Pro Duta: Joko Driyono tidak jujur
A
A
A
Sindonews.com - Pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Joko Driyono di media soal menutup pintu bagi Pro Duta ambil bagian di Indonesia Super League (ISL) musim 2014 dikritisi manajemen. Pernyataan Djoko tersebut menyatakan, Pro Duta berstatus sebagai juara babak playoff tidak menjamin lolos verifikasi dan menempatkan diri menjadi peserta ISL musim depan.
Kata Jokdri --panggilan Joko Driyono--, babak playoff yang mengambil 6 plus satu klub tersebut bukan satu-satunya syarat klub dapat berpartisipasi. Terlebih lagi, klub-klub tersebut diklaimnya tidak lolos lisensi.
Klub peserta kompetisi IPL, harus melalui proses verifikasi mencakup lima kriteria klub profesional. Kelima aspek itu ialah legalitas, finansial, infrastruktur, personel, dan sporting. Katanya, passing grade Pro Duta di bawah empat klub IPL lainnya, sehingga dipastikan tidak ikut kompetisi ISL musim depan.
Chief Executive Officer (CEO) Pro Duta FC Wahyu Wahab Usman menyatakan, kesalutannya atas pernyataan Joko yang menyebutkan klubnya dipastikan tidak akan menjadi peserta ISL musim depan. "Pernyataan tegas, tapi sayang tidak jujur. Padahal, keputusan Exco yang menyatakan tidak ada klub profesional," jawab Wahyu menanggapi pernyataan Jokdri.
Menurut Wahyu, pernyataan Joko Driyono tersebut tidak salah dan diapresiasinya mengatakan kekurangan Pro Duta sehingga terganjal verifikasi klub. Sayangnya, pernyataan Jokdri tidak merinci dan hanya menilai klub berjuluk Kuda Pegasus itu saja. Sedangkan, penilaian klub lainnya terutama yang lolos verifikasi tidak disebut Jokdri.
Pro Duta sendiri telah mengajukan banding atas hasil verifikasi. Namun, upaya banding tersebut tidak memengaruhi jumlah kepesertaan klub di kompetisi. PSSI telah menetapkan 22 klub, 18 klub ISL dan 4 klub IPL sebagai peserta kompetisi kasta tertinggi sepak bola musim depan.
Empat klub IPL tersebut, yaitu PSM Makassar, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan Semen Padang. Sedangkan Pro Duta sudah dipastikan tak lolos bersama Perseman Manokwari dan Persepar Palangkaraya.
"Memang betul dikatakan Joko. Tapi Joko harus tahu juga, bagaimana memelihara klub dan menyeimbangkan kontribusinya. Jangan ada perbedaan antara klub ISL atau IPL, karena unifikasi digaung-gaungkan PSSI sendiri, tapi PSSI sendiri yang membedakannya," jelasnya.
Sebelumnya, Wahyu menekankan, agar organisasi tertinggi sepakbola di Indonesia itu, menjelaskan dengan detil penilaian terhadap klub-klub yang lolos verifikasi. Penilaian tersebut dinilai kelebihan dan kekurangan dari syarat verifikasi yang menjadi fokus penilaian PSSI. Dari penilaian tersebut juga dibandingkan dengan klub yang tidak lolos.
Wahyu menilai, jika berjalannya roda kompetisi musim depan, menunjukkan ada indikasi tidak profesional. Dasar dirinya menilai hal tersebut dari operator yang menyelenggarakan kompetisi. "Jatah kompetisi dilihat dari operator, kalau operator saja bermasalah, berarti juga tidak lolos verifikasi, karena klub pasti bermasalah juga," tandasnya.
Disinggung pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke AFC, kata Wahyu, hal tersebut tidak akan menjadi jawaban atas keinginan pihaknya. Keputusan PSSI yang sudah memastikan Pro Duta tak menjadi peserta ISL. Pihaknya pun legawa menerima keputusan PSSI yang penuh kontroversi tersebut. "Tempuh jalur lain, akan buang-buang waktu," pungkasnya.
Kata Jokdri --panggilan Joko Driyono--, babak playoff yang mengambil 6 plus satu klub tersebut bukan satu-satunya syarat klub dapat berpartisipasi. Terlebih lagi, klub-klub tersebut diklaimnya tidak lolos lisensi.
Klub peserta kompetisi IPL, harus melalui proses verifikasi mencakup lima kriteria klub profesional. Kelima aspek itu ialah legalitas, finansial, infrastruktur, personel, dan sporting. Katanya, passing grade Pro Duta di bawah empat klub IPL lainnya, sehingga dipastikan tidak ikut kompetisi ISL musim depan.
Chief Executive Officer (CEO) Pro Duta FC Wahyu Wahab Usman menyatakan, kesalutannya atas pernyataan Joko yang menyebutkan klubnya dipastikan tidak akan menjadi peserta ISL musim depan. "Pernyataan tegas, tapi sayang tidak jujur. Padahal, keputusan Exco yang menyatakan tidak ada klub profesional," jawab Wahyu menanggapi pernyataan Jokdri.
Menurut Wahyu, pernyataan Joko Driyono tersebut tidak salah dan diapresiasinya mengatakan kekurangan Pro Duta sehingga terganjal verifikasi klub. Sayangnya, pernyataan Jokdri tidak merinci dan hanya menilai klub berjuluk Kuda Pegasus itu saja. Sedangkan, penilaian klub lainnya terutama yang lolos verifikasi tidak disebut Jokdri.
Pro Duta sendiri telah mengajukan banding atas hasil verifikasi. Namun, upaya banding tersebut tidak memengaruhi jumlah kepesertaan klub di kompetisi. PSSI telah menetapkan 22 klub, 18 klub ISL dan 4 klub IPL sebagai peserta kompetisi kasta tertinggi sepak bola musim depan.
Empat klub IPL tersebut, yaitu PSM Makassar, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan Semen Padang. Sedangkan Pro Duta sudah dipastikan tak lolos bersama Perseman Manokwari dan Persepar Palangkaraya.
"Memang betul dikatakan Joko. Tapi Joko harus tahu juga, bagaimana memelihara klub dan menyeimbangkan kontribusinya. Jangan ada perbedaan antara klub ISL atau IPL, karena unifikasi digaung-gaungkan PSSI sendiri, tapi PSSI sendiri yang membedakannya," jelasnya.
Sebelumnya, Wahyu menekankan, agar organisasi tertinggi sepakbola di Indonesia itu, menjelaskan dengan detil penilaian terhadap klub-klub yang lolos verifikasi. Penilaian tersebut dinilai kelebihan dan kekurangan dari syarat verifikasi yang menjadi fokus penilaian PSSI. Dari penilaian tersebut juga dibandingkan dengan klub yang tidak lolos.
Wahyu menilai, jika berjalannya roda kompetisi musim depan, menunjukkan ada indikasi tidak profesional. Dasar dirinya menilai hal tersebut dari operator yang menyelenggarakan kompetisi. "Jatah kompetisi dilihat dari operator, kalau operator saja bermasalah, berarti juga tidak lolos verifikasi, karena klub pasti bermasalah juga," tandasnya.
Disinggung pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke AFC, kata Wahyu, hal tersebut tidak akan menjadi jawaban atas keinginan pihaknya. Keputusan PSSI yang sudah memastikan Pro Duta tak menjadi peserta ISL. Pihaknya pun legawa menerima keputusan PSSI yang penuh kontroversi tersebut. "Tempuh jalur lain, akan buang-buang waktu," pungkasnya.
(aww)