Membeli simpati pendukung Persebaya dengan prestasi
A
A
A
Sindonews.com - Ironi mewarnai perjalanan Persebaya dalam menyongsong pentas Indonesia Super League (ISL) 2014. Bayangkan, meski menyandang sebagai tim kaya karena memiliki dua pemain termahal di Indonesia, namun Persebaya juga menyandang status "nomaden".
Maklum, selama tiga bulan persiapan, Greg Nwokolo dkk harus berpindah-pindah tempat latihan. Ini imbas dari manajemen Persebaya yang enggan memakai Lapangan Karanggayam dan Mes Eri Irianto milik Pemkot Surabaya. Padahal, dua tempat tersebut sangat identik dengan nama Persebaya sebagai homebase.
Manajemen Persebaya memilih mengontrak dua buah rumah di kawasan Dukuh Menanggal, Surabaya berdekatan dengan Lapangan Nanggala yang sudah dua musim ini dipakai sebagai tempat latihan. Celakanya, di Lapangan Nanggala, Persebaya harus berbagai dengan tim-tim lokal, rata-rata sehari hanya bisa memakai sekali, pagi atau sore.
Akibatnya, Greg Nwokolo dkk. harus berpindah lokasi latihan bukan hanya di Surabaya saja. Mulai dari Lapangan Pogar, Pasuruan, Lapangan Jenggolo, Sidoarjo, Lapangan Gedangan, Sidoarjo hingga Lapangan Sier, di kawasan Rungkut Industri, Surabaya. Ini dilakukan karena Persebaya juga tidak mendapatkan izin latihan di Stadion Gelora Bung Tomo maupun Gelora 10 November, Surabaya.
Menyandang status sebagai "tim pengembara" alias nomaden, tidak membuat RD berkecil hati. Justru mantan pelatih Timnas U 23 ini yakin, akan membuat kebersamaan dalam timnya semakin kuat, "Saya punya punya prinsip, kondisi sulit akan membuat tim ini akan lebih solid,"tandasnya.
Sementara manajemen Persebaya juga enggan berkonfrontasi dengan Pemkot Surabaya yang terlihat belum rela memberikan fasilitas dan sarana kepada Persebaya karena imbas dualisme tim. "Harus kita jadikan motivasi memberikan yang terbaik untuk Surabaya melalui sepak bola,''ucap Diar.
Memang prestasi akan menjadi salah satu jalan agar Persebaya mendapatkan simpati. Sudah terbukti, ketika Persebaya berhasil lolos ke babak delapan besar Divisi Utama musim lalu, antusias suporter mulai tinggi. Tak kurang dari 5.000 bonek - julukan pendukung Persebaya - ikut berjuang memberikan dukungan di Stadion Manahan Solo.
Kepercayaan yang mulai tumbuh, harusnya dijaga Persebaya dengan torehan prestasi. Meski dalam perjalanan nanti, akan ada gejolak yang besar kemungkinan akan datang.
Maklum, selama tiga bulan persiapan, Greg Nwokolo dkk harus berpindah-pindah tempat latihan. Ini imbas dari manajemen Persebaya yang enggan memakai Lapangan Karanggayam dan Mes Eri Irianto milik Pemkot Surabaya. Padahal, dua tempat tersebut sangat identik dengan nama Persebaya sebagai homebase.
Manajemen Persebaya memilih mengontrak dua buah rumah di kawasan Dukuh Menanggal, Surabaya berdekatan dengan Lapangan Nanggala yang sudah dua musim ini dipakai sebagai tempat latihan. Celakanya, di Lapangan Nanggala, Persebaya harus berbagai dengan tim-tim lokal, rata-rata sehari hanya bisa memakai sekali, pagi atau sore.
Akibatnya, Greg Nwokolo dkk. harus berpindah lokasi latihan bukan hanya di Surabaya saja. Mulai dari Lapangan Pogar, Pasuruan, Lapangan Jenggolo, Sidoarjo, Lapangan Gedangan, Sidoarjo hingga Lapangan Sier, di kawasan Rungkut Industri, Surabaya. Ini dilakukan karena Persebaya juga tidak mendapatkan izin latihan di Stadion Gelora Bung Tomo maupun Gelora 10 November, Surabaya.
Menyandang status sebagai "tim pengembara" alias nomaden, tidak membuat RD berkecil hati. Justru mantan pelatih Timnas U 23 ini yakin, akan membuat kebersamaan dalam timnya semakin kuat, "Saya punya punya prinsip, kondisi sulit akan membuat tim ini akan lebih solid,"tandasnya.
Sementara manajemen Persebaya juga enggan berkonfrontasi dengan Pemkot Surabaya yang terlihat belum rela memberikan fasilitas dan sarana kepada Persebaya karena imbas dualisme tim. "Harus kita jadikan motivasi memberikan yang terbaik untuk Surabaya melalui sepak bola,''ucap Diar.
Memang prestasi akan menjadi salah satu jalan agar Persebaya mendapatkan simpati. Sudah terbukti, ketika Persebaya berhasil lolos ke babak delapan besar Divisi Utama musim lalu, antusias suporter mulai tinggi. Tak kurang dari 5.000 bonek - julukan pendukung Persebaya - ikut berjuang memberikan dukungan di Stadion Manahan Solo.
Kepercayaan yang mulai tumbuh, harusnya dijaga Persebaya dengan torehan prestasi. Meski dalam perjalanan nanti, akan ada gejolak yang besar kemungkinan akan datang.
(aww)