Sriwijaya mengancam, Persik sesumbar meredam

Rabu, 18 Desember 2013 - 07:38 WIB
Sriwijaya mengancam, Persik sesumbar meredam
Sriwijaya mengancam, Persik sesumbar meredam
A A A
Sindonews.com - Persik Kediri berupaya tidak menjadi ajang pelampiasan Sriwijaya FC di pertanding Grup B East Java Tournament 2013, Rabu (18/12) di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sebab, Sriwijaya FC masih berupaya mendapatkan peluang lolos ke babak semifinal.
Sriwijaya FC mengawali turnamen dengan hasil buruk setelah digebuk tuan rumah Arema Cronous 3-1 pada Senin (16/12). Kans tim Laskar Wong Kito memang belum tertutup sepenuhnya karena masih bisa mengincar predikat runner up terbaik. Persik Kediri menjadi incarannya.

Namun, Persik yang baru akan mengawali turnamen, tidak tinggal diam dan enggan menjadi pelampiasan klub asal Sumatera Selatan. Tim asal Kota Tahu optimistis bisa meredam ambisi Sriwijaya FC walau dari sisi kekuatan relatif terbatas dan belum menyamai persiapan calon lawan.

Pelatih Persik Aris Budi Sulistyo menyatakan timnya tidak akan setengah-setengah dalam turnamen ini. Menghadapi Sriwijaya FC yang belum sepenuhnya solid, dirinya yakin kekuatan Persik masih satu level dengan tim arahan Subangkit. Apalagi Persik sempat mengintip bagaimana performa Sriwijaya.

"Walau menelan kekalahan, Sriwijaya tetap memiliki potensi besar. Tentunya mereka akan berusaha menjadikan Persik ajang pembalasan dari kekalahan di pertandingan pertama. Kami harus ekstra sabar menghadapi mereka dan sekaligus memiliki kepercayaan diri bisa meraih hasil maksimal," tutur Aris.

Sekilas, kekuatan Persik tidak jauh berbeda dengan di Divisi Utama lalu. Tambahan kekuatan sementara bukan datang dari transfer pemain, namun proses seleksi yang diikuti pemain-pemain masa lalu seperti Danilo Fernando, Oliver Makor, Ronald Fagundez, serta Christiano Lopez.

tidak ada kejutan di lapangan nanti karena sosok seperti Harianto, Fatchul Ihya, Rendy Syahputra, Faris Aditama, hingga Dimas Galih, masih tetap bercokol di tim Macan Putih. Soal pemgalaman sebenarnya Aris Budi tidak mendapati masalah serius di timnya.

Persoalannya adalah stamina pemain yang sudah lewat masa keemasannya. Oliver Makor sudah 41 tahun, sedangkan Danilo, Fagundez, serta Christiano sudah jauh meninggalkan angka 30 tahun. Patut dilihat apakah pemain-pemain uzur itu bisa memberikan kontribusi secara maksimal.

Khusus aspek strategi, Aris mengatakan, "Mungkin tidak beda dengan yang anda lihat di Divisi Utama lalu. Bagaimana pun Persik memiliki gaya bermain sendiri. Kami berupaya berani menyerang dan berkreasi di lapangan karena pemain memiliki kemampuan di atas rata-rata."

Sementara, Sriwijaya bukan tanpa persoalan untuk meraih tiga angka di pertandingan kedua. Pelatih Subangkit mengaku sama sekali tak mengetahui bagaimana kekuatan Persik sebenarnya. Maklum, Persik baru saja promosi ke Indonesia Super League (ISL) hingga kekuatannya tak terpantau.

Subangkit hanya paham ketika disodori nama-nama senior seperti Harianto dan Danilo Fernando. Kendati begitu secara umum dirinya tidak mengetahui kualitas pemain lainnya sekaligus tipikal permainan Macan Putih. "Saya sama sekali tidak tahu seperti apa kekuatan Persik," Subangkit mengakui.

Terpaksa Laskar Wong Kito hanya terfokus pada performa sendiri tanpa bisa mempelajari kekuatan lawan. "Kami fokus meningkatkan permainan. Saat menghadapi Arema fokus kami masih naik-turun. Semoga di pertandingan kedua nanti pemain bisa lebih rileks," harap pelatih asal Pasuruan ini.

Subangkit membenarkan timnya bakal menjadikan Persik sebagai pelampiasan untuk mencari status runner-up terbaik. Walau untuk sekadar mencari runner-up terbaik cukup sulit setelah kalah 3-1 dari tuan rumah, mantan pelatih Persela Lamongan ini meminta timnya memanfaatkan kans sekecil apa pun.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6513 seconds (0.1#10.140)