Di Olimpiade tak dapat medali, itu adalah peringatan
A
A
A
Sindonews.com - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PBSI 2013 di Hotel Grand Ina Bali Beach, Sanur, Bali, 29-30 Desember 2013.
Salah satu tokoh yang hadir dalam Mukernas kali ini adalah juara All England sebanyak delapan kali, Rudy Hartono, dan dia pun mengatakan bahwa ketika di Olimpiade, Indonesia tidak meraih gelar, itu merupakan peringatan bahwasanya bulutangkis kita sedang merosot.
“Bulutangkis tanpa medali di Olimpiade merupakan warning kalau prestasi bulutangkis kita sedang menurun. Namun kemudian ada angin segar dari dua gelar Juara Dunia 2013 dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra). Hal ini menyadarkan kita bahwa masih harapan bahwa bulutangkis bisa bangkit lagi,” tutur Rudy.
“Di sektor tunggal putra, gelar juara dunia terakhir diraih Taufik Hidayat pada tahun 2005. Hingga kini tahun 2013 belum ada lagi yang bisa meraih gelar tersebut," sambung Rudy saat memberikan saran dan masukan kepada PP PBSI dan pengurus provinsi.
"Begitu juga di tunggal putri dan apalagi ganda putri. Semoga dalam dua tahun kedepan kita bisa membawa gelar tersebut ke Tanah Air,” pungkas Rudy.
Acara yang digelar setiap setahun sekali ini mengangkat tema Kekompakan dan Sumbangsih Untuk Kejayaan Bulutangkis Indonesia.
PBSI juga menyerahkan Meritorius Award yang merupakan penghargaan dari BWF (Badminton World Federation) kepada Koesdarto Pramono (DI Yogyakarta) dan Iriansyah Busra (Kalimantan Timur) dan Anton Gunadi (Kalimantan Selatan) atas jasa-jasa mereka dalam pengembangan bulutangkis di Indonesia.
Salah satu tokoh yang hadir dalam Mukernas kali ini adalah juara All England sebanyak delapan kali, Rudy Hartono, dan dia pun mengatakan bahwa ketika di Olimpiade, Indonesia tidak meraih gelar, itu merupakan peringatan bahwasanya bulutangkis kita sedang merosot.
“Bulutangkis tanpa medali di Olimpiade merupakan warning kalau prestasi bulutangkis kita sedang menurun. Namun kemudian ada angin segar dari dua gelar Juara Dunia 2013 dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra). Hal ini menyadarkan kita bahwa masih harapan bahwa bulutangkis bisa bangkit lagi,” tutur Rudy.
“Di sektor tunggal putra, gelar juara dunia terakhir diraih Taufik Hidayat pada tahun 2005. Hingga kini tahun 2013 belum ada lagi yang bisa meraih gelar tersebut," sambung Rudy saat memberikan saran dan masukan kepada PP PBSI dan pengurus provinsi.
"Begitu juga di tunggal putri dan apalagi ganda putri. Semoga dalam dua tahun kedepan kita bisa membawa gelar tersebut ke Tanah Air,” pungkas Rudy.
Acara yang digelar setiap setahun sekali ini mengangkat tema Kekompakan dan Sumbangsih Untuk Kejayaan Bulutangkis Indonesia.
PBSI juga menyerahkan Meritorius Award yang merupakan penghargaan dari BWF (Badminton World Federation) kepada Koesdarto Pramono (DI Yogyakarta) dan Iriansyah Busra (Kalimantan Timur) dan Anton Gunadi (Kalimantan Selatan) atas jasa-jasa mereka dalam pengembangan bulutangkis di Indonesia.
(aww)