Selamat tinggal ISL
A
A
A
Sindonews.com - Persijap Jepara harus mengucapkan selamat tinggal Indonesia Super League (ISL) dan selamat datang Divisi Utama, jika pertemuan pada 3 Desember mendatang tidak menemukan jalan keluar untuk mengatasi krisis finansial klub.
Kondisi Persijap yang belum mampu keluar dari krisis finansial, memaksa tim kebanggan warga Bumi Kartini Jepara, harus mengubur dalam-dalam mimpi berkompetisi di kasta tertinggi ISL musim depan.
Harapan besar masyakat Jepara ada pada pertemuan yang akan mempertemukan antara Pengcab, Persijap, suporter, dan stakeholder Jepara untuk membahas masa depan Persijap tersebut.
“Kami berharap pertemuan yang akan diadakan oleh Pengcab bisa memberikan solusi terbaik bagi masa depan Persijap,” kata pentolan Suporter Banaspati Edi Susilo.
Dirjen master Banaspati ini mengaku, hanya satu kata yang diinginkan oleh para suporter. Yakni Persijap tetap ada dan berada di Bumi Kartini. Jangan sampai Persijap pindah ke lain daerah.
Edi mengaku, suporter sangat berharap ada orang-orang Jepara yang peduli terhadap kondisi Persijap. Jangan sampai saham mayoritas Persijap dibeli oleh orang luar Jepara dan Laskar Kalinyamat pindah home base.
Jika memang nantinya saham terpaksa dijual ke pihak luar dan Persijap pindah home base, Edi mengaku, para suporter akan membuat gerakan besar-besaran untuk menyelematkan Persijap. Bahkan menyeret bupati pun akan dilakukan, demi bisa menyelamatkan Persijap supaya tidak pindah home base.
“Kalau sampai Persijap pindah, kami suporter tidak akan rela, dan kami akan membuat gerakan besar untuk menyelamatkan Persijap,” tandasnya.
Sementara itu CEO PT Jepara Raya Multitama (JRM) Muhammad Said Bassalamah nampaknya sudah putus asa untuk menggapai harapan bisa berkompetisi di ISL musim depan. Meski batas akhir pengiriman berkas verifikasi hanya menyisakan beberapa hari lagi, Bassalamah enggan untuk memikirkan hal itu.
Saat ini dirinya lebih fokus bagaimana menyelesaikan tunggakan gaji pemain sebesar Rp1,5 miliar, yang belum dibayarkan. Dan salah satu solusi paling cepat adalah menjual saham ke pihak luar karena tidak ada lagi pengusaha lokal yang mau membantu Persijap keluar dari krisis keuangan.
“Yang saat di depan mata kita adalah persoalan pembayaran gaji. Dan hal ini (gaji) yang menjadi fokus kita dalam waktu dekat ini,” tandasnya.
Meskipun Bassalamah bakal melego 80 persen saham yang dimilikinya, namun sebelum melakukan tanda tangan dengan calon pembeli dirinya akan menunggu rapat yang diagendakan PSSI Jepara pada 3 Desember 2013 nanti, meskipun Dia merasa pesimis, rapat tersebut bakal mendapatkan solusi terbaik. “Mudah-mudahan ada hasil,” katanya.
Kondisi Persijap yang belum mampu keluar dari krisis finansial, memaksa tim kebanggan warga Bumi Kartini Jepara, harus mengubur dalam-dalam mimpi berkompetisi di kasta tertinggi ISL musim depan.
Harapan besar masyakat Jepara ada pada pertemuan yang akan mempertemukan antara Pengcab, Persijap, suporter, dan stakeholder Jepara untuk membahas masa depan Persijap tersebut.
“Kami berharap pertemuan yang akan diadakan oleh Pengcab bisa memberikan solusi terbaik bagi masa depan Persijap,” kata pentolan Suporter Banaspati Edi Susilo.
Dirjen master Banaspati ini mengaku, hanya satu kata yang diinginkan oleh para suporter. Yakni Persijap tetap ada dan berada di Bumi Kartini. Jangan sampai Persijap pindah ke lain daerah.
Edi mengaku, suporter sangat berharap ada orang-orang Jepara yang peduli terhadap kondisi Persijap. Jangan sampai saham mayoritas Persijap dibeli oleh orang luar Jepara dan Laskar Kalinyamat pindah home base.
Jika memang nantinya saham terpaksa dijual ke pihak luar dan Persijap pindah home base, Edi mengaku, para suporter akan membuat gerakan besar-besaran untuk menyelematkan Persijap. Bahkan menyeret bupati pun akan dilakukan, demi bisa menyelamatkan Persijap supaya tidak pindah home base.
“Kalau sampai Persijap pindah, kami suporter tidak akan rela, dan kami akan membuat gerakan besar untuk menyelamatkan Persijap,” tandasnya.
Sementara itu CEO PT Jepara Raya Multitama (JRM) Muhammad Said Bassalamah nampaknya sudah putus asa untuk menggapai harapan bisa berkompetisi di ISL musim depan. Meski batas akhir pengiriman berkas verifikasi hanya menyisakan beberapa hari lagi, Bassalamah enggan untuk memikirkan hal itu.
Saat ini dirinya lebih fokus bagaimana menyelesaikan tunggakan gaji pemain sebesar Rp1,5 miliar, yang belum dibayarkan. Dan salah satu solusi paling cepat adalah menjual saham ke pihak luar karena tidak ada lagi pengusaha lokal yang mau membantu Persijap keluar dari krisis keuangan.
“Yang saat di depan mata kita adalah persoalan pembayaran gaji. Dan hal ini (gaji) yang menjadi fokus kita dalam waktu dekat ini,” tandasnya.
Meskipun Bassalamah bakal melego 80 persen saham yang dimilikinya, namun sebelum melakukan tanda tangan dengan calon pembeli dirinya akan menunggu rapat yang diagendakan PSSI Jepara pada 3 Desember 2013 nanti, meskipun Dia merasa pesimis, rapat tersebut bakal mendapatkan solusi terbaik. “Mudah-mudahan ada hasil,” katanya.
(aww)