Tuk tuk jadi moda penyelamat

Sabtu, 21 Desember 2013 - 09:29 WIB
Tuk tuk jadi moda penyelamat
Tuk tuk jadi moda penyelamat
A A A
Sindonews.com - Masalah transportasi merupakan menjadi masalah utama bagi para peliput SEA Games Myanmar 2013. Apalagi, tidak bisa terus mengharapkan adanya shuttle bus, karena armada yang tidak banyak. Dengan begitu, sebuah kendaraan mobil bak terbuka milik warga, bisa menjadi alternatif.

Pasalnya, Myanmar yang sebelumnya menjanjikan shuttle bus dalam 15 menit sekali, tidak berjalan lancar. Hal tersebut tentu membuat para peliput akan membutuhkan sekitar lebih dari 30 menit atau satu jam untuk menunggunya datang. Sebab, jika menggunakan transportasi umum seperti taksi atau ojek pasti akan mengeluarkan dana tidak sedikit.

Saat berada di Ngalaik Dam, mungkin menjadi salah satu lokasi yang jauh dari pusat kota. Meski berangkat menggunakan shuttle bus, namun peluangnya menggunakan kendaran itu kembali akan kecil. Sebab, daerah cabang dayung itu, membutuhkan 40 menit dari pusat kota dengan armada bus yang tidak banyak.

Dengan kondisi itu, para peliput mungkin akan berusaha mencari tumpangan untuk kembali ke pusat kota dengan cepat. Jangankan sebuah taksi atau ojek, menunggu bus harus dengan berdoa. Akan tetapi, dengan adanya Light Truck (tuktuk) bisa menjadi dewa penyelamat untuk pulang.

Selain itu, saat waktu sudah memasuki jam malam, kendaraan akan semakin sulit dijumpai. Bahkan, shuttle bus sudah mulai jarang dan kendaran umum seperti taksi juga mulai menghilang. Akan tetapi, angkutan umum yang bernama Light Truck itu, menjadi nilai positif bagi transportasi negara itu. Sebab, mereka melayani hingga larut malam meski waktunya pun tidak menentu.

Bagi warga Nay Pyi Taw, Light Truck merupakan sebagai alat transportasi umum yang paling di gunakan. Meski tidak memiliki bangku dan harus dengan lesehan, mereka mampu berbaur dengan sama lain. Apalagi, harga mungkin menjadi prioritas utama karena tidak mahal dengan hanya 500-1000 kyat tergantung jarak yang dituju.

Akan tetapi, hal itu tidak berlaku untuk para peliput dari Indonesia. Meski sedang mengalami kesulitan, mereka mau membantu mengantarkan sampai tujuan. Namun, mereka pantang untuk menerima bayaran sepersen pun. Padahal, para peliput berniat menumpang untuk membayar sebagai jasanya meski tidak semahal taksi atau ojek yang sedang memanfaatkan momen SEA Games di negara itu. "No, its free," ucap pengemudi

Yang jelas, keramahan pengendara angkutan tradisional itu, menutup kelemahan dari masalah transportasi yang disediakan tuan rumah untuk para peliput dari berbagai negara. Meski tidak selalu menggunakan kendaraan tersebut, tuk tuk benar-benar menjadi alternatif yang paling penting.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4926 seconds (0.1#10.140)