Kembalikan nama besar, Persebaya kuras Rp25 miliar

Jum'at, 31 Januari 2014 - 06:35 WIB
Kembalikan nama besar,...
Kembalikan nama besar, Persebaya kuras Rp25 miliar
A A A
Sindonews.com - "Persebaya is Back". Slogan itulah yang diusung Persebaya jelang bergulirnya kompetisi Indonesia Super League (ISL), Sabtu (1/2). Sebuah simbol semangat kebangkitan di tengah konflik yang tak henti mendera tim berjuluk Bajol Ijo itu.

Ya, bicara Persebaya memang tak bisa lepas dari sejarah panjang sepak bola negeri ini. Meski diterpa berbagai masalah, termasuk dualisme klub. Kenyataannya, klub berkostum kebesaran hijau-hijau itu
tetap bertahan hingga sekarang.

Sekilas, slogan "Persebaya is Back" bisa diartikan kembalinya Persebaya ke pentas kasta tertinggi sepak bola nasional, ISL. Sebab, tim yang berada di bawah bendera PT. Mitra Muda Inti Berlian (MMIB), dua musim sebelumnya harus berjuang di Divisi Utama sebelum akhirnya musim ini berhasil kembali promosi ke tangga ISL.

Pengalaman pahit sempat ditelan Persebaya mengarungi musim pertama di Divisi Utama musim 2011-2012. Saat itu, tim yang dilatih Subangkit begitu perkasa di babak reguler dengan status juara grup.

Sayangnya, di babak delapan besar mengalami kegagalan dan harus kembali bertahan di Divisi Utama. Berbekal pengalaman pahit, perombakan besar dilakukan mulai jajaran manajemen hingga pemain. Beberapa pemain berdarah "hijau" seperti Uston Nawawi direkrut.

Pelatih bertangan dingin Miroslav Janu didatangkan. Sayangnya, Janu akhirnya meninggal dunia sebelum kompetisi dimulai karena mengalami serangan jantung. Asisten Pelatih Tony Ho yang meneruskan perjalanan tim berhasil membawa tim melawati Divisi Utama dengan mulus. Persebaya mendapatkan tiket promosi ISL dengan status juara Divisi Utama.

Hebatnya lagi, menjadi satu-satunya tim yang tidak terkalahkan sepanjang musim baik babak reguler hingga putaran final. Dua musim berjuang di Divisi Utama tentu bukan perjalanan pendek. Uang miliaran rupiah sudah pasti dikeluarkan. Wajar jika manajemen tak ingin hanya sekadar menumpang lewat setelah berhasil kembali ke ISL musim ini.

"Cita-cita kita bersama untuk mengembalikan Persebaya ISL tidak mudah. Sebentar lagi tantangan baru akan kita hadapi, mengembalikan kebesaran nama Persebaya di kasta kompetisi tertinggi," ujar Presiden Klub Persebaya Diar Kusuma Putra.

Tekad, mengembalikan Persebaya sebagai raksasa sepakbola Indonesia memang begitu besar. Dibuktikan dengan belanja besar-besaran di bursa pemain. Bisa dibilang Persebaya menjadi tim yang paling layak membeli pemain. Tercatat, dua pemain asingnya berstatus sebagai lima besar pemain termahal di Indonesia.

Dari rilis yang dikeluarkan PT Liga Indonesia, striker Greg Nwokolo didatangkan Persebaya dari Arema Malang dengan biaya Rp2,5 miliar. Mencatatkan diri sebagai pemain termahal musim ini. Sementara
Emannuel "Pancho" Kenmogne masuk dalam urutan ketiga pemain termahal dengan kontrak Rp 1,5 miliar semusim.

Bukan hanya itu, Persebaya juga mendatangkan empat pemain Timnas U-23 dan beberapa mantan pemain Timnas senior. Empat pemain bola Garuda Muda, adalah Fandi Utomo, Dedi Kusnadar, Manahati Lesthusen dan Alfin Ismail Tualasamony. Sedangkan, mantan pemain Timnas mulai dari dua kiper Jendri Pitoy dan Ferry Rutinsulo. Disusul M. Ilham, Leo Saputra dan Ricardo Salmpesy.

Kombinasi pemain muda dan senior yang sudah menghabiskan dana sekitar Rp 25 miliar itu diharapkan bisa membawa Persebaya minimal berada di urutan tiga besar, "Sponsor utama minimal meminta kita berada di urutan tiga besar. Tapi kita dan juga masyarakat sepak bola Surabaya tentu ingin menjadi yang terbaik, " tandas Diar Kusuma Putra.

Disadari Diar, dalam sepak bola uang bukan segalanya. Pemain berharga mahal tidak menjadi jaminan bisa menjadi juara, "Kami butuh dukungan semua pihak, tidak bisa berjuang sendirian, " ucap pria yang juga menjabat Wakil Ketua Kadin Jatim ini.

Dalam perjalanan membangun tim berbagai kritikan sempat mendera. Mulai dari terlalu banyak pemain "uzur" hingga minim pemain berdarah Surabaya, "Ini musim pertama kami di ISL, kita sudah punya rencana jangka panjang. Jika berhasil melawati musim ini dengan baik, musim kedua nanti baru kita mulai kombinasikan dengan putra daerah yang benar-benar punya kualitas,"ucap Direktur Olahraga Persebaya Dhimam Abror.

Apa pun startegi manajemen Persebaya dalam membagun tim, masih harus ditunggu hasilnya hingga akhir musim nanti. Akankan slogan, "Persebaya is Back", membuat Persebaya kembali menyandang sebagai tim bernyali prestasi?.
(aww)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5724 seconds (0.1#10.24)