Qatar tidak korbankan darah orang tak bersalah
A
A
A
Sindonews.com - Selain pergeseran waktu, Piala Dunia 2022 kini diguncang isu sensitif terkait munculnya tuduhan praktik perbudakan. Lusinan orang dikabarkan tewas saat membangun stadion untuk mensukseskan pesta akbar sepak bola tersebut. Namun Qatar menegaskan Piala Dunia 2022 tidak akan "dibangun dengan darah orang yang tak bersalah"
Masalah ini mencuat, setelah tuduhan sebuah koran tentang perlakuan buruk terhadap pekerja migran di negara Teluk itu. Saat ini FIFA berencana membahas isu ini di Zurich pada hari Jumat (4/10). Hassan Al Thawadi, pemimpin komite penyelenggara Qatar, mengatakan organisasinya sangat prihatin dengan isu ini.
"Piala Dunia tidak boleh dibangun dengan darah orang yang tak bersalah. Hal itu tidak bisa diterima."" katanya seperti dilansir BBCsport, Jumat, (4/10/2014).
Ia menambahkan bahwa Qatar "akan memperbaiki keadaan" dan akan mempertahankan hak mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Internasional membeberkan 4.000 orang pekerja yang membangun fasilitas Piala Dunia 2022 di Qatar akan meninggal dunia kecuali FIFA bertindak.
Tuduhan telah terjadi perbudakan dalam pembangunan beragam fasilitas Piala Dunia 2022 muncul di Guardian. Dalam laporannya, media asal Inggris itu menyebut ada 44 pekerja meninggal dunia dalam selang 4 Juni sampai 8 Agustus 2013 lalu, di mana lebih dari setengahnya disebabkan oleh gangguan jantung, gagal jantung atau kecelakaan kerja. Pekerja-pekerja tersebut berasal dari Nepal.
Investigasi yang dilakukan Guardian juga menemukan kalau ada ribuan pekerja asal Nepal mengalami eksploitasi dan kekerasan saat bekerja, yang mengarah pada perbudakan modern.
Masalah ini mencuat, setelah tuduhan sebuah koran tentang perlakuan buruk terhadap pekerja migran di negara Teluk itu. Saat ini FIFA berencana membahas isu ini di Zurich pada hari Jumat (4/10). Hassan Al Thawadi, pemimpin komite penyelenggara Qatar, mengatakan organisasinya sangat prihatin dengan isu ini.
"Piala Dunia tidak boleh dibangun dengan darah orang yang tak bersalah. Hal itu tidak bisa diterima."" katanya seperti dilansir BBCsport, Jumat, (4/10/2014).
Ia menambahkan bahwa Qatar "akan memperbaiki keadaan" dan akan mempertahankan hak mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Internasional membeberkan 4.000 orang pekerja yang membangun fasilitas Piala Dunia 2022 di Qatar akan meninggal dunia kecuali FIFA bertindak.
Tuduhan telah terjadi perbudakan dalam pembangunan beragam fasilitas Piala Dunia 2022 muncul di Guardian. Dalam laporannya, media asal Inggris itu menyebut ada 44 pekerja meninggal dunia dalam selang 4 Juni sampai 8 Agustus 2013 lalu, di mana lebih dari setengahnya disebabkan oleh gangguan jantung, gagal jantung atau kecelakaan kerja. Pekerja-pekerja tersebut berasal dari Nepal.
Investigasi yang dilakukan Guardian juga menemukan kalau ada ribuan pekerja asal Nepal mengalami eksploitasi dan kekerasan saat bekerja, yang mengarah pada perbudakan modern.
(wbs)