Gawat, PSMS terancam turun takhta
A
A
A
Sindonews.com - Ancaman besar menghadang PSMS Medan jika tidak berkompetisi di Divisi Utama Liga Indonesia 2014/2015. Pasukan Ayam Kinantan akan turun takhta ke Divisi II atau III bila tak lolos verifikasi oleh Badan Liga Indonesia.
Sanksi ini akan dijalani bila persoalan yang tengah dihadapi PSMS tak selesai hingga batas akhir verifikasi 28 Februari mendatang. "Ya, itu dampak terburuk yang harus diterima bila PSMS tidak selesaikan persoalan-persoalannya hingga batas akhir verifikasi. Itu ada peraturannya," ungkap Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja.
Bila sanksi ini benar-benar terjadi, maka PSMS hanya menjadi penonton musim ini dan akan menjadi peserta di Divisi II atau Divisi III musim mendatang. "Kita lihat keputusan rapat Exco PSSI, mereka yang putuskan. Memang ada peraturannya, bila tidak lolos verifikasi, maka akan turun ke satu atau dua peringkat Divisi," jelasnya.
Tim verifikasi yang tengah memproses para calon peserta Divisi Utama 2014/2015, tidak memasukan PSMS Medan dalam kunjungannya ke Sumatera Utara. Hanya tiga tim yang diverifikasi Badan Liga Indonesia, yakni, PS Kwarta, Pro Duta dan Bintang Jaya Asahan.
Pria yang akrab disapa King itu mengatakan, kunjungan tim Badan Liga Indonesia memang tidak memverifikasi tim berjuluk Ayam Kinantan itu, melainkan hanya ketiga klub itu saja. "Jadwalnya (verifikasi) untuk Pro Duta, Kwarta dan Bintang Jaya Asahan saja," jelasnya.
King mengakui tidak diverifikasinya PSMS Medan karena masih berkutat dengan permasalahan yang dihadapi. Pekerjaan rumah yang tengah dihadapi PSMS Medan memang belum selesai. Persoalan-persoalan tersebut pula yang menjadi fokus PSSI Pusat untuk diselesaikan pengurus. Yakni, tunggakan gaji dan aroma dualisme kepengurusan.
"Memang harus segera diselesaikan persoalan itu dan juga soal perubahan AD/ART, kontrak pemain, akta pemain, sampai batas akhir verifikasi. Tunggakan gaji memang belum selesai semua, tinggal beberapa pemain dan pelatih. Soal AD/ART, anggota klub meminta diplenokan dan juga soal badan usaha tidak dicantumkan dalam AD/ART," jelasnya.
Selain itu, anggota klub juga meminta badan usaha PSMS Medan, yakni PT Pesemes Medan, tidak dicantumkan dalam AD/ART. Namun, PT Pesemes Medan hanya sebatas operator yang mengelola PSMS Medan, bukan pemilik.
"Juga soal tiga klub yang tidak hadir saat RALB, anggota meminta untuk memasukkan semua anggota klub, yakni 40 ditulis dalam laporan. Karena anggota klub meminta, tidak hadir RALB, bukan berarti haknya sebagai anggota PSMS dicabut," tuturnya.
Seluruh persoalan itu, lanjut King, tengah diselesaikan pengurus. Termasuk mengandeng Indra Sakti Harahap untuk bersatu membangun PSMS.
Sanksi ini akan dijalani bila persoalan yang tengah dihadapi PSMS tak selesai hingga batas akhir verifikasi 28 Februari mendatang. "Ya, itu dampak terburuk yang harus diterima bila PSMS tidak selesaikan persoalan-persoalannya hingga batas akhir verifikasi. Itu ada peraturannya," ungkap Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja.
Bila sanksi ini benar-benar terjadi, maka PSMS hanya menjadi penonton musim ini dan akan menjadi peserta di Divisi II atau Divisi III musim mendatang. "Kita lihat keputusan rapat Exco PSSI, mereka yang putuskan. Memang ada peraturannya, bila tidak lolos verifikasi, maka akan turun ke satu atau dua peringkat Divisi," jelasnya.
Tim verifikasi yang tengah memproses para calon peserta Divisi Utama 2014/2015, tidak memasukan PSMS Medan dalam kunjungannya ke Sumatera Utara. Hanya tiga tim yang diverifikasi Badan Liga Indonesia, yakni, PS Kwarta, Pro Duta dan Bintang Jaya Asahan.
Pria yang akrab disapa King itu mengatakan, kunjungan tim Badan Liga Indonesia memang tidak memverifikasi tim berjuluk Ayam Kinantan itu, melainkan hanya ketiga klub itu saja. "Jadwalnya (verifikasi) untuk Pro Duta, Kwarta dan Bintang Jaya Asahan saja," jelasnya.
King mengakui tidak diverifikasinya PSMS Medan karena masih berkutat dengan permasalahan yang dihadapi. Pekerjaan rumah yang tengah dihadapi PSMS Medan memang belum selesai. Persoalan-persoalan tersebut pula yang menjadi fokus PSSI Pusat untuk diselesaikan pengurus. Yakni, tunggakan gaji dan aroma dualisme kepengurusan.
"Memang harus segera diselesaikan persoalan itu dan juga soal perubahan AD/ART, kontrak pemain, akta pemain, sampai batas akhir verifikasi. Tunggakan gaji memang belum selesai semua, tinggal beberapa pemain dan pelatih. Soal AD/ART, anggota klub meminta diplenokan dan juga soal badan usaha tidak dicantumkan dalam AD/ART," jelasnya.
Selain itu, anggota klub juga meminta badan usaha PSMS Medan, yakni PT Pesemes Medan, tidak dicantumkan dalam AD/ART. Namun, PT Pesemes Medan hanya sebatas operator yang mengelola PSMS Medan, bukan pemilik.
"Juga soal tiga klub yang tidak hadir saat RALB, anggota meminta untuk memasukkan semua anggota klub, yakni 40 ditulis dalam laporan. Karena anggota klub meminta, tidak hadir RALB, bukan berarti haknya sebagai anggota PSMS dicabut," tuturnya.
Seluruh persoalan itu, lanjut King, tengah diselesaikan pengurus. Termasuk mengandeng Indra Sakti Harahap untuk bersatu membangun PSMS.
(aww)