Ferdinand: Terima kasih wasit dan panpel
A
A
A
Sindonews.com - Kubu Persib Bandung sangat kecewa dengan kekalahan dari Persebaya Surabaya dengan skor 0-1 di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Kamis (19/12). Usai laga kedua kompetisi pramusim East Java Tournament 2013 itu, Pangeran Biru mengeluhkan kualitas pengadil dan panitia penyelenggara (Panpel) pertandingan.
Terdapat beberapa hal yang membuat sikap tersebut muncul dari tim kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat. Para pemain dan tim pelatih menganggap sejumlah keputusan yang diambil, merugikan Persib.
Pelatih Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman menyebut terdapat handsball dan beberapa pelanggaran terhadap tim asuhannya yang dibiarkan begitu saja oleh perangkat pertandingan. Salah satunya adalah ketika kapten tim Firman Utina dijatuhkan pemain lawan di kotak terlarang, beberapa menit sebelum waktu normal habis.
Padahal saat itu Firman dalam posisi ideal untuk mengeksekusi bola, dengan ruang tembak terbuka ke arah gawang Jendry Pitoy. Dalam kondisi seperti itu, official dan para pemain yang berada di bench berkali-kali melontarkan protes. Salah satu yang tampak paling kesal adalah Ferdinand Sinaga. Dia menjadi sosok terdepan yang melontarkan interupsi ke meja pengawas selain asisten pelatih Asep Sumantri.
Protes kian deras mengalir ketika perangkat pertandingan mengangkat tanda empat menit pertambahan waktu, padahal saat itu pertandingan terhenti karena tergeletaknya Jendry Pitoy.
Di laga itu sendiri, Ferdinand hanya tampil hingga menit 70. Perannya di lapangan diganti Tantan.
''Kali ini saya tidak mau bicara banyak, cukup terima kasih kepada wasit yang memimpin pertandingan,” ucap Ferdinand di Hotel Weta, Kota Surabaya, tempat skuad Pangeran Biru menginap.
Selain kepemimpinan wasit, padamnya lampu stadion saat injury time menjadi sorotan lain pemain berkarakter nyentrik ini. Apalagi saat itu Persib dalam kondisi memegang kendali pertandingan, bahkan tengah melancarkan serangan. Wasit yang meniup peluit tanda pertandingan berakhir, seketika setelah lampu lapangan padam juga dianggap sebagai keputusan ganjil.
''Saya ucapkan terima kasih juga pada panitia yang mematikan lampu stadion sebelum pertandingan selesai. Lain kali kalau mau mengadakan pertandingan, diisi dulu token listriknya,” seloroh Ferdinand sambil tersenyum.
Sejumlah kekecewaan tersebut juga sempat dilontarkan Djanur. Namun, pelatih yang memasuki tahun kedua bersama Persib ini mengaku tetap menghargai penyelenggaraan East Java Tournament 2013.
''Kalau sampai kapok ikut kompetisi ini sih tidak ya, hanya sekadar kecewa saja dengan beberapa kejadian di pertandingan itu,” tegas Djanur.
Terdapat beberapa hal yang membuat sikap tersebut muncul dari tim kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat. Para pemain dan tim pelatih menganggap sejumlah keputusan yang diambil, merugikan Persib.
Pelatih Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman menyebut terdapat handsball dan beberapa pelanggaran terhadap tim asuhannya yang dibiarkan begitu saja oleh perangkat pertandingan. Salah satunya adalah ketika kapten tim Firman Utina dijatuhkan pemain lawan di kotak terlarang, beberapa menit sebelum waktu normal habis.
Padahal saat itu Firman dalam posisi ideal untuk mengeksekusi bola, dengan ruang tembak terbuka ke arah gawang Jendry Pitoy. Dalam kondisi seperti itu, official dan para pemain yang berada di bench berkali-kali melontarkan protes. Salah satu yang tampak paling kesal adalah Ferdinand Sinaga. Dia menjadi sosok terdepan yang melontarkan interupsi ke meja pengawas selain asisten pelatih Asep Sumantri.
Protes kian deras mengalir ketika perangkat pertandingan mengangkat tanda empat menit pertambahan waktu, padahal saat itu pertandingan terhenti karena tergeletaknya Jendry Pitoy.
Di laga itu sendiri, Ferdinand hanya tampil hingga menit 70. Perannya di lapangan diganti Tantan.
''Kali ini saya tidak mau bicara banyak, cukup terima kasih kepada wasit yang memimpin pertandingan,” ucap Ferdinand di Hotel Weta, Kota Surabaya, tempat skuad Pangeran Biru menginap.
Selain kepemimpinan wasit, padamnya lampu stadion saat injury time menjadi sorotan lain pemain berkarakter nyentrik ini. Apalagi saat itu Persib dalam kondisi memegang kendali pertandingan, bahkan tengah melancarkan serangan. Wasit yang meniup peluit tanda pertandingan berakhir, seketika setelah lampu lapangan padam juga dianggap sebagai keputusan ganjil.
''Saya ucapkan terima kasih juga pada panitia yang mematikan lampu stadion sebelum pertandingan selesai. Lain kali kalau mau mengadakan pertandingan, diisi dulu token listriknya,” seloroh Ferdinand sambil tersenyum.
Sejumlah kekecewaan tersebut juga sempat dilontarkan Djanur. Namun, pelatih yang memasuki tahun kedua bersama Persib ini mengaku tetap menghargai penyelenggaraan East Java Tournament 2013.
''Kalau sampai kapok ikut kompetisi ini sih tidak ya, hanya sekadar kecewa saja dengan beberapa kejadian di pertandingan itu,” tegas Djanur.
(aww)