Ada China di balik pembukaan SEA Games
A
A
A
Sindonews.com - Tuan rumah Myanmar mematangkan persiapan jelang acara pembukaan SEA Games ke-27 yang akan berlangsung malam nanti di Stadion Wunna Theik. Mereka akan menyajikan sebuah acara pembukaan yang berlangsung secara mewah.
Di balik rencana itu ada China yang memberikan dukungan penuh bagi negara yang dulu bernama Burma itu untuk muncul ke panggung dunia.
China dikabarkan telah memberikan bantuan sebesar USD 33 juta dalam hal bantuan teknis, termasuk untuk acara pembukaan dan penututan. Hal ini diungkapkan juru bicara kepresidenan Ye Htut.
“China telah membantu banyak,” kata Ye Htut.
Bantuan dari China berupa sistem pencahayaan, sound system dan saran teknis untuk upacara penyelenggaraanyang akan menampilkan ribuan penampil dengan tata cahaya yang bakal memukau.
“China juga melatih 200 atlet kita di tanah mereka dan mereka juga mengirimkan dua lusin pelatih olahraga untuk membantu meningkatkan prestasi kami,” tambah Ye Htut.
Tentunya bantuan yang diberikan China bukan tanpa maksud. Negeri Tirai Bambu itu tentunya ingin mengamankan kepentingan ekonomi dan politik mereka di Myanmar. Amerika Serikat juga telah merayu Myanmar sejak terjaidnya reformasi politik tahun 2011.
Myanmar menjadi tuan rumah ajang multievent se-Asia Tenggara ini untuk pertama kalinya sejak lebih dari empat dekade terahir. Ini sekaligus menandai mereka kembali ke kancah olahraga internasional.
Di balik rencana itu ada China yang memberikan dukungan penuh bagi negara yang dulu bernama Burma itu untuk muncul ke panggung dunia.
China dikabarkan telah memberikan bantuan sebesar USD 33 juta dalam hal bantuan teknis, termasuk untuk acara pembukaan dan penututan. Hal ini diungkapkan juru bicara kepresidenan Ye Htut.
“China telah membantu banyak,” kata Ye Htut.
Bantuan dari China berupa sistem pencahayaan, sound system dan saran teknis untuk upacara penyelenggaraanyang akan menampilkan ribuan penampil dengan tata cahaya yang bakal memukau.
“China juga melatih 200 atlet kita di tanah mereka dan mereka juga mengirimkan dua lusin pelatih olahraga untuk membantu meningkatkan prestasi kami,” tambah Ye Htut.
Tentunya bantuan yang diberikan China bukan tanpa maksud. Negeri Tirai Bambu itu tentunya ingin mengamankan kepentingan ekonomi dan politik mereka di Myanmar. Amerika Serikat juga telah merayu Myanmar sejak terjaidnya reformasi politik tahun 2011.
Myanmar menjadi tuan rumah ajang multievent se-Asia Tenggara ini untuk pertama kalinya sejak lebih dari empat dekade terahir. Ini sekaligus menandai mereka kembali ke kancah olahraga internasional.
(irc)