Pemain senja masih menggelora
A
A
A
Sindonews.com — Di tengah opsi memunculkan bakat-bakat muda, pemain-pemain yang menapaki masa senja kerirnya sebagai pesepakbola masih belum menyerah. Di Jawa Timur, ada beberapa pemain yang usianya di atas 35 tahun namun masih tetap menjadi kekuatan inti timnya.
Mereka tentu tidak hanya stabil secara teknik, tapi juga memiliki stamina yang sangat prima. Striker Arema Cronous Keith Kayamba Gumbs misalnya, masih ingin terus bermain di kompetisi tertinggi di usianya yang menjelang 41 tahun. Usia tersebut bagi pesepakbola jelas bukan usia produktif.
Kecuali posisi kiper, seorang pemain sepakbola biasanya sudah menurun ketika memasuki usia 32 atau 33 tahun. Nyatanya beberapa pemain masih terlihat bugar dan berlari di lapangan layaknya pemain muda. Usia tentu menjadi pertimbangan klub untuk untuk menambah kontrak seorang pemain.
Tapi paling tidak pemain-pemain veteran itu telah membuktikan dalam semusim terakhir menjadi kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Siapa saja pemain-pemain di usia senja yang masih menggelora dan ingin mencicipi ketatnya persaingan liga unifikasi musim depan?
- Keith Kayamba Gumbs (Arema Cronous)
Striker Arema Cronous ini tak lama lagi bakal berusia 41 tahun dan belum jelas apakah klub bakal memperpanjang kontraknya. Di bawah asuhan Rahmad Darmawan, semusim lalu GUmbs menjadi kekuatan utama Singo Edan. Sebenarnya dia masih ingin menambah karirnya di Kanjuruhan. “Saya masih menunggu kejelasan dari manajemen sebelum ketemu keluarga di Australia. Sampai sekarang belum ada kepastian. Saya ingin tetap bersama Arema kalau memang masih dibutuhkan,” ujar Gumbs, pemain berpaspor Saint Kitts and Nevis. Bermain sebagai striker sayap yang harus mengekploitasi kecepatan bukan masalah baginya dan terbukti masih bisa menjadi kekuatan penting.
- Oliver Makor (Persik Kediri)
Sukses mengantarkan Persik Kediri promosi ke liga unifikasi, gelandang Oliver Makor masih tertantang bermain di liga musim depan. Usianya setara dengan Kayamba Gumbs yakni jelang 41 tahun. Namun siapa sangka pemain ini justru menjadi legion paling bersinar di tim berjuluk Macan Putih. Menjadi top scorer bagi timnya jelas prestasi yang luar biasa untuk pemain renta seperti dia. Namun impiannya melanjutkan kiprah di Stadion Brawijaya kembali lagi ke upaya manajemen dalam melakukan pembenahan tim. Walau penampilannya bagus, usia tentunya menjadi kendala baginya untuk bisa bersinar lagi di kompetisi tertinggi. Apalagi persik tengah mendekati mantan playmaker Persela Lamongan Gustavo Lopez.
- Christian Gonzales (Arema Cronous)
Pemain kelahiran 1976 ini sudah kehilangan kecepatan sebagai striker. Namun mulai lambannya pergerakan dia bukan berari melunturkan predikat predator. Pemain bersapa El Loco masih bisa mencetak total 19 gol untuk Singo Edan sepanjang ISL 2012-2013. Tapi masa depan pemain ini masih menjadi misteri walau ingin tetap bertahan di Stadion Kanjuruhan. Terutama jika nantinya PT Liga Indonesia hanya memperbolehkan tiga pemain asing yang berlaga di liga unifikasi, maka peluang El Loco bertahan sangat kecil. Sebab masih ada striker Beto Goncalves yang tentu lebih berpeluang karena usianya lebih muda. Sepanjang musim, pemain dengan 19 caps untuk timnas Indonesia tersebut juga menjadi target man terbaik yang dimiliki Arema.
- Uston Nawawi (Persebaya DU)
Ketika rekan seangkatannya banyak yang sudah pensiun, Uston Nawawi justru tengah menggelora bersama Persebaya DU. Di usia 36 tahun, mantan pemain timnas Indonesia menjadi kapten dan sukses mengantarkan Persebaya DU menjuarai Divisi Utama 2013 (PT LI), sekaligus promosi ke ISL. “Saya ingin Persebaya kembali menjadi tim bergengsi di liga musim depan. Saya sendiri merasa masih sangat kuat untuk bermain di level tinggi. Tidak ada masalah dengan stamina dan saya siap memberikan yang terbaik untuk Persebaya,” ujar Uston yang bersemangat menghadapi musim baru 2014. Sepanjang Divisi Utama 2013 kemarin, dia masih menjadi salah satu aset paling berharga sekaligus berpengalaman di tim asuhan Tony Ho.
