Ditinggal trio SAM, pemain kehilangan induk
A
A
A
Sindonews.com - Trio pelatih Slamet Riyadi, Anshari Lubis, dan Muhammad Halim (SAM) mencari kegiatan lain sembari menunggu kejelasan di Pro Duta FC. Sedangkan, para pemain seakan kehilangan induk ditinggal mereka dan harus berlatih tanpa arahan.
Diakuinya, belum adanya kejelasan di Pro Duta, dirinya mencari aktivitas lain yang tidak lepas dari sepak bola. Soal masa depannya di Pro Duta, Slamet legawa menerima keputusan manajemen. Bagi Slamet Riyadi, sembari menunggu kepastian dirinya di Pro Duta, kembali ke rumahnya, Kwarta FC. Slamet dipanggil untuk melatih tim senior berjuluk Burung Sumatera itu. "Kita bicara profesional saja. Kalau masih dipercaya kita teruskan, kalau tidak, ya tidak ada masalah," tegasnya.
Rumah yang dimaksud Slamet karena dirinya tak bisa lepas dari Kwarta FC. Semasa menjadi pemain PSMS Medan, Kwarta menyekolahkan dirinya mengikuti sekolah kepelatihan lisensi C nasional 2008/2009. Lepas menjadi pemain, dirinya tak bisa jauh dari dunia sepak bola.
Lisensi kepelatihan yang dikantonginya, dipercayakan menangani Kwarta junior 2010. Kala itu, Kwarta ambil bagian di Divisi III dan Piala Suratin. Kwarta FC pun merangkak naik ke Divisi II, yang kursi kepelatihan dipercayakan kepadanya bersama Lilik Suheri.
Perjalanan kepelatihannya semakin baik dengan meloloskan Kwarta FC ke Divisi I. "Sekarang ini melatih Kwarta, kembali ke rumah saya sendiri. Kalau di Kwarta, kapan saja kembali akan diterima," ungkap Slamet.
Di Kwarta FC saat ini, Slamet mengemban tugas membawa anak asuhnya menjajal tim asal Malaysi PDRM 16 Desember mendatang. "Ya sambil saya menunggu-menunggu dan disuruh manajemen bawa tim Kwarta untuk persiapan melawan PDRM," bebernya.
Aktifitas Slamet menunggu kepastian dari Pro Duta ini, berbeda dialami kompatriotnya di Pro Duta, Anshari Lubis dan Muhammad Halim. "Kalau Anshari kembali ke kantor. Karena dia kan PNS di Sergai (Serdang Bedagai), kalau Halim mungkin dirumah saja kegiatannya,"katanya.
Sedangkan pasca dibekukan trio pelatih SAM, aktifitas pemain tetap berjalan. Latihan rutin kerap digelar di Mess Asam Kumbang. Namun, latihan tersebut tanpa instruksi Slamet Riyadi, Anshari Lubis dan Muhammad Halim. "Latihan masih digelar di Mess, pemain saja yang latihan," ungkap gelandang serang Rahmad Hidayat.
Diakui pemain bernomor punggung 8 ini, tidak adanya trio pelatih, sedikit membuat perbedaan. Hanya latihan-latihan ringan yang dilakukan pemain. Tak ayal, kondisi ini membuat skuad Kuda Pegasus, seakan kehilangan induk. "Latihan untuk jaga stamina saja. Tidak enak juga tidak ada pelatih," aku Rahmad.
Diakuinya, belum adanya kejelasan di Pro Duta, dirinya mencari aktivitas lain yang tidak lepas dari sepak bola. Soal masa depannya di Pro Duta, Slamet legawa menerima keputusan manajemen. Bagi Slamet Riyadi, sembari menunggu kepastian dirinya di Pro Duta, kembali ke rumahnya, Kwarta FC. Slamet dipanggil untuk melatih tim senior berjuluk Burung Sumatera itu. "Kita bicara profesional saja. Kalau masih dipercaya kita teruskan, kalau tidak, ya tidak ada masalah," tegasnya.
Rumah yang dimaksud Slamet karena dirinya tak bisa lepas dari Kwarta FC. Semasa menjadi pemain PSMS Medan, Kwarta menyekolahkan dirinya mengikuti sekolah kepelatihan lisensi C nasional 2008/2009. Lepas menjadi pemain, dirinya tak bisa jauh dari dunia sepak bola.
Lisensi kepelatihan yang dikantonginya, dipercayakan menangani Kwarta junior 2010. Kala itu, Kwarta ambil bagian di Divisi III dan Piala Suratin. Kwarta FC pun merangkak naik ke Divisi II, yang kursi kepelatihan dipercayakan kepadanya bersama Lilik Suheri.
Perjalanan kepelatihannya semakin baik dengan meloloskan Kwarta FC ke Divisi I. "Sekarang ini melatih Kwarta, kembali ke rumah saya sendiri. Kalau di Kwarta, kapan saja kembali akan diterima," ungkap Slamet.
Di Kwarta FC saat ini, Slamet mengemban tugas membawa anak asuhnya menjajal tim asal Malaysi PDRM 16 Desember mendatang. "Ya sambil saya menunggu-menunggu dan disuruh manajemen bawa tim Kwarta untuk persiapan melawan PDRM," bebernya.
Aktifitas Slamet menunggu kepastian dari Pro Duta ini, berbeda dialami kompatriotnya di Pro Duta, Anshari Lubis dan Muhammad Halim. "Kalau Anshari kembali ke kantor. Karena dia kan PNS di Sergai (Serdang Bedagai), kalau Halim mungkin dirumah saja kegiatannya,"katanya.
Sedangkan pasca dibekukan trio pelatih SAM, aktifitas pemain tetap berjalan. Latihan rutin kerap digelar di Mess Asam Kumbang. Namun, latihan tersebut tanpa instruksi Slamet Riyadi, Anshari Lubis dan Muhammad Halim. "Latihan masih digelar di Mess, pemain saja yang latihan," ungkap gelandang serang Rahmad Hidayat.
Diakui pemain bernomor punggung 8 ini, tidak adanya trio pelatih, sedikit membuat perbedaan. Hanya latihan-latihan ringan yang dilakukan pemain. Tak ayal, kondisi ini membuat skuad Kuda Pegasus, seakan kehilangan induk. "Latihan untuk jaga stamina saja. Tidak enak juga tidak ada pelatih," aku Rahmad.
(aww)