Suporter koma, Persiba siapkan opsi mundur dari ISL
A
A
A
Sindonews.com - Satu orang menjadi korban bentrokan antar suporter usai laga Persiba Bantul melawan Persiram Raja Ampat di Stadion Sultan Agung, Sabtu (8/2) kemarin. Korban bernama Jupita, 32, masih dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih dan masih dalam keadaan koma.
Menurut teman dan juga tetangga dekat korban, Dwi Budi Santoso, 20 warga Cegokan, Wonolelo, Pleret, Bantul, Jupita terkena pukulan di kepala bagian belakangnya. "Dipukul pakai helm kena belakang kepala," katanya, ditemui di rumah sakit.
Pertandingan perdana laga home bagi Persiba Bantul tersebut sebelum kick-off memang sempat ada insiden kecil bentrokan antarsuporter Laskar Sultan Agung. Yaitu, antara Pasukan Suporter Militan Bantul (Paserbumi) dengan Curva Nord Famiglia (CNF). Namun, kejadian tersebut bisa ditenangkan oleh pihak petugas dari kepolisian maupun TNI.
Lanjut Dwi, selama jalannya pertandingan ada seorang anak Paserbumi yang melintasi di depan rombongan CNF. Kemudian, anak tersebut mendapatkan pukulan, dan menimbulkan situasi yang kembali memanas.
Usai pertandingan, kembali terjadi keributan antar kelompok suporter tersebut. Jupita pun menjadi korban dengan mendapat pukulan menggunakan helm di kepala bagian belakang. "Sekitar 15 menit Mas Jupita masih sadar. Katanya, rasanya sedikit sakit. Tapi, setelah itu dia terjatuh tak sadar," ujarnya.
Jupita pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Dia masih dirawat di ruang Elizabeth lantai 2 dengan kondisi tak sadarkan diri. Bahkan, sempat pernapasannya berhenti. Pihak keluarga, teman, maupun suporter masih belum diperbolehkan masuk ke dalam ruang perawatannya. Atas kejadian ini, Ketua Umum Persiba Bantul Idham Samawi mengeluarkan tiga opsi untuk pertandingan selanjutnya.
Yaitu, mengundurkan diri dari kompetisi Indonesia Super League (ISL), tanpa penonton di setiap pertandingan home, atau pindah kandang. "Saya syok atas kejadian ini. Saya tak rela jika putra-putra Bantul jadi korban urusan konyol seperti ini," tuturnya.
Kejadian tersebut memang menambah masalah Persiba Bantul dalam mengarungi kompetisi di kasta tertinggi PT. Liga Indonesia musim 2014. Pasalnya, Laskar Sultan Agung saat ini masih terkendala masalah finansial. Yaitu, tidak lebih dari Rp200 juta di dalam kas.
Lanjut Idham, saat ini, Persiba hanya bisa menunggu revenue sharing dari PT. Liga Indonesia sejumlah Rp2 miliar. Dana tersebut dikabarkan akan diberikan pada Februari ini sebesar Rp1 miliar dan sisanya pada pertengahan kompetisi.
Menurut teman dan juga tetangga dekat korban, Dwi Budi Santoso, 20 warga Cegokan, Wonolelo, Pleret, Bantul, Jupita terkena pukulan di kepala bagian belakangnya. "Dipukul pakai helm kena belakang kepala," katanya, ditemui di rumah sakit.
Pertandingan perdana laga home bagi Persiba Bantul tersebut sebelum kick-off memang sempat ada insiden kecil bentrokan antarsuporter Laskar Sultan Agung. Yaitu, antara Pasukan Suporter Militan Bantul (Paserbumi) dengan Curva Nord Famiglia (CNF). Namun, kejadian tersebut bisa ditenangkan oleh pihak petugas dari kepolisian maupun TNI.
Lanjut Dwi, selama jalannya pertandingan ada seorang anak Paserbumi yang melintasi di depan rombongan CNF. Kemudian, anak tersebut mendapatkan pukulan, dan menimbulkan situasi yang kembali memanas.
Usai pertandingan, kembali terjadi keributan antar kelompok suporter tersebut. Jupita pun menjadi korban dengan mendapat pukulan menggunakan helm di kepala bagian belakang. "Sekitar 15 menit Mas Jupita masih sadar. Katanya, rasanya sedikit sakit. Tapi, setelah itu dia terjatuh tak sadar," ujarnya.
Jupita pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Dia masih dirawat di ruang Elizabeth lantai 2 dengan kondisi tak sadarkan diri. Bahkan, sempat pernapasannya berhenti. Pihak keluarga, teman, maupun suporter masih belum diperbolehkan masuk ke dalam ruang perawatannya. Atas kejadian ini, Ketua Umum Persiba Bantul Idham Samawi mengeluarkan tiga opsi untuk pertandingan selanjutnya.
Yaitu, mengundurkan diri dari kompetisi Indonesia Super League (ISL), tanpa penonton di setiap pertandingan home, atau pindah kandang. "Saya syok atas kejadian ini. Saya tak rela jika putra-putra Bantul jadi korban urusan konyol seperti ini," tuturnya.
Kejadian tersebut memang menambah masalah Persiba Bantul dalam mengarungi kompetisi di kasta tertinggi PT. Liga Indonesia musim 2014. Pasalnya, Laskar Sultan Agung saat ini masih terkendala masalah finansial. Yaitu, tidak lebih dari Rp200 juta di dalam kas.
Lanjut Idham, saat ini, Persiba hanya bisa menunggu revenue sharing dari PT. Liga Indonesia sejumlah Rp2 miliar. Dana tersebut dikabarkan akan diberikan pada Februari ini sebesar Rp1 miliar dan sisanya pada pertengahan kompetisi.
(aww)