Baretta kaji ulang sanksi fans rasisme
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Serie A, Maurizio Baretta mengatakan akan mengkaji ulang peraturan atau sanksi penutupan stadion di musim ini. Hal itu dilakukan karena ada banyak keluhan dari sejumlah tim terkait penerapan sanksi ini.
Awalnya, Baretta bekerjasama dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), untuk memberikan hukuman setimpal terhadap para penggemar atau fanatik klub atas perlakuannya terhadap kasus rasisme di setiap pertandingannya.
Dari pembicaraan yang dilakukan munculkan kesimpulan bahwa FIGC dan Baretta sepakat untuk memberikan sanksi tegas dengan menutup stadion terhadap setiap tim yang melakukan pelanggaran rasisme. Akan tetapi, aturan tersebut mendapatkan tanggapan serius dari seluruh tim. Mereka bahkan menentang peraturan yang akan diterapkan itu.
"Saya mengakui bahwa mekanisme sanksi disusun dengan buruk. Sehingga salah jika kami berpikir untuk menghukum ribuan penggemar yang baik. Saya melihat sistem ini tidak bekerja dengan baik. Karena bukannya mengurangi pengaruh tindakan anarkir (rasisme), malah justru semakin meningkat," kata Baretta dilansir ESPN, Selasa (24/12/2013).
"Sebenarnya ada keinginan kuat untuk memberikan sanksi tegas kepada para penggemar anarkis dengan mencabut kartu keanggotaan fans dan tiket terusan yang digunakan mereka. Tapi seiring berjalannya waktu kami menilai bahwa ini salah untuk menggeneralisasikan sanksi dengan menutup stadion," sambungnya.
Kajian ulang itu disambut positif oleh presiden FIGC Giancarlo Abete. Ia mengatakan: " Saya selalu senang ketika saya melihat pertandingan sepak bola dimainkan di stadion yang dipadati oleh penggemar kedua tim. Jadi sanksi itu harus benar-benar dikaji ulang agar tidak ada yang dirugikan," timpal Abete.
Awalnya, Baretta bekerjasama dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), untuk memberikan hukuman setimpal terhadap para penggemar atau fanatik klub atas perlakuannya terhadap kasus rasisme di setiap pertandingannya.
Dari pembicaraan yang dilakukan munculkan kesimpulan bahwa FIGC dan Baretta sepakat untuk memberikan sanksi tegas dengan menutup stadion terhadap setiap tim yang melakukan pelanggaran rasisme. Akan tetapi, aturan tersebut mendapatkan tanggapan serius dari seluruh tim. Mereka bahkan menentang peraturan yang akan diterapkan itu.
"Saya mengakui bahwa mekanisme sanksi disusun dengan buruk. Sehingga salah jika kami berpikir untuk menghukum ribuan penggemar yang baik. Saya melihat sistem ini tidak bekerja dengan baik. Karena bukannya mengurangi pengaruh tindakan anarkir (rasisme), malah justru semakin meningkat," kata Baretta dilansir ESPN, Selasa (24/12/2013).
"Sebenarnya ada keinginan kuat untuk memberikan sanksi tegas kepada para penggemar anarkis dengan mencabut kartu keanggotaan fans dan tiket terusan yang digunakan mereka. Tapi seiring berjalannya waktu kami menilai bahwa ini salah untuk menggeneralisasikan sanksi dengan menutup stadion," sambungnya.
Kajian ulang itu disambut positif oleh presiden FIGC Giancarlo Abete. Ia mengatakan: " Saya selalu senang ketika saya melihat pertandingan sepak bola dimainkan di stadion yang dipadati oleh penggemar kedua tim. Jadi sanksi itu harus benar-benar dikaji ulang agar tidak ada yang dirugikan," timpal Abete.
(akr)