Kasus Jwala Gutta semakin rumit
A
A
A
Sindonews.com - Kasus pebulu tangkis India, Jwala Gutta, semakin serius. Badminton Association of India (BAI) telah mendirikan komite khusus dengan tiga anggota independen untuk menyelesaikan kasus kontroversi yang dilakukan pemain ganda putri tersebut, pada Indian Badminton League (IBL), Agustus lalu.
Rencana pemberian sanksi larangan bermain seumur hidup yang diberikan Asosiasi Badminton India (BAI) kepada Jwala Gutta. Kini, para atlet bulutangkis India pun ramai-ramai mendukung Jwala dengan menentang rencana pemberian sanksi tersebut.
Salah satunya datang dari Arvind Bhat, yang mengatakan kalau semestinya BAI bisa mengambil tindakan yang lebih bijak dalam menanggapi aksi yang dilakukan Jwala pada laga India Badminton League (IBL). Padahal, Bhat sendiri merupakan anggota tim Banga Beats, tim yang sedang dihadapi Delhi Smashers –klub Jwala- saat aksi protes terjadi.
“Itu merupakan putusan yang keras. Saya pikir, BAI semestinya bisa mengambil cara yang lebih tenang, bukan dengan berbicara pada media dan mencemarkan nama dia dengan cara seperti ini. Saya tak tahu apa yang dikatakannya selama pertandingan IBL, tapi apapun itu, larangan bermain seumur hidup terlalu keras,” ujar Bhat, sebagaimana dilansir Times of India.
“Mereka bisa hanya memberi peringatan padanya. Lebih jauh, dia merupakan sosok yang paling vokal di tim Delhi, dan sebagai ikon, dia bicara atas nama timnya. Itu adalah putusan tim,” lanjut atlet berusia 34 tahun tersebut.
Selain itu, suara dukungan juga keluar dari mulut Rupesh Kumar, pebulutangkis nomor ganda India. Menurutnya, BAI seharusnya bisa mencermati peristiwa tersebut lebih dalam, dan tak menjadikan Jwala sebagai satu-satunya pihak yang bersalah.
“Itu konyol. Larangan bermain seumur hidup berlebihan. Apapun yang menunda jalannya pertandingan, saya tak berpikir kalau Jala merupakan satu-satunya pemain yang harus menanggung akibatnya. Itu tidak adil, dan siapa pun yang berada di posisinya pasti akan bereaksi,” ujar Rupesh.
Rencana pemberian sanksi larangan bermain seumur hidup yang diberikan Asosiasi Badminton India (BAI) kepada Jwala Gutta. Kini, para atlet bulutangkis India pun ramai-ramai mendukung Jwala dengan menentang rencana pemberian sanksi tersebut.
Salah satunya datang dari Arvind Bhat, yang mengatakan kalau semestinya BAI bisa mengambil tindakan yang lebih bijak dalam menanggapi aksi yang dilakukan Jwala pada laga India Badminton League (IBL). Padahal, Bhat sendiri merupakan anggota tim Banga Beats, tim yang sedang dihadapi Delhi Smashers –klub Jwala- saat aksi protes terjadi.
“Itu merupakan putusan yang keras. Saya pikir, BAI semestinya bisa mengambil cara yang lebih tenang, bukan dengan berbicara pada media dan mencemarkan nama dia dengan cara seperti ini. Saya tak tahu apa yang dikatakannya selama pertandingan IBL, tapi apapun itu, larangan bermain seumur hidup terlalu keras,” ujar Bhat, sebagaimana dilansir Times of India.
“Mereka bisa hanya memberi peringatan padanya. Lebih jauh, dia merupakan sosok yang paling vokal di tim Delhi, dan sebagai ikon, dia bicara atas nama timnya. Itu adalah putusan tim,” lanjut atlet berusia 34 tahun tersebut.
Selain itu, suara dukungan juga keluar dari mulut Rupesh Kumar, pebulutangkis nomor ganda India. Menurutnya, BAI seharusnya bisa mencermati peristiwa tersebut lebih dalam, dan tak menjadikan Jwala sebagai satu-satunya pihak yang bersalah.
“Itu konyol. Larangan bermain seumur hidup berlebihan. Apapun yang menunda jalannya pertandingan, saya tak berpikir kalau Jala merupakan satu-satunya pemain yang harus menanggung akibatnya. Itu tidak adil, dan siapa pun yang berada di posisinya pasti akan bereaksi,” ujar Rupesh.
(wbs)