Marco Tardelli di mata Zanetti pelatih terburuk Inter
Marco Tardelli di mata Zanetti pelatih terburuk Inter
A
A
A
Sindonews.com - Javier Zanetti akhirnya merilis otobiografinya selama menjalani pekerjaan sebagai pemain sepak bola terutama saat membela Intermilan. Ada hal menarik yang diangkat dalam bukunya tersebut yakni ketika ia menilai sejumlah pelatih yang menangani Nerazurri.
Pemain veteran yang sudah merumput bersama Nerazurri selama 18 tahun itu diminta pendapatnya mengenai juru taktik timnya selama dua dekade terakhir.
Berikut adalah sejumlah kutipan yang berhasil disadur dari Football Italia, Senin (14/10/2013) :
"Roberto Mancini adalah pelatih kami mulai era baru dan dia melakukan pekerjaan yang besar. Sementara Marcello Lippi diberi segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat tim ini semakin tajam (hebat), tapi sayangnya itu tidak bekerja seperti yang diinginkan. Sejak ditangani Lippi, saya sempat terganggu oleh komentarnya bahwa ia ingin menendang pemain belakang. Saya tidak berpikir itu adalah cara yang tepat untuk bersikap terhadap tim ini. Kesalahan dapat dibuat, tetapi ada cara lain untuk memberikan pelajaran kepada pemain yang salah."
"Saya sangat sedih waktu Hector Cuper berakhir bersama Inter dengan cepat. Padahal dia adalah orang yang bisa diandalkan dan mampu menjadikan tim ini hebat. Sayangnya dia harus kehilangan kursi panas itu pada 5 Mei, ketika kehilangan Scudetto."
Akan tetapi, ada sosok yang mengagumkan dimata pemain Argentina tersebut. Dia adalah Jose Mourinho. Sejak keberadaannya selama dua musim bersama Inter, dia sudah sukses memberikan treble winner pada tahun 2010 (Scudetto, Liga Champions, dan Coppa Italia).
"Mourinho adalah pemenangnya. Dia mampu mengurus setiap detail dan selama dua tahun dia akan tetap berada di hati semua fans Inter. Ketika saya membawa trofi Liga Champions dan meletakkannya di samping loker saya, saya berbicara dengan benda mati itu. Saya mengatakan trofi ini telah saya kejar untuk waktu yang lama dan akhirnya itu dalam pelukanku."
Dari semua Pelatih yang sudah bekerja sama selama beberapa musim itu, Zanetti menunjuk Marco Tardelli sebagai pelatih terburuk. "Ini adalah tahun yang sangat sulit bersama dengan Tardelli. Karena kami kehilangan derby Milan dengan skor 6-0," tutup atobiografi yang ditulisnya itu.
Pemain veteran yang sudah merumput bersama Nerazurri selama 18 tahun itu diminta pendapatnya mengenai juru taktik timnya selama dua dekade terakhir.
Berikut adalah sejumlah kutipan yang berhasil disadur dari Football Italia, Senin (14/10/2013) :
"Roberto Mancini adalah pelatih kami mulai era baru dan dia melakukan pekerjaan yang besar. Sementara Marcello Lippi diberi segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat tim ini semakin tajam (hebat), tapi sayangnya itu tidak bekerja seperti yang diinginkan. Sejak ditangani Lippi, saya sempat terganggu oleh komentarnya bahwa ia ingin menendang pemain belakang. Saya tidak berpikir itu adalah cara yang tepat untuk bersikap terhadap tim ini. Kesalahan dapat dibuat, tetapi ada cara lain untuk memberikan pelajaran kepada pemain yang salah."
"Saya sangat sedih waktu Hector Cuper berakhir bersama Inter dengan cepat. Padahal dia adalah orang yang bisa diandalkan dan mampu menjadikan tim ini hebat. Sayangnya dia harus kehilangan kursi panas itu pada 5 Mei, ketika kehilangan Scudetto."
Akan tetapi, ada sosok yang mengagumkan dimata pemain Argentina tersebut. Dia adalah Jose Mourinho. Sejak keberadaannya selama dua musim bersama Inter, dia sudah sukses memberikan treble winner pada tahun 2010 (Scudetto, Liga Champions, dan Coppa Italia).
"Mourinho adalah pemenangnya. Dia mampu mengurus setiap detail dan selama dua tahun dia akan tetap berada di hati semua fans Inter. Ketika saya membawa trofi Liga Champions dan meletakkannya di samping loker saya, saya berbicara dengan benda mati itu. Saya mengatakan trofi ini telah saya kejar untuk waktu yang lama dan akhirnya itu dalam pelukanku."
Dari semua Pelatih yang sudah bekerja sama selama beberapa musim itu, Zanetti menunjuk Marco Tardelli sebagai pelatih terburuk. "Ini adalah tahun yang sangat sulit bersama dengan Tardelli. Karena kami kehilangan derby Milan dengan skor 6-0," tutup atobiografi yang ditulisnya itu.
(nug)
Explore More