Minim Derby Panas
A
A
A
Sindonews.com - Angan publik bola Jawa Timur menyaksikan derby sengit di Indonesia Super League (2014) tampaknya tak menjadi kenyataan. Persebaya dan Arema Cronous yang mewakili seteru klasik di Jawa Timur, tidak akan bertemu di fase wilayah.
Arema Cronous berada di wilayah barat, sedangkan Persebaya di wilayah timur. Sekilas ini meringankan beban aparat keamanan karena pertemuan kedua klub tersebut selalu menyajikan gesekan supporter, bahkan di luar lapangan sekali pun dan itu sudah sering terjadi.
Pertandingan derby yang melibatkan emosi hanya terjadi antara Arema Cronous kontra Persik Kediri. Walau rivalitas Arema-Persik tidak sepanas Arema-Persebaya, tapi pertemuan keduanya selalu menghadirkan perseteruan sengit. Supporter Aremania dan Persikmania juga tak begitu akur.
Arema dan Persik sebenarnya sudah bertemu musim ini, yakni di East Java Tournament 2013 lalu Tapi rivalitas belum begitu kentara karena Persik sendiri secara kekuatan belum siap. Situasi tentunya bakal berbeda jika keduanya berseteru di kompetisi level ISL.
Namun tanda-tanda bakal terjadinya gesekan supporter juga belum diketahui dengan pasti. Sebab saat keduanya masih di ISL tiga musim lalu, supporter tidak lagi saling mengunjungi. Niatan untuk damai pun sudah didengkungkan dan itu menjadi sinyal sangat positif.
"Walau tidak bertemu Persebaya di fase wilayah, ada kemungkinan bertemu di delapan besar. Sebenarnya agak mengecewakan tak bertemu Persebaya karena pertandingan itu sangat berpotensi mendatangkan pemasukan besar untuk Arema," ujar Media Officer Arema Cronous Sudarmaji.
Untuk pertandingan selevel Arema kontra Persebaya, diperkirakan klub bakal meraup Rp1,5 miliar untuk pertandingan kandang. Stadion Kanjuruhan bahkan tidak akan menampung banjir Aremania yang ingin menyaksikan klubnya mengalahkan beratnya itu.
Pertandingan derby panas kedua adalah pertemuan Persela Lamongan kontra Persebaya Surabaya yang sama-sama bergabung di bagian timur. Kedua klub tersebut sebenarnya tidak memiliki sejarah tertentu jika berbicara rivalitas di kompetisi level atas.
Namun atmosfir panas justru terpicu oleh supporter kedua klub yang kurang harmonis. Puncaknya beberapa musim lalu ketika ada supporter Bonek meninggal saat melintas di Lamongan untuk menyaksikan pertandingan Persebaya 1927 lawan Persibo Bojonegoro di pentas Indonesian Premier League (ISL).
Sejak saat itu hubungan Bonek dan LA Mania tidak lagi sedap. Kemungkinan di ISL nanti kedua supporter tidak akan saling mengunjungi ketika laga digelar di Gelora Bung Tomo maupun Stadion Surajaya. Selain dua derby tersebut, pertandingan yang mempertemukan klub Jawa Timur relatif kondusif.
Persegres Gresik United dan Persepam Madura United praktis tidak memiliki rival klasik. Keduanya bisa melakoni pertandingan di grupnya masing-masing dengan tenang tanpa ancaman berarti. Musim lalu bisa dijadikan gambaran bahwa Persepam dan Persegres bisa bersahabat dengan semua klub.
Arema Cronous berada di wilayah barat, sedangkan Persebaya di wilayah timur. Sekilas ini meringankan beban aparat keamanan karena pertemuan kedua klub tersebut selalu menyajikan gesekan supporter, bahkan di luar lapangan sekali pun dan itu sudah sering terjadi.
Pertandingan derby yang melibatkan emosi hanya terjadi antara Arema Cronous kontra Persik Kediri. Walau rivalitas Arema-Persik tidak sepanas Arema-Persebaya, tapi pertemuan keduanya selalu menghadirkan perseteruan sengit. Supporter Aremania dan Persikmania juga tak begitu akur.
Arema dan Persik sebenarnya sudah bertemu musim ini, yakni di East Java Tournament 2013 lalu Tapi rivalitas belum begitu kentara karena Persik sendiri secara kekuatan belum siap. Situasi tentunya bakal berbeda jika keduanya berseteru di kompetisi level ISL.
Namun tanda-tanda bakal terjadinya gesekan supporter juga belum diketahui dengan pasti. Sebab saat keduanya masih di ISL tiga musim lalu, supporter tidak lagi saling mengunjungi. Niatan untuk damai pun sudah didengkungkan dan itu menjadi sinyal sangat positif.
"Walau tidak bertemu Persebaya di fase wilayah, ada kemungkinan bertemu di delapan besar. Sebenarnya agak mengecewakan tak bertemu Persebaya karena pertandingan itu sangat berpotensi mendatangkan pemasukan besar untuk Arema," ujar Media Officer Arema Cronous Sudarmaji.
Untuk pertandingan selevel Arema kontra Persebaya, diperkirakan klub bakal meraup Rp1,5 miliar untuk pertandingan kandang. Stadion Kanjuruhan bahkan tidak akan menampung banjir Aremania yang ingin menyaksikan klubnya mengalahkan beratnya itu.
Pertandingan derby panas kedua adalah pertemuan Persela Lamongan kontra Persebaya Surabaya yang sama-sama bergabung di bagian timur. Kedua klub tersebut sebenarnya tidak memiliki sejarah tertentu jika berbicara rivalitas di kompetisi level atas.
Namun atmosfir panas justru terpicu oleh supporter kedua klub yang kurang harmonis. Puncaknya beberapa musim lalu ketika ada supporter Bonek meninggal saat melintas di Lamongan untuk menyaksikan pertandingan Persebaya 1927 lawan Persibo Bojonegoro di pentas Indonesian Premier League (ISL).
Sejak saat itu hubungan Bonek dan LA Mania tidak lagi sedap. Kemungkinan di ISL nanti kedua supporter tidak akan saling mengunjungi ketika laga digelar di Gelora Bung Tomo maupun Stadion Surajaya. Selain dua derby tersebut, pertandingan yang mempertemukan klub Jawa Timur relatif kondusif.
Persegres Gresik United dan Persepam Madura United praktis tidak memiliki rival klasik. Keduanya bisa melakoni pertandingan di grupnya masing-masing dengan tenang tanpa ancaman berarti. Musim lalu bisa dijadikan gambaran bahwa Persepam dan Persegres bisa bersahabat dengan semua klub.
(wbs)