Sleman Berduka! Suporter...
Sleman Berduka! Suporter PSS Tewas Dianiaya Kelompok Tak Dikenal
Berita Terkini
PSM Makassar Melaju...
PSM Makassar Melaju di Semifinal Shopee Cup 2024/2025, Catat Jadwalnya!
15 menit yang lalu
2 Pelari Indonesia Tatap...
2 Pelari Indonesia Tatap London Marathon 2025, Galang Dana Pendidikan untuk Anak Kurang Mampu
17 menit yang lalu
Gregoria Mariska Jatuh...
Gregoria Mariska Jatuh Sakit, Bagaimana Nasibnya di Piala Sudirman 2025?
2 jam yang lalu
Kevin Diks Cedera Parah,...
Kevin Diks Cedera Parah, Absen Perkuat Timnas Indonesia Lawan China dan Jepang?
2 jam yang lalu
Islombek Ismoilov, Pelatih...
Islombek Ismoilov, Pelatih Muda di Balik Sukses Uzbekistan Juara Piala Asia U-17 2025
3 jam yang lalu
Ngamuk Kalah KO, Petinju...
Ngamuk Kalah KO, Petinju Ini Cengkeram dan Pukul Wasit Tinju di Ring
5 jam yang lalu
Infografis
Gaza Harus Diperlakukan...
Gaza Harus Diperlakukan seperti Jepang dan Jerman setelah PD II
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved