Cara instan, tidak berlaku di sepak bola

Sindonews.com - Berbagai cara untuk menyaring bakat-bakat sepak bola terbaik telah dilakukan Pertamina Soccer School (PSS). Namun semua usaha yang dilakukan, belum mampu membuat PSS, keluar sebagai yang terbaik diajang Pertamina League 2013. Cara instan tidak berlaku di sepak bola pun, diakui Direktur Eksekutif Pertamina Foundation, Nina Nurlina Pramono.

"PSS hanya merebut posisi dua di kompetisi ini. Itu membuktikan kepada kita semua kalau pendidikan tidak bisa instan. Pertamina Soccer School baru dibentuk tahun lalu, kalau klub-klub lain sudah lama dilakukan pembinaan. Dalam hal prestasi apapun tak akan bisa diraih dengan instan," ujar Nina.

Seperti yang diketahui bersama, Pertamina League memang telah menjalani pekan pamungkas, Sabtu (16/11). Dan SSB Villa 2000 dipastikan keluar sebagai yang terbaik diajang pertempuran bakat-bakat sepak bola Indonesia dimasa yang akan dateng tersebut. Sementara PSS yang jadi wakil tim tuan rumah, hanya mampu duduk sebagai runner up.

"Awalnya kami memang bekerja sama dengan Milan Academy, tapi kami coba rubah sistem yang ada. Karena target kami sendiri adalah jangka panjang. Dimana anak-anak ini nantinya akan terus digembleng di kompetisi. Kalau di luar negeri, itu hanya musiman. Itu saya rasa pertimbangan kami," papar Nina.

Soal persiapan Pertamina League di tahun kedua penyelenggaraan, Nina pun menegaskan akan ada berbagai perubahan. Dan salah satu perubahan yang akan dilakukan adalah soal jumlah kontestan yang ambil bagian. Jika di tahun pertama diikuti 14 peserta, untuk tahun mendatang akan diikuti dua tim tambahan. Dimana total kontestan menjadi 16 tim.

"Sekarang 14 klub, tahun depan akan ada 16 klub. Saya senang sudah ada 14 klub yang ikut untuk tahun ini. Dan saya melihat tidak ada halangan berarti yang dihadapi selama penyelenggaraan Pertamina League di tahun pertama," tutupnya.