Patenkan 10 pemain lokal
A
A
A
Sindonews.com - Persegres Gresik United tidak menunggu lama untuk mematenkan pemain hasil seleksi dua pekan terakhir. Hingga Kamis (28/11) siang, tercatat 10 pemain sudah menandatangani kontrak bersama Persegres. Lima di antaranya adalah pemain baru.
Kekuatan anyar yang teken kontrak pada Rabu (27/11) adalah Mahyadi Panggabean, Sukasto Efendi, Legimin Raharjo, Fajar Handika, dan Mahrus Bachtiar. Sedangkan pada Kamis (28/11) pagi, giliran pemain-pemain lama yang meneruskan masa kerjanya di Stadion Petrokimia.
Pemain lama tersebut adalah Lan Bastian, Kacung Munif, Habib Syukron, Hery Prasetya, dan Sandy Firmansyah. Rencananya dalam beberapa hari ke depan juga ada pemain yang mengikat komitmen dengan klub berjuluk Laskar Joko Samudro, termasuk legiun asing.
''Saya senang manajemen telah bergerak serius menyodorkan kontrak ke pemain. Kontrak memang harus cepat agar pemain juga serius dalam persiapan tim di masa pra musim. Saya juga puas dengan pemain-pemain baru yang bergabung Persegres,” kata Agus Yuwono, Pelatih Persegres.
Setelah menyatukan kembali beberapa mantan anak asuhnya seperti Mahyadi Panggabean, Sukasto Efendi, dan Legimin Raharjo, tampaknya Agus bakal kembali menarik mantan anak didiknya. Kali ini pemain asing Pape Ndiaye yang tengah menjalani seleksi di Gresik.
Selain Pape, pemain asing lain yang terlibat persaingan adalah mantan penyerang Persebaya 1927 Fernando Soler. Sedangkan pemain asing lawas yang kembali ke latihan tim kebanggaan Ultrasmania adalah Shohei Matsunaga. Dari komposisi pemain asing itu, Pape dan Soler harus saling jegal. Itu karena Agus hanya akan mengakomodasi satu pemain asing di posisi striker.
''Kami hanya akan memakai tiga pemain asing. Proyeksi awal adalah masing-masing satu pemain di posisi depan, tengah dan delapan. Kini ada dua striker yang bersaing dan satu nantinya harus gugur,” jelas pelatih asal Malang ini.
Kendati memiliki level yang nyaris setingkat, kelihatannya Agus lebih sreg dengan Pape Ndiaye yang musim lalu menjadi anak didiknya di Persidafon Dafonsoro. Paling tidak dia sudah paham benar bagaimana karakter serta kualitas pemain Senegal itu dibanding Fernando Soler.
''Fernando Soler dan Pape Ndiaye sama-sama bagus. Punya naluri tajam sebagai striker. Tapi jujur saja saya lebih mengenal Pape Ndiaye dibanding Soler,” tukas pelatih yang pernah mampir di Persik Pediri dan Persijap Jepara ini.
Sedangkan untuk Shohei Matsunaga, kemungkinan besar juga dipertahankan. Pemain berpaspor Jepang tersebut menjadi pemain asing dengan penampilan terbaik musim lalu di Stadion Petrokimia. Dia selalu menjadi pilihan utama, baik oleh pelatih Suharno maupun Widodo C Putro. Kemampuannya juga komplet, bisa sebagai gelandang serang, winger, maupun pemain tengah murni.
Kekuatan anyar yang teken kontrak pada Rabu (27/11) adalah Mahyadi Panggabean, Sukasto Efendi, Legimin Raharjo, Fajar Handika, dan Mahrus Bachtiar. Sedangkan pada Kamis (28/11) pagi, giliran pemain-pemain lama yang meneruskan masa kerjanya di Stadion Petrokimia.
Pemain lama tersebut adalah Lan Bastian, Kacung Munif, Habib Syukron, Hery Prasetya, dan Sandy Firmansyah. Rencananya dalam beberapa hari ke depan juga ada pemain yang mengikat komitmen dengan klub berjuluk Laskar Joko Samudro, termasuk legiun asing.
''Saya senang manajemen telah bergerak serius menyodorkan kontrak ke pemain. Kontrak memang harus cepat agar pemain juga serius dalam persiapan tim di masa pra musim. Saya juga puas dengan pemain-pemain baru yang bergabung Persegres,” kata Agus Yuwono, Pelatih Persegres.
Setelah menyatukan kembali beberapa mantan anak asuhnya seperti Mahyadi Panggabean, Sukasto Efendi, dan Legimin Raharjo, tampaknya Agus bakal kembali menarik mantan anak didiknya. Kali ini pemain asing Pape Ndiaye yang tengah menjalani seleksi di Gresik.
Selain Pape, pemain asing lain yang terlibat persaingan adalah mantan penyerang Persebaya 1927 Fernando Soler. Sedangkan pemain asing lawas yang kembali ke latihan tim kebanggaan Ultrasmania adalah Shohei Matsunaga. Dari komposisi pemain asing itu, Pape dan Soler harus saling jegal. Itu karena Agus hanya akan mengakomodasi satu pemain asing di posisi striker.
''Kami hanya akan memakai tiga pemain asing. Proyeksi awal adalah masing-masing satu pemain di posisi depan, tengah dan delapan. Kini ada dua striker yang bersaing dan satu nantinya harus gugur,” jelas pelatih asal Malang ini.
Kendati memiliki level yang nyaris setingkat, kelihatannya Agus lebih sreg dengan Pape Ndiaye yang musim lalu menjadi anak didiknya di Persidafon Dafonsoro. Paling tidak dia sudah paham benar bagaimana karakter serta kualitas pemain Senegal itu dibanding Fernando Soler.
''Fernando Soler dan Pape Ndiaye sama-sama bagus. Punya naluri tajam sebagai striker. Tapi jujur saja saya lebih mengenal Pape Ndiaye dibanding Soler,” tukas pelatih yang pernah mampir di Persik Pediri dan Persijap Jepara ini.
Sedangkan untuk Shohei Matsunaga, kemungkinan besar juga dipertahankan. Pemain berpaspor Jepang tersebut menjadi pemain asing dengan penampilan terbaik musim lalu di Stadion Petrokimia. Dia selalu menjadi pilihan utama, baik oleh pelatih Suharno maupun Widodo C Putro. Kemampuannya juga komplet, bisa sebagai gelandang serang, winger, maupun pemain tengah murni.
(aww)