Mereka tentu tidak hanya stabil secara teknik, tapi juga memiliki stamina yang sangat prima. Striker Arema Cronous Keith Kayamba Gumbs misalnya, masih ingin terus bermain di kompetisi tertinggi di usianya yang menjelang 41 tahun. Usia tersebut bagi pesepakbola jelas bukan usia produktif.
Kecuali posisi kiper, seorang pemain sepakbola biasanya sudah menurun ketika memasuki usia 32 atau 33 tahun. Nyatanya beberapa pemain masih terlihat bugar dan berlari di lapangan layaknya pemain muda. Usia tentu menjadi pertimbangan klub untuk untuk menambah kontrak seorang pemain.
Tapi paling tidak pemain-pemain veteran itu telah membuktikan dalam semusim terakhir menjadi kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Siapa saja pemain-pemain di usia senja yang masih menggelora dan ingin mencicipi ketatnya persaingan liga unifikasi musim depan?
- Keith Kayamba Gumbs (Arema Cronous)
Striker Arema Cronous ini tak lama lagi bakal berusia 41 tahun dan belum jelas apakah klub bakal memperpanjang kontraknya. Di bawah asuhan Rahmad Darmawan, semusim lalu GUmbs menjadi kekuatan utama Singo Edan. Sebenarnya dia masih ingin menambah karirnya di Kanjuruhan. “Saya masih menunggu kejelasan dari manajemen sebelum ketemu keluarga di Australia. Sampai sekarang belum ada kepastian. Saya ingin tetap bersama Arema kalau memang masih dibutuhkan,” ujar Gumbs, pemain berpaspor Saint Kitts and Nevis. Bermain sebagai striker sayap yang harus mengekploitasi kecepatan bukan masalah baginya dan terbukti masih bisa menjadi kekuatan penting.
- Oliver Makor (Persik Kediri)
Sukses mengantarkan Persik Kediri promosi ke liga unifikasi, gelandang Oliver Makor masih tertantang bermain di liga musim depan. Usianya setara dengan Kayamba Gumbs yakni jelang 41 tahun. Namun siapa sangka pemain ini justru menjadi legion paling bersinar di tim berjuluk Macan Putih. Menjadi top scorer bagi timnya jelas prestasi yang luar biasa untuk pemain renta seperti dia. Namun impiannya melanjutkan kiprah di Stadion Brawijaya kembali lagi ke upaya manajemen dalam melakukan pembenahan tim. Walau penampilannya bagus, usia tentunya menjadi kendala baginya untuk bisa bersinar lagi di kompetisi tertinggi. Apalagi persik tengah mendekati mantan playmaker Persela Lamongan Gustavo Lopez.
- Christian Gonzales (Arema Cronous)
Pemain kelahiran 1976 ini sudah kehilangan kecepatan sebagai striker. Namun mulai lambannya pergerakan dia bukan berari melunturkan predikat predator. Pemain bersapa El Loco masih bisa mencetak total 19 gol untuk Singo Edan sepanjang ISL 2012-2013. Tapi masa depan pemain ini masih menjadi misteri walau ingin tetap bertahan di Stadion Kanjuruhan. Terutama jika nantinya PT Liga Indonesia hanya memperbolehkan tiga pemain asing yang berlaga di liga unifikasi, maka peluang El Loco bertahan sangat kecil. Sebab masih ada striker Beto Goncalves yang tentu lebih berpeluang karena usianya lebih muda. Sepanjang musim, pemain dengan 19 caps untuk timnas Indonesia tersebut juga menjadi target man terbaik yang dimiliki Arema.
- Uston Nawawi (Persebaya DU)
Ketika rekan seangkatannya banyak yang sudah pensiun, Uston Nawawi justru tengah menggelora bersama Persebaya DU. Di usia 36 tahun, mantan pemain timnas Indonesia menjadi kapten dan sukses mengantarkan Persebaya DU menjuarai Divisi Utama 2013 (PT LI), sekaligus promosi ke ISL. “Saya ingin Persebaya kembali menjadi tim bergengsi di liga musim depan. Saya sendiri merasa masih sangat kuat untuk bermain di level tinggi. Tidak ada masalah dengan stamina dan saya siap memberikan yang terbaik untuk Persebaya,” ujar Uston yang bersemangat menghadapi musim baru 2014. Sepanjang Divisi Utama 2013 kemarin, dia masih menjadi salah satu aset paling berharga sekaligus berpengalaman di tim asuhan Tony Ho.
(nug)